Praktisi kesehatan
nahrudiani@gmail.com
Razia masker ditujukan kepada masyarakat berkendaraan, yang tidak mengenakan masker akan diberhentikan dan terkena ancaman hukuman. Razia dilakukan di beberapa titik jalan yang dianggap strategis untuk menghentikan laju kendaraan. Hasilnya banyak masyarakat terjaring tidak menggunakan masker. Merekapun mendapat hukuman push up, teguran, peringatan, sampai menghafal butir butir Pancasila, dan lain lain.
Efektifkah razia masker? Setelah razia berakhir atau melewati titik razia mereka bebas kembali membuka masker. Virus bertebaran tak tentu arah, manusia berkeliaran tak takut virus. Masker digunakan hanya untuk menaati aturan saja bukan untuk melindungi diri dari penyebaran virus. Terbukti razia masker di sana sini namun belum berkorelasi positif dengan penurunan angka covid.
Sepertinya wibawa pemerintah mulai hilang dimata masyarakat, terlihat himbauan itu tidak lagi diikuti padahal terkesan mudah mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. Masyarakat terkesan sulit diatur dan penyebaran virus dianggap akibat kesalahan masyarakat. Padahal jauh sebelum masyarakat melanggar kita tahu pemerintah pun masih membuka arus wisatawan luar negeri, sama saja membiarkan virus masuk ke negeri ini. Setelah itu kita kerepotan melawan virus, biaya melangit, korban berjatuhan.
Islam sudah memberlakukan lockdown dalam penanganan wabah sejak dulu. Sejarah membuktikan lokcdown dalam Islam betul betul efektif menghentikan penyebaran virus. Namun lockdown yang dimaksud adalah dengan penjaminan kebutuhan dasar rakyat, sehingga saat berdiam diri masyarakat tidak kesulitan mencari kebutuhan primer.
Akankah lockdown berulang di negeri ini dengan pemenuhan seluruh kebutuhan hidup masyarakat? Kenapa tidak, pemerintah sangat mampu mengalokasikan dana untuk itu. Masih banyak sumber kekayaan alam yang bisa digunakan utk membiayai masyarakat. Jika saja hasilnya tidak dibawa asing dan Aseng. Wallahua'lam.
Post a Comment