(Founder Majlis Mar'atusshaliha)
Tanda akhir zaman tampaknya memang sudah di depan mata. Bagaimana tidak? Sabda Baginda yang mulia, Muhammad SAW terbukti adanya. Rasulullah SAW pernah bersabda, " Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah dan orang yang amanah dikhianati. Dan berbicara di zaman itu para Ruwaibidhoh, "Ditanyakan, siapakah Ruwaibidhoh itu? Beliau bersabda," Orang bodoh yang berbicara dalam masalah umum," (HR. Al Hakim).
Dalam webinar berjudul "Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN" yang digelar pada Rabu, 2 September 2020 lalu, Menteri Agama Fachrul Razi menyebut cara paham radikal masuk melalui orang yang berpenampilan baik atau good looking. Menag menyampaikan: " Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-lama orang-orang bersimpati, diangkat jadi pengurus mesjid, kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan".
Sontak saja pernyataan Menag tersebut menuai polemik dan protes berbagai kalangan. Bahkan buntut dari pernyataan Menag tersebut menjadi trending di jagad maya. Ketua Komisi VIII Yendri Susanto menilai pernyataan tersebut seolah-olah menggambarkan bahwa orang-orang yang menguasai agama Islam dan hafal Al Qur'an sebagai kelompok radikal. Padahal, para penghafal Al Qur'an bukan radikal, tapi justru sedang mengamalkan ajaran agama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui Wakil Ketua MUI, Muhyiddin Junaidi meminta Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menarik ucapannya terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik. MUI menilai pernyataan Fachrul itu sangat menyakitkan dan mencederai perasaan umat Islam yang sudah punya andil besar dalam memerdekakan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata ( detiknews.com, 04/09/2020).
Sangat kita sesalkan sikap Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang mewaspadai anak good looking berkebalikan terhadap sikapnya yang mengapresiasi Banser yang membentak-bentak ulama. Tindakan anggota Banser yang menggeruduk Lembaga Pendidikan Madrasah, Yayasan Al Hamidy-Al Islamiyah di Desa Kalisat, kecamatan Rembang pada 20 Agustus lalu sempat jadi sorotan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk tindakan Banser tersebut. Alih-alih meluruskan, Menag justru menambah kekisruhan dengan memberikan apresiasi terhadap Banser. Oleh Menag disebut sebagai langkah tabayyun.
Sebagai seorang muslim kita semestinya bijak dalam menyikapi segala hal. Apalagi ketika kita sebagai pejabat negara. Kitabullah dan Sunnah Rasul adalah pedoman hidup yang paripurna. Kita tidak akan tersesat di dunia, dan kebahagiaan di akhiratlah tujuan hakiki sebenarnya. Kepada sesama muslim kita diperintahkan untuk menjauhi prasangka buruk. Allah SWT berfir'man : " Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa". (QS. al Hujurat :12).
Terakhir, kepada siapa kita harus bersikap keras dan berlemah lembut cukuplah dengan kita memahami firman Allah dalam QS Al Fath ayat 29, " Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka." Wallahu a'lam bi ash shawab.
Post a Comment