Oleh : Neni Marya
(Mompreneur)
Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru-baru ini membuat heboh jagat maya dengan viralnya surat tentang instruksi membaca buku Muhammad Al Fatih 1435 karya Felix Y Siauw untuk meningkatkan minat literasi siswa.
Surat bernomor 420/11.09.F DISDIK tertanggal 30 September 2020 itu ditujukan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK se-provinsi Bangka Belitung yang ditandatangani Muhammad Soleh selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung.
Dalam surat tersebut, diinstruksikan kepada siswa untuk membaca buku 'Muhammad Al Fatih 1453' penulis Felix Siauw. Selanjutnya, siswa diminta merangkum isi buku tersebut dengan gaya bahasa masing-masing peserta didik. Hasil dari rangkuman buku tersebut dikumpulkan di sekolah masing-masing, kemudian pihak sekolah melaporkannya ke cabang Dinas Pendidikan Provinsi Babel dan selanjutnya cabang dinas melaporkannya ke Dinas Pendidikan Pemprov Babel.
Namun, baru sehari surat instruksi tersebut viral di media sosial, Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung langsung mengklarifikasinya. Melalui akun Twitter Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 2 Oktober 2020, dirilis pembatalan surat instruksi sebelumnya, dan menyatakan bahwa kegiatan membaca buku Muhammad Al Fatih oleh siswa dibatalkan.
Sebelumnya ada klarifikasi juga dalam akun resmi Kemendikbud yang diunggah di Youtube pada tanggal 20 September 2020 tentang penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa SMA dan sederajat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memang berencana membuat mata pelajaran sejarah menjadi tidak wajib dipelajari oleh siswa SMA dan sederajat.
Di kelas 10, sejarah digabung dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sementara Bagi kelas 11 dan 12, mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang tak bersifat wajib. Hal itu tertuang dalam file sosialisasi Kemendikbud tentang
penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional yang akan diterapkan Maret 2021 (CNNIndonesia.com, 18/09/2020).
Apa yang disampaikan Mendikbud dalam unggahan terkait klarifikasi tersebut juga sebenarnya menimbulkan tanda tanya pada umat. Ada indikasi seolah-olah ingin menjadikan sejarah tidak relevan bagi generasi muda. Beberapa pihak khawatir bahwa penghapusan mata pelajaran sejarah ini akan menghapus sejarah kelam pemberontakan PKI di negeri ini. Pernyataan berulang-ulang Mendikbud tentang relevansi sejarah dengan generasi muda dan identitas nasionalis bangsa mengungkapkan sesuatu yang juga harus diwaspadai. Setelah sebelumnya Kurikulum Depag merubah materi Khilafah menjadi hanya dimasukkan dalam mata pelajaran sejarah, maka misalkan jika di kemudian hari sejarah Islam dan Khilafah dianggap tidak relevan dan tidak sesuai dengan identitas bangsa yang nasionalis apakah nantinya juga sejarah Islam dan Khilafah tersebut akan dihilangkan juga?
Sesungguhnya sejarah bukan hanya sekadar menghafal sederetan catatan nama, tempat, dan tanggal suatu peristiwa. Sejarah adalah rangkaian rekam jejak panjang perjalanan bangsa ini, ada benang merah pada masing-masing bagian, yang padanya kita bisa mengambil ibrah. Tidak ada bagian dari sejarah yang tidak relevan. Termasuk dengan sejarah kegemilangan Islam yang sebenarnya memiliki jejak panjang di Indonesia.
Harus dipahami bahwa salah satu problem besar bangsa ini dalam melakukan perubahan profil generasi adalah tiadanya gambaran tentang sosok teladan dan sistem pendukungnya. Seorang muslim mendapatkan pelajaran langsung dari kisah-kisah di Al-Quran, kitab-kitab Sirah Nabawiyah dan Tarikh. Dan sebagai warga negara, kita akan menemukan bahwasanya Islam adalah akar dari sejarah panjang negeri ini.
Seperti buku 'Muhammad Al Fatih 1453' yang di tulis oleh Ustadz Felix Siauw. Buku ini sangat penting dibaca untuk bisa memahami kisah Muhamad Al Fatih sehingga dapat mengangkat dan menggugah mentalitas generasi agar menjadi bangsa yang unggul karena kerja kerasnya membuktikan bisyarah dari Nabi Muhammad saw.
Membaca kisah penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih akan mengingatkan kita bahwa Islam pernah berjaya di muka bumi ini. Islam menjadi umat terbaik saat syariat Allah bisa diterapkan secara kaffah dalam kehidupan nyata. Penaklukan Konstantinopel adalah tonggak sejarah yang sangat penting bagi umat Islam karena sejak saat itu Islam bersinar di seluruh penjuru dunia.
Ini adalah bagian dari sejarah kegemilangan Islam, dimana kita bisa mengambil pelajaran dari semangat dan karakter seorang panglima perang terbaik di sepanjang zaman. Beliau layak dijadikan teladan bagi para pemimpin saat ini. Pemimpin ideal tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan secara umum tapi tsaqofah keislamannya harus juga mendalam. Pemimpin muslim harus mau mengatur hidupnya dengan ajaran Islam secara kaffah. Pemimpin yang punya semangat juang untuk merealisasikan bisyaroh Rasullulah Saw karena didasari keyakinan yang kuat dan iman yang tebal serta tidak tergoyahkan oleh berbagai rintangan dan kesulitan dalam perjuangannya.
Di dalam kisah penaklukan Konstantinopel juga mengingatkan umat Islam bahwa masih ada bisyaroh Rasullulah yang belum terealisasi dan harus diwujudkan seperti halnya saat Muhammad al-Fatih dan bala tentaranya menaklukkan Konstantinopel. Penaklukan Roma dan juga kalahnya Yahudi dalam peperangan adalah janji Allah yang lain. Dan yang lebih penting lagi adalah tegaknya institusi negara dalam sistem khilafah yang akan mewujudkan semua bisyarah Rasullulah yaitu Islam dimenangkan oleh Allah dan kembali jaya dimuka bumi ini. Tidak ada satupun wilayah di muka bumi yang tidak tersentuh oleh Islam.
Bagaimanapun, belajar sejarah dan memahaminya itu sangat penting. Sama pentingnya dengan menerapkan metode penulisan dan penyampaian sejarah yang lurus, tanpa pembiasan oleh berbagai kepentingan termasuk kepentingan politik dan penguasa.
Wallahu a'lam bish showab
Post a Comment