Oleh : Khaulah Aktivis BMI Kota Kupang
Sejarah memiliki arti penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Memang, darinya tidak lahir peraturan. Tetapi dengannya, kita mampu melihat bagaimana kondisi masa lampau. Mengetahui kegemilangan diraih tatkala diterapkan peraturan yang mana. Oleh karenanya, sejarah tak boleh dieliminasi atau dikurang-kurangi kadarnya.
Tetapi memang begitulah tabiat manusia. Selalu memperturutkan ego. Mempertuankan akal lantas mengesampingkan syariat.
Baru-baru ini muncul wacana bahwasanya pelajaran sejarah tidak masuk kurikulum wajib bagi siswa SMA sederajat. Pihak Kemendikbud pun mersepons dengan mengatakan bahwa kabar tersebut tak benar. Akan tetapi, Kemendikbud berencana menyederhanakan kurikulum pendidikan. Begitu yang diungkap Totok Suprayitno selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perbukuan Kemendikbud. (cnnindonesia.com, Sabtu 19 September 2020).
Terkait penyederhanaan kurikulum sejarah, Retno Listyarti, Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut berkomentar. Bahwa ada muatan-muatan kurikulum sejarah dan materi pelajaran sejarah yang harus direvisi. Yaitu terkait sejarah perang dengan pertimbangan agar generasi muda tak terperangkap menyelesaikan masalah dengan kekerasan. (medcom.id, 20/9/2020).
Bagaimana mungkin muatan dalam pelajaran sejarah terkait perang perlu direvisi? Bahkan dengan pertimbangan yang rendah kualitasnya. Padahal seharusnya sejarah perang perlu diketahui generasi muda. Dengan begitu muncul ghirah Islam dalam diri mereka. Apalagi ghira h Islam memang sangat dibutuhkan untuk meraih kembali kegemilangan.
Dengan ghirah Islam, generasi muda bisa menyingkap segala kebusukan sistem kapitalisme sekuler hari ini, membawa bangsa menuju kegemilangan yang hakiki.
Serta mengeliminasi segala bentuk penyembahan kepada selain-Nya.
Jika menyelisik, rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan justru berbahaya. Mengapa demikian? karena mata pelajaran sejarah tak lagi wajib dipelajari. Umat akan buta terhadap sejarah bangsanya. Umat akan kehilangan memori terkait kebiadaban PKI serta jasa ulama yang ditorehkan untuk negeri. Yang paling urgen ialah benang merah terkait jejak Khilafah di Nusantara tidak menyentil benak umat.
Bukankah sejarah penting bagi kemajuan sebuah bangsa? Lantas mengapa perlu dilakukan penyederhanaan? Bukankah sebaiknya direkonstruksi untuk menuai kembali kejayaan dan kegemilangan yang lalu?
Ya, sejarah, khususnya sejarah Islam sangat urgen untuk dipelajari. Tidak boleh direduksi, agar umat tida buta sejarah. Apalagi terkait jejak Khilafah di negeri ini. Hal ini sangat penting untuk diajarkan.
Dengan mata pelajaran sejarah yang memuat jejak khilafah, umat tentu akan sadar bahwa bangsa ini terbebas dari jeratan penjajah karenanya. Dukungan penuh khilafah terhadap ulama-ulama di negeri ini yang mengantarkan bangsa ini keluar dari lembah penjajahan. khilafah
berperan penting bagi kemerdekaan bangsa ini.Sejarah sangat penting, karena kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa lampau. Dengan sejarah kita mengetahui cara penerapan peraturan. Dengan sejarah, kita bisa mengembalikan kegemilangan yang pernah didapatkan.
Islam memposisikan sejarah guna melihat masa lampau demi kebaikan esok hari serta kebaikan akhirat. Melihat masa lalu lantas mengikuti ritme pendahulu dalam menyongsong kegemilangan. Hal ini bukan berarti terjerat romantisme sejarah. Sekali-kali bukan. Tetapi memang begitu adanya. Bahkan, kegemilangan Islam diakui sejarawan non-Muslim. Seperti ungkapan Montgomery Watt, yaitu “Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.” Tentu saja, kegemilangan diraih salah satunya karena generasi belajar dari sejarah.
Merupakan kewajiban bagi kaum Muslim untuk belajar sejarah, khususnya sejarah Islam. Kaum Muslim juga dilarang menafikan sebagian atau seluruh bagian sejarah Islam karena adanya sisi-sisi kelam sejarah. Sejarah Islam harus diakui keseluruhannya, lantas belajar darinya.
Dengan sejarah yang jujur dan benar kaum muslim secara sadar akan melihat kembali kegemilangan peradaban Islam pada masa lampau. Dengan begitu berpotensi memunculkan ghirah untuk menghadirkan kembali kegemilangan Islam.
Urgensitas sejarah dalam pandangan Islam yang dipaparkan selaras dengan kurikulum pendidikan pada sistem Islam. Dimana, sejarah dipandang sebagai mata pelajaran yang penting sehingga wajib diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Karena sejarah merupakan bagian dari tsaqafah Islam, maka dalam mempelajarinya umat harus menjadikan akidah Islam sebagai standarnya.
Khilafah juga sangat memurnikan sejarah yaitu dengan menunjuk ahli sejarah untuk melakukan riset terhadap sejarah terkait. Dengan begitu, mata pelajaran sejarah yang termaktub dalam kurikulum pendidikan Islam ialah sejarah yang benar lagi jujur. Sejarah yang diajarkan dan merasuk dalam memori generasi pastilah sejarah yang sahih.
Dengan begitu, generasi-generasi yang lahir dari rahim khilafah tentunya memiliki kepribadian Islam yang kuat. Generasi seperti itulah yang menjadi tonggak peradaban, menciptakan kegemilangan Islam. Oleh karena itu sangat urgen untuk merekonstruksi pelajaran sejarah, bukan malah mereduksinya. Tentunya tujuannya demi kejayaan negeri.
Wallahu a’lam bishshawab.
Post a Comment