(pemerhati generasi dan anggota MT Khairunnissa, Baltim)
"Wahai Ibu apa kabarmu saat ini?"
"Masihkah kau tangguh dengan sapaan covid yang mendera? Ataukah terpaksa beradaptasi dan menjadi terbiasa?"
Jawaban pertanyaan diatas akan beragam. Entah masih ada yang enjoy saja tidak terimbas efek pandemi. Atau sebaliknya, tergerus keadaan dan ruwetnya kebijakan.
Seorang Ibu yang seharusnya sebagai ladang kasih sayang, bisa berubah garang disaat menyesuaikan lamanya masa pandemi . Banyak kasus bermunculan terkait dengannya. Adalah keisya, bocah kembar berusia 8 tahun, tewas setelah dipukuli oleh LH , ibunya sendiri menggunakan batang sapu dan didorong hingga tersungkur. Karena kesusahan saat belajar on line.
Peran guru yang digantikannya membuat beban, stres lalu melakukan kekerasan. Pola belajar yang berubah, namun tidak semua ibu dan anak bisa beradaptasi. Baik dari fasilitas, cara pembelajaran maupun kebiasaan baru.
Selain kekerasan,
Aksi bunuh diri dipicu depresi seiring dampak wabah pandemi Covid-19 dikhawatirkan terus bertambah. Tercatat, dari bulan Juli, sebanyak lima orang warga melakukan aksi bunuh diri. Salah satunya oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Gunungpuyuh, 20 Juli lalu, karena alasan ekonomi. Itu baru di Sukabumi, belum di tempat lain.
Tak luput, meningkatnya angka perceraian saat pandemi yang mencapai angka 50 persen. Menandakan betapa kuat efek pandemi ini pada rapuhnya ketahanan keluarga.
Ibu adalah tiang Negara. Ia sosok yang sangat penting karena dari rahimnya lahir generasi gemilang penerus bangsa. Perannya tidak bisa digantikan oleh siapapun termasuk Bapak Negara.
Tentunya hanya "ibu Tangguh" dan beriman saja yang bisa diamanahi sebagai predikat *tiang negara*. Bukan sosok perempuan yang mudah terpapar virus sekulerisme. Yang tidak mau memakai ajaran agamanya secara utuh dan sempurna seperti perintah Robb nya di QS Al Baqarah: 208
اَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا ادۡخُلُوۡا فِى السِّلۡمِ کَآفَّةً ۖ وَلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِؕ اِنَّهٗ لَـکُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.
Langkah langkah setan mampu membuka celah pintu neraka melalui sosok yang Bernama IBU.
Mengutip sebuah narasi percakapan Iblis kepada anak buahnya :
"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"
Dan sistem kapitalisme berbungkus demokrasi tahu betul bagaimana membuat ibu lalai, lemah dan lelah. Menghabiskan waktunya dengan perbuatan mubah tak bermanfaat. Bahkan tersulut oleh isu gender. Menganggap mampu mengambil peran laki laki.
Lelahnya
menggoda lisannya utk berkata kasar, mudah marah hingga lupa untuk bersabar dan bersyukur. Lalu anak anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, hilanglah aura surga dlm rumah.
Ibu yang tercerabut akal sehatnya dengan suguhan hedonisme dan kebebasan yang berkiblat pada barat. Membalut paradigma pemikiran yang condong pada materi.
Sebaliknya Ibu tangguh akan bervisi akhirat dan selalu membekali dirinya dengan ilmu agama dan menerapkan apa yang didapatkannya, agar mampu menjadi sosok yang faqih fiid diin dan beramal sholih. Menghiasi dirinya dengan menutup aurat dan akhlaqul karimah. Mampu menjaga dan mengelola harta suami. Bersabar walaupun tahu kondisi yang semakin pailit, karena suami dalam masa sulit. Mampu membuatnya berputar otak agak kebutuhan Keluaganya cukup. Menguatkannya bahwa wabah ini adalah qadha Allah yang tidak bisa dihindari. Dan membangun kembali percaya dirinya. Bukan malah latah menuntut cerai.
Bersemangat dan tidak berputus asa Menjaga amanah generasi yang juga mengalami perubahan. Baik pola belajarnya maupun psikisnya yang kadang labil. Ia tahu bahwa anak adalah asetnya menuju surga. Menghujani dengan tsaqofah islam. Lalu berupaya memahami untuk dapat menghantarkannya menjadi pribadi yang taat dan bertaqwa, cerdas, berempati dan paham bahwa dirinya adalah hamba Allah. Lalu mendedikasikan hidupnya sebagai penjaga risalah dan pembela agama Allah.
Sebagaimana yang dilakukan Ummul Mukminin, shohabiyah dan ibunda para ulama.
Meneladani sosok seperti mereka akan menanamkan kecintaan pada Allah dan Rasulullah . Ibunda Khadijah Ra menjadikan Fathimah Ra pemberani membela Rasulullah SAW. Sumayyah binti khayyath, syahidah pertama yang tetap teguh walau disiksa tuk mempertahankan keimanannya. Ummu Sulaim yang ikhlas menghadiahkan putranya Anas bin Malik untuk dididik oleh Rasulullah SAW, sehingga menjadi salah satu dari 7 periwayat hadits terbanyak. Nusaibah dan Al Khansa yang rela mengantarkan putra putranya syahid dimedan perang. Kejujuran sang gadis penjual susu, yaitu nenek Umar bin Abdul Aziz, juga kezuhudan Laila binti 'Ashim bin Umar bin Khatab ibunya adalah para ibu tangguh yang patut dijadikan tauladan.
Hanya pada masa Rasulullah dan khilafah, ibu akan merasa tenang. peran utamanya sebagai sebagai ibu dan pengurus rumah tangga sangat di muliakan.
Khilafah menyediakan sistem pendidikan dan media serta lingkungan yang Islami, dan masyarakatnya saling mengingatkan.
Khilafah akan menjaga peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga.
Tanggung jawab suami atas istrinya adalah menjaga dan tidak berkuasa. Istri berkewajiban untuk mematuhi suaminya dan suami berkewajiban untuk memenuhi biaya kehidupannya sesuai dengan standar hidup yang adil (makruf).
Namun sejak runtuhnya Khilafah pada tahun 1924, tanggung jawab ibu mencetak generasi rabani menjadi sangat berat. Gempuran serangan dan hantaman bertubi tubi dari kafir pengemban ideologi kapitalis sekuler sengaja ingin merusak akhlak ibu dan penerusnya. Isu gender, LGBTQ+, misionaris, radikalisme juga islamophobia. Semua itu diluncurkan untuk memuluskan penjajahan mereka merauk kekayaan kaum muslimin di seluruh dunia.
Ibu tangguh butuh Khilafah. Yang tidak akan membiarkannya dalam kesulitan.Menjamin finansial bagi perempuan dan memastikan mereka tidak pernah ditinggalkan untuk mengurus diri mereka sendiri, anak anak dan keluarganya. Menjaga keamanannya dari jajahan asing maupun aseng dan mendukung visi akhiratnya berhasil menuju jannahNya. Satu satunya institusi yang akan menerapkan syariah Islam secara Kaffah. allahu 'alam.
Post a Comment