Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Harta Syaputra pada Rabu, (2/09/2020).
" Semenjak awal Maret hingga awal September ini kita telah melakukan rapid test sebanyak 5.000 orang, mulai dari ASN, TNI, Polri, dan masyarakat yang ingin melakukan perjalanan untuk keperluan sekolah maupun dinas luar," sebut Harta Syaputra.
Ia juga mengatakan, rapid test yang dilakukan Dinkes dan pihak Pukesmas Kecamatan tidak dipungut biaya serupiah pun alias gratis. Hal itu berdasarkan surat edaran Bupati Sarolangun yang berisi tentang digratiskannya biaya rapid test untuk para ASN, TNI, Polri, dan masyarakat yang melakukan perjalanan untuk keperluan pendidikan.
" Berdasarkan surat edaran Bupati Sarolangun nomor 443 maka untuk biaya rapid test itu digratiskan," jelasnya.
Ditambahkannya, untuk hasil positif ataupun reaktif berdasarkan test rapid test belum bisa dinyatakan positif terpapar Covid 19. Namun upaya rapid test dilakukan sebagai bentuk pencegahan awal bahwa seseorang tersebut terditeksi virus atau tidak. Ia juga menyebutkan bahwa saat ini Dinkes Sarolangun masih memiliki persediaan alat rapid test sebanyak 1500 buah.
" Yang reaktif rapid test belum bisa dikatakan positif covid 19. Saat ini juga persediaan alat rapid test masih ada 1500 buah," ujarnya.
Terakhir Harta Syaputra menghimbau kepada seluruh masyarakat Sarolangun agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan Pemerintah, dengan harapan wabah pendemi covid 19 ini cepat berakhir.
" Kita terus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Harapan kita pandemi ini segera berakhir," pungkasnya.
(SRF)