Wanita adalah generasi pencetak peradaban yang gemilang, karena darinya terlahir generasi penerus yang akan membawa kepada kegemilangan, jika dia mampu menjalankan perannya sebagai ibu yang baik, maka akan terlahir darinya generasi penerus yang baik pula. Generasi yang mampu memimpin masa depan bangsa. Itulah kenpa islam sangat memuliakan dan menjaga kehormatan wanita.
Dalam islam peran utama wanita adalah sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya, mempunyai kewajiban menlaksankan tugas seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Tugas wanita sangatlah mulia karena kemajuan dan kegemilangan berangkat dari keberhasilan didikan seorang ibu yang menlahirkan generasi-generasi emas.
Islam memandang bahwa keberhasilan seorang wanita bukan ilihat ketika ia mampu bersaing dengan laki-laki atau berkarir iluar rumah. Melainkan memandang bahwa kesuksesannya mendampingi suami dan mencetak generasi yang gemilang dan berkualitas serta mampu untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Wanita memiliki peranan penuh terhadap tanggung jawab ini. Karena perannya sangat penting di dalam keluarga. Ibaratkan sebuah rumah dia adalah pasak dan tiangnya.jika dia tidak ada maka akan roboh. Begitu juga jika tidak ada peran wanita dalam keluarga maka keluarga tersebut kehilangan pondasinya dan lama-kelamaan dia akan roboh.
Seperti hari ini peran ibu yang mempersiapakan generasi gemilang sudah mulai langkah. Tanpa sadar mereka jauh dari perah yag sesungguhny, mereka sibu dengan urusan diluar yang sibuk menjadi wanita karir dan sukses. Ditambah dengan emansipasi wanita, yang menganggap laki-laki dan wanita itu sama. Padahal dalam islam laki-laki dan perempuan, keduanya mendapat perlakuan yang sama sesuai batas kemampuan dan kodrat masing-masing. Inilah sebuah undang-undang bijak yang telah membebaskan wanita dari perbudakan Jahiliyah menuju kemerdekaan Islam. Dari jurang kehinaan, kenistaan, ketidakberdayaan menuju martabat kehormatan, kemuliaan dan kemerdekaan.
Saat ini ketika islam dipisahkan dari kehidupan, dan diterapkannya sistem sekuler-liberal, kaum wanita dirundung keprihatinan. Wanita tidak lagi mulia dan terhormat, auratnya diumbar untuk eksplorasi diri, kemiskinan merajarela mengakibatkan wanita ikut mencari nafkah dan meninggalkan perannya untuk utama menjadi seorang ibu, kejadian yang menimpah wanita sudah menjadi tontonan sehari-hari seperti penyiksaan, penganiayaan, pembunuhan. Kaum wanita tak lagi tinggi martabatnya. Tengoklah bagaimana angka perceraian, pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan yang kian meninggi. Keluarga berantakan, anak pun menjadi korban.
Hal ini juga yang digaungkan oleh kaum feminis agar wanita bangkit. Anggapan bahwa wanita butuh kebebasan dan memiliki porsi yang sama dengan laki-laki. Akibatnya, banyak perempuan yang tak memahami bagaimana Islam mengatur peran laki-laki dan perempuan.
Maka tidak seharusnya kita mengambil ide feminism sebagai jalan untuk bangkit, sebab islam sudah mampu memuliakan wanita dan mengagungkan wanita. Setara itu tidak berarti sama. Kita diciptakan sesuai dengan ditrah dan porsi masing-masing. Sebagai seorang hamba ketakwaanlah yang membedakan kita di hadapan Allah SWT.
Sehingga, sejatinya tidak ada siapapun yang mengungguli siapapun, kecuali atas dasar ketakwaannya di sisi Allah SWT, sebagaimana firman Allah, "Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (QS. An-Nisa [4]: 124).
Adanya laki-laki dan perempuan diciptakan tak sama bukan dalam rangka siapa yang paling istimewa, namun bertujuan agar kelestarian keturunan manusia tetap terjaga sesuai fitrahnya.
Laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling beriringan bukan bertentangan. Saling melengkapi kekurangan, bukan menjadi jurang perbedaan. Hanya dengan pengaturan Islam, mereka terpelihara kodratnya sebagai manusia dan hamba Allah SWT.
Maize Lina, Mahasiswa
Post a Comment