Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah, Kabupaten Bandung
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Indeks adalah ukuran pembangunan suatu negara yang berdasar pada angka harapan hidup, tingkat pendidikan, melek huruf dan standar hidup. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka merupakan sebuah keharusan bagi pemerintah untuk melakukan berbagai upaya dalam membangun manusia yang berkualitas.
Hal inilah yang mendasari rencana pembangunan universitas di daerah Soreang Kabupaten Bandung, seperti yang dilansir jurnal Soreang (07/10/20). Kota Soreang sebagai ibukota Kabupaten Bandung bisa menjadi kota pendidikan yang ramai dengan mahasiswa. Rencananya Politeknik Sekokah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) akan berdiri di Kota Soreang seluas 15 hektare dengan pembebasan lahan saat ini sudah 13 hektare."Diharapkan adanya politeknik ini bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung yang kini 72,14," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily.
Bertolak dari tingkat pendidikan, dari situlah harapan-harapan masyarakat muncul untuk merubah diri menjadi lebih baik, nyaman dan berpengetahuan terutama lewat pendidikan. Karena dengan pendidikan menjadikan manusia lebih dewasa, lebih berpengalaman, dan lebih berpengetahuan untuk bisa menempatkan segala kemampuan yang dimiliki, dan memperoleh segala sesuatu yang diinginkan sesuai dengan jalurnya.
Sayangnya sekulerisme dan kapitalisme adalah dasar bagi sistem di negeri ini termasuk sistem pendidikan. Sekulerisme membuat sistem ditentukan menurut hawa nafsu manusia. Sistem akhirnya sarat kepentingan termasuk kepentingan bisnis. Sekulerisme pula yang membuat pendidikan di negeri ini jauh dari membentuk ketakwaan, akhlak mulia dan kepribadian Islami anak.
Kapitalisme yang bertumpu pada manfaat materi menjadikan sistem pendidikan lebih menitik-beratkan pada materi ajar yang bisa memberikan manfaat materil termasuk memenuhi keperluan dunia usaha. Pendidikan akhirnya lebih menitik beratkan pada penguasaan sains teknologi dan keterampilan. Prestasi dan keberhasilan pendidikan pun hanya diukur dari nilai-nilai akademis, tanpa memperhatikan bagaimana keimanan, ketakwaan, akhlak, perilaku, kepribadian dan karakter anak didik. Sehingga wajar saja, jika hasilnya karakter anak didik jauh dari kepribadian Islam dan akhlak mulia.
Tujuan membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, memiliki karakter, menguasai sains teknologi dan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan hanya bisa diwujudkan melalui sistem pendidikan Islam.
Sistem pendidikan Islam menjadikan akidah Islamiyah sebagai dasarnya. Karena itu keimanan dan ketakwaan juga akhlak mulia akan menjadi fokus yang ditanamkan pada anak didik. Halal haram akan ditanamkan menjadi standar. Dengan begitu anak didik dan masyarakat nantinya akan selalu mengaitkan peristiwa dalam kehidupan mereka dengan keimanan dan ketakwaannya.
Dengan semua itu, pendidikan Islam akan melahirkan pribadi muslim yang taat kepada Allah; mengerjakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Ajaran Islam akan menjadi bukan sekedar hapalan tetapi dipelajari untuk diterapkan, dijadikan standar dan solusi dalam mengatasi seluruh persoalan kehidupan.
Ketika hal itu disandingkan dengan materi sains, teknologi dan keterampilan, maka hasilnya adalah manusia-manusia berkepribadian Islam sekaligus pintar dan terampil. Kepintaran dan keterampilan yang dimiliki itu akan berkontribusi positif bagi perbaikan kondisi dan tarap kehidupan masyarakat.
Untuk mewujudkan semua itu, Islam menetapkan bahwa negara wajib menyediakan pendidikan yang baik dan berkualitas secara gratis untuk seluruh rakyatnya. Daulah Islamiyah wajib menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan. Membangun gedung-gedung sekolah dan kampus, menyiapkan buku-buku pelajaran, laboratorium untuk keperluan pendidikan dan riset, serta memberikan tunjangan penghidupan yang layak baik bagi para pengajar maupun kepada para pelajar. Dengan dukungan sistem Islam lainnya khususnya sistem Ekonomi Islam maka hal itu akan sangat mudah direalisasikan.
Wallahu a’lam bi-ashawwab.
Post a Comment