Oleh : NN
Palsu palsuan menyertai Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020. Ijazah palsu dan janji palsu jadi bahan gorengan Timses. Bahkan, timses pun ada berwajah palsu. Tanpa poto dan nama palsu diberbagai WA turut 'sata' menyerang membabi buta.
Buat kita heran dan terkesima, tudingan ijazah palsu terhadap Nasrul Abit. Gorengan lima tahunan ini, sudah dimulai sejak Nasrul Abit mencalonkan diri menjadi Bupati Pesisir Selatan. Tapi, tak terbukti, toh NA malenggang dua priode jadi bupati.
Saya juga pernah sekolah dan pernah menerima rapor. Biodata dalam rapor itu, ada nama orang tua dan wali. Karena, saya tak punya orang tua dari kecil, saya pakai nama wali, kakak saya sendiri. Di rapor pakai nama wali, tapi di ijazah saya pakai nama orang tua.
Dan, ini bisa saja menerpa Nasrul Abit yang menggunakan nama wali, bukan nama orang tua. Begitu juga ijazahnya dicantumkan nama wali, bukan ayah. Sekali lagi, bisa saja terjadi. Artinya, sekolah punya ijazah, menggunakan nama wali.
Kembali ke ijazah palsu. Paling gampang menelusurinya. Kalau ingin mengetahui, bukan menuduh tanpa bukti. Lihat saja, saat Khairul Indra, menang mendampingi Syahrial menjadi Walikota Padang. Dilakukan investigasi asal sekolahnya. Terbukti dan gagal jadi Wakil Walikota Padang.
Sekarang, Pilgub Sumbar 2020, gorengan ijazah palsu mulai menggema. Meski, isu murahan tapi tetap dijadikan bahan gorengan. Sekali lagi, isu ijazah palsu ini, juga mencuat Pilgub Sumbar lima tahun lalu. Tak menghambat laju Nasrul Abit mendampingi Irwan Prayitno.
Karena ini permainan politik dan ada yang menunggangi, Nasrul Abit pun menjawab dengan bijak. Semoga mereka yang menggerakkan demo ini, ditunjukkan jalan yang benar. Lalu, bagaimana dengan janji palsu, kok tak didemo juga. Entahlah.
Post a Comment