Oleh : Ana Mardiana
Beberapa waktu lalu BPS (Badan Pusat Statistik) mengumumkan perkembangan ekonomi indonesia sepanjang pandemi, perkembangab perekonomian indonesia pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sekitar 5,32%, di bandingkan triwulan II 2019, atau year on year (yoy). Dibandingkan dengan twriwulan I 2020, atau quarter to quarter (qtq) yaitu sekitar 5,05% .
"Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 alami kontraksi 5,32 persen dan kumulatif semester I 2020 kontraksi 1,26 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto, Rabu (5/8/2020).
Indonesia telah mengalami minus pekembangan ekonomi sebanyak dua quartar, hal ini menunjukkan bahwa indonesia sedang menuju resesi ekonomi, bencana pertama setelah tahun 1998.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sudah menduga ekonomi kuartal II 2020 akan negatif. Nazara memprediksi ekonomi Indonesia minus 5 persen pada April-Juni 2020.
Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economic Mohammad Faisal mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif tersebut mengingat masih adanya peningkatan kasus positif virus corona atau Covid-19, serta masih diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Tak hanya Indonesia, indikasi pertumbuhan ekonomi negatif juga terlihat di negara lain," kata Faisal, kepada Katadata.co.id, Selasa (4/8).
Ia menilai pemberlakuan PSBB dan lockdown memang meyebabkan transaksi ekonomi turun drastis. Namun jika kebijakan itu bisa dilaksanakan dengan konsisten dan tepat, kontraksi ekonomi bisa cepat pulih dalam jangka pendek seperti yang terjadi di Tiongkok.
Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah pasti negatif pada kuartal II 2020, Indonesia sudah otomatis masuk ke dalam resesi teknikal.
Ia menjelaskan resesi teknikal merupakan kondisi pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi. Indonesia sudah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 jika dilihat secara kuartalan.
Sebab perekonomian Indonesia pada kuartal IV 2019 tercatat 4,97% dan kemudian turun pada kuartal I 2020 menjadi 2,97%. Dengan demikian perekonomian sudah turun 2% jika dilihat secara kuartalan. Jika pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi, maka kondisinya sudah masuk resesi teknikal.
Sesungguhnya resesi ekonomi dapat terjadi bukan karena wabah melanda saat ini, namun lebih pada sistim apa yang di terapkan oleh negara di belahan dunia, termasuk negara indonesia, yaitu penerapan sistim ekonomi kapitalisme yang rapuh yang berbasis ribawi dan non riil, sehingga akan sangat rentan terjadi krisis ekonomi.
Bahwa inilah yang terjadi, realitas sistim demokrasi kapitalisme yang cacat dari lahir, menyebabkan krisis ekonomi bahkan resesi, masyarakat seharusnya bisa menganilisis bahwa kerusakan-kerusakan yang terjadi saat ini di segala sektor merupakan buah dari di terapkannya sistim demokrasi yang notabene lahir dari akal manusia yang terbatas. Sebuah sistim yang tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, namun justru merusak.
Berbeda jauh sekali dalam sistim ekonomi islam, yang mampu menciptakan ekonomi yang stabil tanpa krisis, resesi atau bahkan depresi. Ekonomi islam berdasar pada ekonomi riil, sehingga sehingga tidak terjadi krisis.
Maka sangat perlu bahkan wajib sistim ekonomi indonesia beralih pada sistim ekonomi islam, bukan hanya sektor ekonomi namun di segala sektor. Karena dengan islam Rahmat serta berkahNya akan melimpah ruah kepada kita.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf [7]: 96).
Ibnu Mas’ud menjelaskan, “Takwa adalah menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufr) di dalamnya.” (Tafsir Ibnu Katsir: Dar at-Thayyibah, 1999). Maka, solusi atas resesi yang kerap terjadi di Indonesia adalah semua penguasa dan rakyat bertakwa di bidang ekonomi dan juga di seluruh kehidupannya. Wallahu'alam
Post a Comment