Akankah Generasi Emas Lahir dari Rahim Liberalisme??

                                                                                Foto oleh: Bappeda ntb
Oleh: Ismayanti
Dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka dicanangkanlah “Program Generasi Emas NTB 2025” atau disebut juga GEN 2025 di tahun 2014. Penetapan program GEN 2025 ini didasarkan pada Peraturan Daerah No 7 tahun 2011 yang bertujuan untuk “meningkatkan dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan perempuan, bayi dan anak”. Selanjutnya, untuk pengembangan program tersebut, maka dibentuklah Tim Koordinasi Pengembangan Program di tahun 2014 (SK Gubernur no 420-79 tahun 2014). 
Sementara disisi lain Mataram (Suara NTB) – Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, NTB termasuk daerah darurat narkoba. Prevalensi atau masyarakat yang terpapar narkoba di daerah ini mencapai 63.918 jiwa. Penyalahgunaan narkoba di NTB menjadi ancaman nyata bagi generasi muda di daerah ini. Pasalnya, penyalahgunaan narkoba sudah masuk ke anak-anak usia SD.
Nur Rachmat mengatakan, hasil pemetaan yang dilakukan di seluruh Indonesia, terdapat 654 daerah yang rawan narkoba. Dari jumlah itu, sebanyak 30 daerah berada di NTB. Sebarannya merata di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Dengan rincian 7 daerah kategori bahaya, 23 daerah waspada dan 28 daerah siaga narkoba. BNNP NTB sudah memetakan peta jalur peredaran narkoba di NTB mulai dari jalur udara, laut dan darat, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP NTB tersebut.
Sementara itu, Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si mengatakan , setiap proses pembangunan selalu melahirkan anak kembar, yakni sukses dan ekses. Suksesnya capaian target kunjungan wisatawan dengan adanya penyeberangan langsung fastboat dari Bali ke Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno juga memberikan ekses. Ia khawatir adanya penyeberangan fastboat yang mengangkut wisatawan mancanegara dari Bali ke tiga gili tanpa ada pemeriksaan seperti sekarang ini akan menjadi potensi ancaman. Baik peredaran dan pasar gelap narkoba maupun penyakit-penyakit membahyakan termasuk terorisme.
Dalam kasus yang lain pula kepala dinas kesehatan provinsi Nusa Tenggara Barat, dr Nurhadini Eka Dewi menyampaikan angka penderita Stunting di daerah seribu masjid masih tergolong tinggi mencapai 33,49 persen dari jumlah balita. Dimana, tertinggi merupakan Kabupaten Lombok Timur sebanyak 43 persen dan terendah di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 18 persen.
Kamis 22 oktober 2020, Lombok post melaporkan bahwa Kekerasan Seksual Terhadap Anak di NTB Meningkat di Masa Pandemi Korona. Selama masa pandemi Covid 19, kasus kekerasan seksual terhadap anak merangkak naik. Persentase peningkatan kasusnya mencapai hampir 40 persen. Berdasarkan data, kasus kekerasan seksual terhadap anak  Juli hingga Desember 2019 Polda NTB dan Polres jajaran menangani 66 kasus dengan tersangka sebanyak 66 orang.
Gali lubang tutup lubang. Begitulah kira-kira kiasan yang bisa diungkapkan dalam penyelesaian masalah di negeri ini. Ibaratnya untuk menyelesaikan masalah yang satu, menimbulkan masalah yang lain. Hingga akhirnya berjibun masalah menerpa negeri ini. Mulai dari hal remeh hingga yang tak bisa diremehkan.
Harus diakui, kegagalan kapitalisme menangani masalah terutama di era pandemi Covid-19 telah mengakibatkan berbagai persoalan serius. Ini tersebab kerusakan kronis sistem kapitalisme pada berbagai aspek kehidupan. Tampak pada tingginya angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia, termasuk korban di negeri ini, yang mencapai ratusan ribu hingga nominal jutaan.
Belum lagi dampak lanjutan yang tak kalah berbahaya. Pasalnya, pandemi berkepanjangan ini juga berimplikasi pada ancaman kelaparan hingga stunting. Demikian halnya dengan kemiskinan, dekadensi moral, serta krisis sosial yang makin dalam. Karena itu, lihatlah, betapa berbahayanya kapitalisme dan rezim pelaksananya ketika dipaksakan untuk mengelola kehidupan dan kesejahteraan umat manusia.
Oleh karenanya, hendaklah kita juga bijak menilai solusi yang benar dan mampu menyolusi secara manusiawi pula. Konsep manusiawi yang dimaksud tentu saja sesuai Islam. Karena Islam bersumber dari Sang Khalik, yang diturunkan melalui utusan-Nya, Rasulullah Saw. Yang mampu memberi solusi segala aspek kehidupan karena antara  subsistem kehidupan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Sebagai diin yang sempurna, tidak satu pun persoalan kehidupan manusia kecuali ada penyelesaiannya di dalam Islam. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala tegaskan, “Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu.” (TQS An-Nahl [16]: 89)
Termasuk di dalam Islam juga, seluruh aturannya bersifat memuliakan manusia, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menegaskan, “Sungguh Kami telah memuliakan anak cucu Adam.”  (TQS Bani Israiil [17]: 70)
Terkait penyelesaian pandemi, di samping karakter tersebut, pada solusi Islam juga menyatu pandangan sahih, bahwa kesehatan adalah kebutuhan pokok publik.
Selain itu, solusi Islam juga bermuatan pandangan sahih bahwa keselamatan nyawa manusia lebih utama dari pada nilai materi (ekonomi), “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR At Tirmidzi)
Bahkan, penyelesaian Islam memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pemanfaatan sains dan teknologi terkini. Terutama pendidikan sejak usia dini, hal ini tampak dari pandangan Islam yang mendudukkan ilmu pengetahuan tak ubahnya air dalam kehidupan.
“Perumpamaan  petunjuk dan ilmu yang Allah SWT mengutusku karenanya seperti air hujan yang menyirami bumi.” (HR Bukhari dari Abu Musa dari Rasulullah Saw.)
Tokoh-tokoh seperti Ibn Sina (terkenal di Barat sebagai Aveciena), Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti, Ibn Rusyd (terkenal di Barat sebagai Averous); seorang filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. dan beberapa nama lain mengawali karirnya—sebagai cendekiawan dan ilmuwan Muslim
Semua desain kesehatan yang digali dari Islam itu meniscayakan, bahkan dalam penyelesaian Islam penanggulangan pandemi dapat teratasi dalam waktu yang singkat singkat.

Karena itu, penting dicatat bahwa penyelesaian Islam bukanlah asal-asalan, tapi sesuai fakta, tuntas, manusiawi, dan pelestari kehidupan. Serta mampu meyejahterakan manusia tanpa pandang bulu, karena telah dibuktikan langsung penerapannya oleh Rasulullah saw, dan para khalifah setelah beliau.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post