Oleh: Setya Kurniawati
(Aktivis BMI Malang dan Pena Langit)
Demam korea di Indonesia sudah menjamur di berbagai kalangan, baik K-pop maupun K-dramanya. Pada acara peringatan 100 tahun hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan melalui konferensi video, wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pun menyatakan :
“Saat ini anak muda di berbagai pelosok Indonesia juga mulai mengenal artis K-Pop dan gemar menonton drama Korea. Maraknya budaya K-Pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri”.
Dari pernyataan Beliau timbul pertanyaan. Benarkah K-Wave dapat menginspirasi?
Apabila kita cermati bersama generasi muda-mudi melihat drama korea ataupun K-pop yang menjadi inspirasinya secara mayoritas adalah dari segi budayanya yang diikuti bukan melahirkan kekreativitasan bahkan latah dan membebek dengan budaya mereka.
Budaya K-Wave merupakan budaya asing yang berbahaya bagi aqidah generasi, karena generasi Indonesia mayoritas adalah seorang muslim yang seharusnya suri teladannya adalah Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam firman Allah SWT:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allâh.” (QS al-Ahzâb [33]:21)
Budaya Korea hadir di negeri yang mayoritas muslim bahkan bisa menjamur karena sejalan dengan sistem kapitalis yang diterapakan, memiliki pandangan hidup sekuler (pemisahan antara agama dengan kehidupan) menjadikan agama hanya pada ibadah ritual sedangkan dalam menjalani kehidupan contoh pergaulan, tidak ada peran agama didalamnya. Hal ini akan berbahaya bagi generasi karena ia akan mengunduh budaya asing bahkan menabrak hal yang telah agama ajarkan.
Seharusnya seorang muslim teladannya atau yang menjadi inspirasi adalah Rasulullah SAW dan para sahabat yang dalam kehidupan mereka jelas untuk menggapai ridha Allah SWT dan tidak pernah berhenti dari aktivitas dakwah. Sehingga generasi akan disibukkan untuk menjalankan aktivitas beribadah kepada Allah SWT.
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (TQS Al-Hasyr [59]: 07).
Ayat inilah yang hendaknya menjadi pedoman bagi kita untuk mengunduh inspirasi-inspirasi kehidupan. Bagaimanapun, K-Pop dan drakor adalah ikon yang tampak menarik tapi berhilir kebahagiaan semu. Karena kebahagiaan sejatinya hanyalah mendapat ridho Allah SWT dengan kita menjadi generasi muslim yang bertaqwa.
Generasi muslim terdahulu dan para sahabat menjadikan Rasulullah SAW sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan. Salah satu contohnya ialah menerapkan islam kaffah dalam bingkai Daulah Islam, setelah Rasulullah SAW meninggal para sahabat dan generasi muslim pun tetap terus menerapkan islam kaffah dalam bingkai Khilafah. Kita hari ini belum menerapkan islam kaffah, masih ada kesempatan untuk memperjuangkannya mencontoh bagaimana Rasulullah SAW dalam menjalani kehidupan.
Post a Comment