Oleh: Reziloviyana S.Akun
Penghinaan terhadap Islam terus meningkat. Kian berulang dan terus berulang. Aksi publik yang Phobia terhadap Islam jelas memicu amarah dan kecaman dari umat islam. Bahkan penghinaan terhadap Islam kini kian bersaut dan berganti-ganti pemeran diseantaro dunia. Dimulai dari masyarakat umum sampai pada politikus dunia. Makin lama makin subur. Ibarat jamur dimusim hujan. Kebencian mereka terhadap Islam semakin menjadi-jadi. Mereka pun mengekspresikan kebencian tersebut dengan berbagai macam cara yang menyayat hati dan nurani pemeluk agama Islam.
Sepertinya belum lama peristiwa pembakaran bendera tauhid terjadi. Masih jelas diingatan kaum muslimin. Baru baru ini Peristiwa serupa juga terjadi. Yaitu peristiwa pembakaran Al-Qur'an di Swedia, dan tak berselang lama menyusul aksi anti Islam yang dihadiri sekitar 300 orang pengunjuk rasa. Peristiwa ini terjadi di Swedia.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/8/2020), sekitar 300 orang turun ke jalanan wilayah Malmo, Swedia, dengan aksi kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal. Orang-orang itu menghadiri aksi anti-Islam yang masih terkait insiden sehari sebelumnya saat pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut, juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia Expressen. (News.detik.com)
Jelas peristiwa ini mendapat kecaman dan protes dari publik. Dan menuntut pelaku dihukum atas tindakannya. Namun banyak juga yang tidak ambil pusing. Diam seolah agama ini tak perlu dibela. Diam seribu bahasa. Dan sekat Nasionalisme seolah membisukan lisan dan hati untuk ikut bersuara.
Penghinaan terhadap Islam terus terjadi tak lain karena kehidupan ini menganut asas sekulerisme. Dan yang lebih mirisnya lagi, pelaku tidak mendapat tindakan yang tegas dari penegak hukum. Tak memberi efek jera baik bagi pelaku maupun publik lainnya. Selalu saja Islam menjadi objek hinaan dan penindasan dari kaum kafir. Mengapa ini bisa terjadi?.
Umat Islam kini tidak memiliki pelindung dan tidak memiliki kekuatan. Jumlahnya banyak namun seperti buih di lautan. Islam bukanlah institusi yang menjadi junnah bagi umat Islam. Hanya sebuah agama yang dianut oleh jutaan manusia. Sekat sekat Nasionalisme sekaligus menjadikan urusan pembelaan terhadap agama terbatas pada batas negara. Sementara yang terjadi di negara lain. Dibiarkan begitu saja.
Sebenarnya umat ini memiliki kekuatan yang besar. Yang mampu membela kemuliaan agamanya. Hanya saja kekuatan itu belum bisa terwujud. Karena tidak adanya pengikat kekuatan tersebut. Yaitu daulah islamiyah. Dalam negara daulah, islamophobia dan penghinaan terhadap Islam tidak mungkin sampai berulang dan tumbuh dengan suburnya. Dan Islam menindak tegas pelaku penghinaan terhadap islam. Serta Islam mampu memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi seluruh warga negara. Tanpa melihat Muslim atau pun non Muslim. Islam menjaga kemurnian agama Islam. Namun tetap bisa menjaga harmoni antar individu umat beragama. Bahkan Islam memuliakan manusia dengan penuh kemanusiaan. Tanpa membeda-bedakan. Mustahil Islamiphobia itu muncul bahkan sampai tumbuh subur.
Wallahua'lam bissawab