Apriliana Putri L. (Mahasiswi, Komunitas Annisaa
Ganesha)
Pada hari Kamis 20 Agustus 2020, bertepatan dengan
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, dunia maya dimeriahkan dengan tayangan
perdana Film Dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara. Ribuan umat muslim di
seluruh negeri sangat antusias dalam menyambut dan menghadiri tayangan perdana
film dokumenter ini. Secara umum, film ini menceritakan tentang hubungan antara
Nusantara dengan kekhilafahan, baik sejak masa Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz
hingga kekhilafahan Turki Utsmani. Film ini menunjukkan kepada khalayak umum
bahwa sejarah Islam di Nusantara tak bisa lepas dari eksistensi dan peran
khilafah.
Cukup banyak catatan sejarah yang menuliskan jasa
Khilafah dalam mendakwahkan dan menjaga Islam di Nusantara. Mulai dari penguasa
kerajaan Sriwijaya yang menulis surat kepada Khalifah Umar Bin Abdul Aziz (Ibn
‘Abd Rabbih dalam al-‘Iqd al-Farid berdasarkan riwayat dari Nu’aym bin Hammad),
hingga pernyataan baiat Sultan Aceh ketiga, Alauddin Riayat Syah al-Qahhar
(berkuasa 1537-1571) kepada Khalifah Utsmaniyah Sulaiman al-Qanuni dan memohon
agar dikirimi bantuan militer ke Aceh untuk melawan Portugis yang bermarkas di
Malaka (Topkapı Sarayı Müsezi Arşivi, E-8009) dan masih banyak lagi.
Berbagai jejak Khilafah yang masih berbekas di berbagai
pulau di Asia tenggara menunjukkan pemerintahan Islam yang bernama Khilafah
pernah memainkan perannya di Nusantara. Rentang jarak pusat Khilafah dengan
negeri ini tidak menyurutkan kepedulian para Khalifah dan kaum Muslim di sana
untuk Nusantara. Jejak yang paling jelas dan nyata dari peran Khilafah di masa
lalu adalah keislaman kita. Dengan pengiriman para da’i yang menyebarkan Islam
dan pasukan militer yang dikirim Khilafah ke Nusantara untuk mengusir penjajah
Eropa, kita bisa merasakan nikmatnya Islam dan persaudaraan umat Islam yang tak
mengenal sekat kebangsaan. Namun jejak sejarah ini seolah dikaburkan,
perjuangan khilafah seolah perjuangan yang ahistoris. Oleh karena itu, sangat
penting bagi kaum muslim untuk terus menggali kebenaran yang ada mengenai jejak
sejarah Khilafah Islam di Nusantara.
Tegak
kembalinya Khilafah tentu sejalan dengan kebutuhan umat Islam saat ini.
Khilafah bertugas untuk menjaga agama dan mengatur urusan dunia (li-hirasah
ad-din wa siyasah ad-dunya’). Negara hadir sebagai pelaksana syariat Islam. Negara harus bertanggungjawab sepenuhnya dalam
pengurusan hajat hidup publik dan tidak dibenarkan negara hanya sebagai
regulator apapun alasannya.
“..Imam (Khalifah) adalah raa’in
(pengurus rakyat) dan dia bertanggungjawab terhadap rakyatnya” (HR Ahmad,
Bukhari); “Imam adalah perisai orang-orang berperang dibelakangnya dan
berlindung kepadanya” (HR Muslim)
Hubungan penguasa dengan rakyat dalam sistem khilafah
diikat dengan akidah Islam, yang memancarkan aturan kehidupan yang begitu
sempurna dan selaras dengan fitrah insaniah. Tentu hasilnya tidak hanya
menyejahterakan secara fisik/materi tetapi juga memfasilitasi individu
masyarakat pada kemuliaan dan kebahagiaan yang hakiki, yaitu ketaatan kepada
syariat Allah SWT.
“Dan sekiranya penduduk negeri
beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi,…” (TQS Al A’raf: 96).
Post a Comment