Khilafah: Ulama akan Aman


Oleh: Sofia Ariyani, S.S
Muslimah Pegiat Literasi

Lagi, ulama menjadi sasaran serangan orang tak dikenal. Adalah Syeik Ali Jaber (SAJ) yang menjadi korban penusukan orang tak dikenal saat berceramah di Lampung. 
Dilansir oleh detiknews.com, pendakwah Syekh Ali Jaber ditusuk oleh seorang pemuda tak dikenal berinisial AA (24) di Lampung usai memberikan ceramah. Ada sejumlah fakta yang terungkap dari penusukan Syekh Ali Jaber.

"Jadi benar ada kejadian penusukan dari seorang pelaku di tengah kegiatan masyarakat yang bersifat keagamaan dengan mengundang Syekh. Pas kegiatan itu, terjadi penusukan yang dilakukan seseorang yang tidak dikenal," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, saat dihubungi, Minggu (13/9/2020).


Hal ini mengingatkan kita pada beberapa waktu lalu, saat jelang pilpres 2019. Dilansir oleh bbcnews.com, Kasus terbaru adalah dugaan percobaan serangan terhadap seorang ulama di Madiun, Jatim, Rabu (21/02), dan aparat didesak cepat mengungkap kasus-kasus itu sehingga tidak dimanfaatkan beberapa pihak untuk memecah belah masyarakat.

"Kalau (penyelidikan kasus ini) lama, semua orang akan menungganginya, dan akhirnya akan (kemungkinan menyebabkan) terjadi perpecahan (di masyarakat)," kata mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN), As'ad Said Ali, hari Kamis (22/02) kepada BBC Indonesia.

Kepolisian sebelumnya telah mengakui adanya peristiwa penyerangan terhadap ulama dan pengrusakan tempat ibadah, namun jumlahnya terkonfimasi tidak sebanyak yang disebarkan di media sosial, kata pejabat kepolisian.

Di Jawa Barat, menurut Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin, yang terjadi adalah penganiayaan terhadap KH Umar Basri, pengasuh Pondok pesantren Al Hidayah, Bandung, oleh seseorang yang belum teridentifikasi.

Lainnya, adalah kasus penganiayaan yang menewaskan Usman Prawoto, Komando Brigade Persatuan Islam Bandung, oleh seseorang yang dinyatakan mengalami gangguan jiwa.

Belakangan, di Jawa Timur, pengelola Pondok Pesantren Karangasem, di Paciran, Lamongan, KH Hakam Mubarok juga mengakun diserang oleh pada Minggu (18/02). Dia diserang oleh orang yang menurut polisi "mengalami gangguan jiwa". (bbcnews.com, 23/02/2019)

Fakta-fakta di atas pelakunya diindentifikasi mengidap gangguan kejiwaan, akan tetapi lain halnya dengan pelaku penyerangan SAJ. Meski pihak keluarga mengakui AA memiliki gangguan kejiwaan dan pernah dirawat di RS Jiwa di Lampung, tapi pihak rumah sakit tidak membenarkan hal tersebut. Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya, mengapa ulama kerap menjadi sasaran penyerangan orang tak dikenal atau orang gila?

Tak hanya diserang orang gila, ulama yang Rasulullah katakan sebagai pewaris nabi pun menjadi sasaran orang-orang waras pula. Diolok-olok, dipersekusi, diteror, bahkan dibunuh. Kondisi ini mengonfirmasi bahwa keamanan ulama saat ini tidak baik-baik saja. 

Mirisnya lagi kondisi ini terjadi di negeri yang mayoritas beragama Islam. Umat Islam di Indonesia yang sepatutnya menjaga pewaris nabi ini. Bukan malah meneror. Tak jarang kita saksikan ulama-ulama dan tokoh-tokoh Islam diolok-olok dan dilecehkan. Ironisnya yang dilolok dan dilecehkan adalah mereka yang giat melakukan amar makruf nahi mungkar. Baik kepada masyarakat maupun amar makruf nahi mungkar kepada penguasa.

Di dalam Islam, ulama sangat dihormati. Selain kedudukan mereka akan ilmunya, mereka pun yang akan menjaga negeri dari orang-orang yang zalim. Keutamaan ulama nampak pada ayat Allah Swt. dan hadis Rasul-Nya:

"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (TQS. Fathir: 28)

"Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. al-Imam at-Tirmidzi)

Bahkan wafatnya ulama adalah berita buruk dan bahaya bagi kaum Muslimin. Sebab kejahatan dan kezaliman akan tumbuh subur jika tidak ada amar makruf nahi mungkar. Adanya ulama justru membawa keberkahan dan rahmat dari Allah Swt. Dan Rasul saw. menyebutnya sebagai kunci-kunci kebaikan:


مَفَاتِيحُ لِلْخَيرِ مَغَالِيقُ لِلشَّرِّ

“Sebagai kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan sebagai penutup segala bentuk kejahatan.”

Wajar memang ulama hari ini menjadi bulan-bulanan orang-orang zalim. Karena hari ini manusia hidup di atas pondasi sekulerisme. Dimana rasa takut terhadap Allah Swt sangat nihil di benak-benak kaum Muslimin hari ini. Ketidaktakutan mereka jelas nampak pada keengganannya untuk menerapkan aturan Islam yang disyiarkan oleh para ulama dan pejuang Islam. Melecehkan ajaran Islam. Bahkan menghina nabi mulia Muhammad saw.

Hal ini akan terus terjadi jika sistem hidup rusak (sekulerisme) ini masih langgeng berjalan di atas muka bumi. Dan hanya sistem Islam dalam institusi khilafahlah yang mampu menghormati, menjaga, dan melindungi para ulama dan pejuang Islam. Karena merekalah penjaga agama ini, agar syariat-Nya terlaksana oleh seluruh umat. Alhasil keberkahan dan rahmat-Nya akan dirasai oleh seluruh alam.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post