PERAN PESANTREN YANG DILUPAKAN

By : Inayah
Ibu Rumah Tangga

Pesantren adalah sebuah Pendidikan tradisional dimana para siswanya (santri) tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan  guru yang dikenal  dengan sebutan kyai. Pesantren memiliki pondok atau asrama  untuk tempat menginap para santri . dan para santri berada dalam komplek tersebut  yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. (Wikipedia)

Pondok pesantren  sebagai salah satu basis Pendidikan agama Islam   di Nusantara telah menelurkan demikian banyak alumni yang luar biasa mumpuni  di beragam bidang kehidupan. Ada yang berhasil meneruskan almamaternya sebagai kyai  dan nyai. Tak sedikit pula yang terjun ke masyarakat yang menjadi para pengusaha, teknokrat, pegawai pemerintah bahkan politisi. 

Pondok pesantren pun  memiliki peran penting dalam sejarah  perjuangan bangsa Indonesia. Namun keberadaanya justru masih kurang perhatian dari pemerintah. Pembina Majelis Silaturahmi Pesantren  (Masantren), Ruhiyat Nugraha mengatakan, peran pesantren dalam perjuangan tidak bisa diremehkan . bahkan jauh sebelum Indonesia  merdeka , perjuangan rakyat banyak dipelopori dari pondok pesantren.(ayobandung, 16 Agustus 2020)

Salah satu contohnya resolusi jihad yang gaungnya bersumber dari pondok pesantren dan kyai  di nusantara.’’ Bahkan  Pancasila lahir dari pemikiran kyai dan ulama,’’ ujar Ruhiyat di Baleendah .  Namun selama 75 tahun Indonesia merdeka, pesantren seolah dilupakan . jasa- jasanya nyaris hilang karena dilupakan. Bahkan  akhir- akhir ini , pesantren  malah banyak mendapat cap sebagai pusat radikalisme, terorisme dan anti Pancasila. ‘’ ini menjadi masalah besar yang dihadapi pesantren . seolah dilupakan keberadaanya’’, katanya.

Secercah harapan,  harapan  sempat dirasakan oleh kaum sarungan dengan lahirnya Undang- undang pondok pesantren .  Namun, ada pihak yang seolah menghalangi karena sampai saat  ini , belum ada produk hukum turunannya.  Selama ini lanjut Ruhiyat,  perhatian pemerintah kepada produk pesantren  juga jauh dari harapan.

Dia mencontohkan APBD Provinsi  Jawa Barat, dalam nomeklatur hibah untuk lembaga  sosial masyarakat sebesar  kurang lebih Rp 76 miliar  tak ada sedikitpun untuk pondok pesantren dan madrasah. Maka tak heran jika pesantren  berjalan sendiri, karena dukungan anggaran atau bantuan dari pemerintah  sangat minim, bahkan Anggaran kemenag juga sangat kecil makanya sulit bagi mereka  untuk melakukan pembinaan dan membantu pesantren, tutur Ruhiyat ( dikutip Ayo Bandung.com).

Selama ini perhatian pemerintah  terhadap pondok pesantren  jauh dari harapan dan terkesan ada penganaktirian  dalam hal dana.  Padahal lembaga ini telah menghantarkan  anak didiknya  menjadi sosok yang memiliki kepribadian Islam . problem kecukupan anggaran ini sesungguhnya bisa dipahami. Karena  pemasukan pondok pesantren selama ini adalah berasal dari bayaran para santri, zakat, infak, sedekah dan wakaf. Tentu besaranya tidak bisa diandalkan  untuk keseluruhan  operasional  pesantren secara terus menerus.

Kenapa masalah pembiayaan pesantren yang terkesan setengah hati  dan perhatian pemerintahpun tidak maksimal? Karena memang dalam kehidupan kita saat ini , yang berpijak pada system kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga rasa tanggung jawab dari pemerintah tidak utuh dalam melayani seluruh kebutuhan rakyatnya termasuk masalah Pendidikan. Padahal pada faktanya Pendidikan adalah   salah satu kebutuhan dasar manusia , yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik dari segi pembiayaan, sarana prasarananya , guru dll.

System kapitalis demokrasi yang melahirkan  system ekonomi neoliberal, mengamanatkan pada negara untuk “ memandirikan “ semua urusan rakyat  dengan melepaskan  satu per satu dukungan  termasuk di antaranya perkara Pendidikan. Kapitalisasi dunia  Pendidikan pun memunculkan beragam kebijakan  buruk seperti BHMN, kemandirian  lembaga Pendidikan. Dimana pada  kenyataanya hal ini lebih mengarah  pada pengabaian negara  pada institusi Pendidikan untuk mengurus keberlangsungan  hidup sendiri- sendiri.

Terlebih pesantren yang sedari awal memang telah termarjinalkan.
Pesantren pun dirasa tidak mendapatkan porsi  perhatian yang cukup  sebagaimana sekolah umum lainnya yang berada dibawah departemen pendidikan . dikotomi  Pendidikan antara Pendidikan umum dan pesantren yang berbasisi agama  yang merupakan buah dari pemikiran sekularisasi sistem  pendidikan  yang berpotensi menganaktirikan  pesantren dan lembaga Pendidikan lainnya.

Sangat berbeda  ketika Islam memandang perkara ini. System Pendidikan dipandang secara utuh. Lembaga Pendidikan sebagai basis  yang akan menjadi pabrik dalam memproduksi generasi  gemilang. Membentuk anak didik yang memiliki  kepribadian Islam  yang tinggi yaitu terbentuk pola fikir dan pola sikap islami, yang tentu membutuhkan keseriusan untuk mewujudkannya. Paradigma Pendidikan Islam yang di sandarkan pada akidah Islam yang kokoh, menempatkan Pendidikan pada urusan vital yang keberlangsungannya wajib di wujudkan oleh negara.  Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa Pendidikan adalah satu dari tiga kebutuhan dasar rakyat  di samping kesehatan dan keamanan.itu dari sisi asas Pendidikan, sedangkan tujuan dari Pendidikan dalam Islam  adalah membekali akal dengan pemikiran dan ide- ide yang sehat baik akidah ataupun hukum. Islam selalu mendorong kepada manusia agar selalu menuntut ilmu. Orang yang berilmu itulah yang akan mendapatkan kedudukan yang lebih terhormat di sisi Allah, bahkan Allah memberi derajat yang lebih tinggi kepada setiap orang yang berpengetahuan. Sebagaimana firmanya yang artinya ‘’ Allah mengangkat derajat orang- orang yang beriman di antara kalian  dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat’’.( TQS, al- Mujadalah (58): 11).

Dari sisi pengajaran  tsaqafah Islam diberlakukan pada semua jenjang Pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Tsaqofah Islam tidak sebatas ilmu  tentang akhlak dan ibadah. Tsaqafah Islam juga mengyangkut muamalah  seperti ekonomi, pemerintahan, sosial budaya , politik dll yang semuanya dilandaskan pada ajaran Islam. Adapun  ilmu pengetahuan(sains) diajarkan sesuai dengan keperluan , kemampuan dan kemauan siswa. Dari sisi biaya Pendidikan menjadi tanggung jawab negara, diambil dari kas baitulmal.

Support pembiayaan mulai dari sarana prasarana berupa bangunana fisik gedung sekolah, asrama para siswa/ santri, gedung laboratorium, perpustakaan, tempat ibadah  dan pondokan guru. Semua dibangun secara representative. Beraneka kebutuhan dalam proses pembelajaran pun dipenuhi secara keseluruhan, termasuk gaji para guru dan pegawai lainnya diberikan dengan besaran yang mampu  memenuhi kebutuhan dasar dan kelayakan  baik primer, sekunder bahkan tersier. Semua itu dimasukan pada APBN negara berbasis baitulmal.    

Semua itu akan terwujud  tatkala syariah Islam diterapkan secara menyeluruh dalam sebuah institusi negara, yaitu yang telah di wariskan oleh Rasulullah saw yaitu Daulah Khilafah Islamiyah.. waalahu a-lam bishawab..
Previous Post Next Post