(Aktivis Muslimah Peduli Umat)
Wapres Ma'ruf Amin mendorong anak muda Indonesia agar mencontoh korea dalam berkreativitas. Ma'ruf berharap budaya K- Pop dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri.
Kegandrungan banyak orang Indonesia terhadap K- Pop menunjukkan selera musik dari negeri gingseng tersebut mendapat tempat di dalam negeri.Wapres Ma'ruf menilai banyaknya produk Korea yang diproduksi di Indonesia dapat menjadi momentum pembelajaran bagi anak-anak bangsa untuk menciptakan produk berkualitas baik dan berdaya saing sehingga dalam jangka panjang diharapkan dapat mendorong proses industrialisasi Indonesia.
Di sisi lain, Ma'ruf Amin melihat hubungan sosial budaya antara Korea dan Indonesia sekarang ini memiliki daya tarik yang tinggi bagi generasi Korea. Menurutnya, budaya Korea yang diminati di Indonesia melalui K-Pop (musik pop Korea) dan K-Drama (film drama Korea) memiliki potensi meningkatkan kreativitas generasi muda Indonesia dalam membawa budaya RI 'go international'.
Namun statement Wapres Ma'ruf Amin tersebut mendapat kritikan dari seorang musisi terkenal "Ahmad Dhani". Dhani mengatakan bahwa musisi Indonesia jauh lebih berkualitas ketimbang artis K- Pop dan tentu lebih kreatif. Menurut Dhani, yang di butuhkan musisi Indonesia saat ini ialah dukungan dari pemerintah.
Di Korea, disiapkan dana besar untuk memajukan musik nasional K-Pop. Pemerintah Korea serius untuk mengangkat industri musik Korea menjadi masuk ke industri musik dunia," ucap Dhani.
Di satu sisi mengembangkan kreativitas anak muda adalah sesuatu yang memang harus di wujutkan, namun disisi lain layakkah Korean Wave di jadikan panutan?
Korean Wave memang banyak hasilkan materi bagi pelaku industrinya, namun rentan kerusakan life style salah satunya yaitu banyaknya kasus bunuh diri. Jika di amati lebih dalam lagi hadirnya Korean Wave lebih memberikan dampak negatif dari pada memberikan dampak pisitifnya. Bagaimana tidak, Korean Wave hasilkan devisa besar bagi negara Korea, tapi nyata mengekspor budaya kerusakan di seluruh dunia. Budaya Korea yang sangat bertolak belakang dengan budaya ketimuran khususnya Indonesia, yang mana hal itu dapat merusak citra budaya timur yang terkesan sopan atau lebih pada berakhlaq mulia.
Apalagi jika di lihat dari kacamata Islam sangatlah bertolak bertentangan. Korean style yang cenderung menyenangkan dengan tipe kehidupan borjuis yang memicu pola hidup hedonis materialis bagi generasi, dengan busana yang terkesan terbuka dan interaksi laki - laki dan perempuan yang cenderung bebas, kini telah berhasil di hembuskan hampir di semua kalangan remaja. Mereka telah terbius oleh Korean Wave, hiburan ala korea seperti Drakor, lagu girlband/ boyband, bahkan busana dan aksesoris ala korea.
Dan lebih berbahayanya lagi Korean Wave telah merubah mindset para generasi. Dimana hal ini dapat menyebabkan rusaknya akidah generasi karena mereka cenderung tasyabuh ( meniru- niru) dalam semua segi kehidupan. Selain dari segi busana dan aksesoris juga dari makanan, minuman, tingkah laku, kepribadian, semua itu mereka contoh karena idola, semua telah menjadi kiblat bagi remaja.
Melihat hal yang demikian, rasanya sangat ironis sekali peran pemuda dan pemudi yang kehilangan karakter yang sebenarnya. Kebobrokan moral yang terus menggerogoti para remaja, bahkan generasi muda saat ini bisa di katakan ditelanjangi oleh oknom-oknom tidak bertanggung jawab. Bukannya memotivasi melainkan para generasi di racuni dengan pengaruh budaya- budaya barat yang dengan sengaja membunuh karakter para generasi muslim saat ini. Mereka terus di hasut dengan penyimpangan- penyimpangan terhadap aturan Islam.
Inilah kondisi generasi muslim saat ini, rusak parah akibat penerapan sistem kapitalis sekuler, yang dalam sistem ini tolok ukur kehidupan didasarkan pada materi semata yang menuntut kesenangan dunia. Agama yang seharusnya menjadi standar baik dan buruk, kini tak lagi di hiraukan. Generasi saat ini cenderung menjadi generasi pembebek, yang lemah secara pemikiran, kepribadian yang mudah di rusak, dan kehilangan idealisme.
Berbeda dengan sistem Islam. Di dalam Islam generasi di didik dan di bina dengan akidah dan tsaqofah Islam yang lurus, di sibukkan dengan ketaatan sehingga jauh dari kehidupan hidonistik. Negara juga berperan menutup semua konten media yang berisi budaya yang bertentangan dengan Islam, yang dapat merusak kepribadian generasi. Sepatutnya generasi muslim di dorong kuasai dan promosikan ajaran Islam, mengkampanyekannya menjadi sumber Life Style global.
Sudah saatnya para generasi berjuang bersama demi melanjutkan perjuangan generasi -generasi terdahulu menjadi generasi pembawa peradaban Islami. Yang mampu membendung tradisi yang menyimpang dari syariat Islam, berjuang tegakkan kebenaran agar Islam rahmatan lil alamin dapat di rasakan.
Wallahu a'lam bi as- sawab
Post a Comment