Penghinaan Terhadap Islam, Buah Sistem Sekuler


Oleh:Elin Nurlina

Kembali berulang, sebuah aksi yang membuat umat islam sakit hati sampai ke ubun-ubun. Bagaimana tidak, Al Quran yang isinya Kalam Illahi suci, yang menjadi pedoman dan petunjuk umat islam, kitab yang seharusnya di muliakan, malah di robek-robek, di bakar, di ludahi dan di injak-injak oleh seorang wanita di norwegia. Tentu saja aksi tersebut mengundang amarah umat islam di seluruh dunia. Bukan ke satu atau dua kali mereka yang anti islam melakukan hal itu, tapi ini sudah ke sekian kalinya, mereka dengan bangganya melakukan penghinaan, pelecehan, penistaan terhadap Al quran tanpa ada rasa takut sedikitpun terkena azabNYA. Naudzubillah.  

Aksi Pembakaran Al quran tersebut tidak serta merta begitu saja, tapi aksi ini terjadi secara sistematis dilakukan dengan dukungan politisi di swedia dan di norwegia. Hal ini membuktikan bahwa islamophobia adalah penyakit sistematis masyarakat Barat yang sekuler. Paham sesat sarat kebenciaan ini terus saja di gaungkan, sehingga merusak stabilitas keamanan berbagai negeri. Akar dari Islamofobia adalah perbedaan teologi atau keyakinan beragama. Barat membuat kesan membenci Islam dan membuat propaganda melalui Islamophobia. Label terorisme yang disematkan kepada Islam terus didengungkan. Media sosial serta kekuatan ekspansi kapitalisme barat menjadi salah satu penyebar Islamofobia. Pemisahan agama dari kehidupan menjadikan mereka tidak toleran terhadap islam dan kaum muslim. Maka, Selama penyakitnya tidak di cabut sampai ke akar-akarnya, tak menutup kemungkinan, penistaan dan penghinaan terhadap Al Quran, Nabi Muhammad dan lain sebagainya, pasti tidak akan berhenti sampai di sini. Akan muncul dan muncul lagi. Pasalnya tidak di terapkannya hukum yang tegas untuk menghukum mereka agar jera atas tindakannya itu.

Meski negara Barat menganggap tindakan ini melawan hukum, namun munculnya aksi sejenis ini menggambarkan kegagalan sistemik. Slogan sistem untuk  menjamin keadilan dan kebebasan beragama ternyata hanya isapan jempol belaka. Buktinya, Kepada islam dan kaum muslim begitu getolnya menyuarakan perlawanan. Tapi kenyataannya Jargon-jargon dari sistem Demokrasi hanya pepesan kosong. Dimana penjaminan keadilan dan kebebasan beragama yang selalu mereka dengungkan?.
Berbeda halnya dengan sistem pemerintahan islam yakni khilafah dalam menangani masalah ini. khilafah akan menjamin lahirnya masyarakat yang sehat, yakni masyarakat yang mampu menjaga kemurnian ajaran Islam namun tetap bisa menjaga harmoni antar individu umat beragama. Periayahan akan hak dan kewajiban terhadap non muslim yang menjadi warga negaranya, akan diperlakukan sama sebagaimana halnya kaum muslim. Khilafah wajib memelihara mereka seluruhnya tanpa membeda-bedakan antara kaum muslim dan non muslim. Khilafah juga akan melaksanakan syariat islam lainnya seperti muamalah, uqubat, sistem pemerintahan, perekonomian, dan sebagainya kepada seluruh warga Negara. Pelaksanaan tersebut di berlakukan sama, baik itu kepada muslim maupun non muslim. Termasuk dalam kasus penghinaan atau penistaan terhadap Al Quran baik itu di lakukan kaum muslim maupun non muslim akan diberikan hukuman yang sama, yaitu hukuman mati. Sehingga hukuman ini akan memberikan efek jera, sekaligus pencegah dan penebus dosa. Semua ini agar tercapai keharmonisan dalam aktivitas manusia dengan kesatuan peraturan yang memberikan solusi atas persoalan-persoalan hidup dan mengatur aktivitasnya. Di samping menumbuhkan perasaan jiwa warga non muslim bahwa kedudukan mereka di mata sistem islam adalah sama dengan kaum muslim. 

Masalah aqidah dan peribadahan mereka, Negara akan membiarkannya, masalah pernikahan dan perceraian juga ditetapkan sesuai agama mereka, urusan makanan dan minuman serta pakaian akan di berlakukan sesuai agama mereka dalam koridor peratutan umum. Lalu, apalagi yang ditakutkan dari islam?. Karena Islam datang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu ‘alam bi Showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post