Kembali terjadi, permasalahan antara sebuah perusahaan dengan masyarakat sekitar yang bermukim di dekat perusahaan tersebut. Puluhan warga Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar unjuk rasa di pabrik PT Karunia Alam Segar (KAS), Selasa (8/9/2020).Unjuk rasa ini dipicu perusahaan yang masih banyak menerima pekerja dari luar dibanding warga sekitar.
Unjuk rasa warga tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Desa Sukomulyo (FKWDS) dilakukan dengan membentangkan spanduk dan poster sejumlah tuntutan.
Selain itu, juga membawa sound sistem untuk menyampaikan aspirasi kepada manajemen PT KAS. Akibat unjuk rasa tersebut, para pekerja dan usaha angkutan logistik tidak bisa masuk area pabrik, sehingga truk parkir di tepi jalan raya.
Beberapa tuntutan masyarakat, yaitu warga ingin pemuda desa dipekerjakan tanpa syarat di anak perusahaan PT Wings Surya (Wings Food) itu. Tak hanya itu, warga minta perusahaan menghilangkan intimidasi para pekerja agar tetap kos di wilayah Desa Sukomulyo.
"Sebab, selama ini ada kabar ancaman dari perusahaan penyalur tenaga kerja, agar para pekerja kos di tempat yang disediakan. Sehingga, banyak tempat kos yang kosong di Sukomulyo," kata Sudi Wafa, tokoh masyarakat Desa Sukomulyo (Surya.co.id, 8/9/2020).
Permasalahan lain yaitu, perusahaan lebih banyak menerima para pekerja dari luar Kabupaten Gresik. Diduga ada perusahaan penyalur tenaga untuk diterima diperusahaan tersebut, tetapi dengan syarat harus membayar.
Unjuk rasa dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI berlangsung alot. Upaya mediasi dari pihak manajemen ditolak. Warga meminta kepada pihak manajemen PT KAS menemui langsung seluruh massa yang berpanas-panas di bawah terik matahari.
"Kita sama-sama kepanasan, tidak ada perwakilan untuk masuk ke dalam. Harap pihak manajemen keluar menemui massa," kata Syaifudin, salah satu orator.
Sedang General Manager Affair PT KAS, Pieter Sindaru, mengatakan, pihaknya akan menyampaikan ke pimpinan terkait tuntutan warga.
"Kita akan sampaikan ke pihak manajemen, sebab saya tidak bisa memutuskan atas tuntutan warga," kata Pieter.
Peristiwa yang terjadi di atas bukanlah yang pertama kali terjadi. Kasus pengkhianatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar berkali-kali terjadi. Namun, mengapa hal ini seolah tak terhenti? Hal ini tak lain dan tak bukan, karena diterapkannya sistem Kapitalisme sebagai aturan dalam kehidupan bernegara di negeri ini.
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Sehingga tidak mengherankan, jika perusahaan lebih memilih mengingkari janji asalkan mendapatkan keuntungan daripada harus menepati janji masyarakat sekitar yang belum tentu memberikan keuntungan yang besar.
Itulah fakta, manakala sistem kehidupan yang diterapkan adalah sistem buatan manusia. Tentunya, ada banyak sisi kemanfaatan yang akan diambil tanpa peduli dengan nasib orang lain. Bagi mereka, keuntungan sebanyak-banyaknya harus diraih meski banyak masyarakat sekitar yang harus merasakan pedih.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem Kapitalisme tidak hanya menimpa pada permasalahan perusahaan saja. Namun, juga menimpa pada semua aspek kehidupan. Masihkah kita bergantung pada sistem yang tidak akan pernah bisa mengantarkan pada perbaikan kehidupan?
Hanya Islam solusi pasti dari pemecahan segala problematika dalam negeri ini, tak terkecuali dalam menangani problematika di atas. Sudah saatnya, mengganti sistem yang rusak ini dengan syari’at-Nya dalam naungan Khilafah.
Wallahu a’lam bishshowab.
Post a Comment