Deras Arus Islamophobia, Buah Penerapan Sistem Sekuler Kapitalis

Oleh: Riana Oktaraharti, S.E 
(Aktivis Muslimah Kalsel)

Dunia barat kembali bersitegang, sekelompok anti islam kembali berulah berunjuk rasa di Swedia. Mereka berteriak tidak ada rasis dijalanan tersebut, namun nyatanya diantara mereka ada yang menodai Al-Qur'an. Tindakan seperti ini semakin menunjukkan mendarah dagingnya arus islamophobia.

Sebagaimana mengutip dari detik.com, Copenhagen - Swedia dilanda kerusuhan usai politikus asal Denmark, Rasmus Paludan dilarang menghadiri aksi pembakaran Al-Qur'an. Paludan memang dikenal sebagai seorang anti-Islam.

Bahkan seperti dilansir oleh viva.co.id, Menurut media Norwegia NRK, aparat kepolisian menangkap 29 orang di mana beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur. Insiden serupa juga terjadi di kota Malmo, Swedia pada Jumat (28/8) di mana pengunjuk rasa bentrok dengan aparat pasca kelompok ekstrimis sayap kanan membakar Alquran.

Secuil saja kaum muslim untuk kembali kepada identitas agamanya (islam). Para pembenci islam berkoar-koar menyebutkan rasis dan mereka akan berujung tidak terima. Inilah bentuk nyata islamophobia yang menjangkiti dunia saat ini. Barat begitu sengaja dengan terus membangun narasi, bahwa munculnya islamophobia tidak lain berasal dari ulah kaum muslim sendiri.

Padahal kenyataannya? Yang menghembuskan arus derasnya islamophobia dari dunia barat sendiri. Mereka selalu mempersoalkan muslim menjalankan indentitas kemuslimannya. Lihat saja! Seberapa lantang mereka teriak rasisme dan islamophobia, ketila umat muslim dilarang dalam menjalankan agamanya, diberangus dan ditumpahkan darahnya sebagaimana di newzeland serta di negri-negri muslim lainnya.

Adapun, aktivis liberal mengatakan bahwa satu sebab munculnya islamophobia adalah beberapa serangan bom mematikan oleh para jihadis muslim di Eropa. Mereka  yang di kampanyekan sebagai teroris. Akan tetapi tidak hanyalah hal tersebut, mereka juga menyampaikan bahwa islamophobia yang ada di Eropa disebabkan karena banyaknya imigran asal timur tengah yang hampir beragama islam. Mereka kemudian mengeneralisir dengan kebenciannya terhadap para imigran muslim tersebut. Mereka memandang bahwa para imigran muslim adalah pihak yang tidak bisa berasimilasi dan berintegrasi dengan lingkungan. Bahkan menurut mereka harusnya muslim bisa berintegrasi dengan nilai-nilai barat, namun nyatanya sulit untuk diwujudkan, sebab dunia barat begitu jauh dari nilai-nilai islam. Sehingga menurut mereka wajar saja ketika barat menganggap bahwa imigran muslim bukan dari bagian mereka sebab mereka tidak mau berbaur.

Inilah wajah Barat sesungguhnya. Narasi ini terus digulirkan ditengah peliknya dan mendarah dagingnya islamophobia. Narasi ini memang sengaja terus dihembuskan di negeri barat terlebih di negeri - negeri muslim. Narasi ini pula selalu disematkan terhadap islam dan kaum muslimin dengan menstigma negatif (buruk) pada ajaran islam dan keberpegang teguhannya kaum muslim terhadap syariah islam. Sehingga hal ini membuat derasnya arus muculnya islamophobia di Eropa makin terasa karena derasnya opini tersebut.

Ingatkah kita pada peristiwa serangan 11 september 2001 di NewYork, setelah peristiwa tersebut bahwa arus islamophobia selalu dihembuskan. Kaum muslim selalu disudutkan dalam menjalankan agamanya. Adapun, bentuk-bentuk islamophobia yang terjadi di negri Eropa dan barat sangat beragam bentuknya, berawal dari pelarangan pemakaian cadar bagi muslimah, diskriminasi terhadap pelaksanaan ibadah umat islam, pembakaran kitab suci Al-Qur'an, penghinaan baginda Nabi Muhammad Shalallaahu 'alayhi wa sallam, pembunuhan umat islam dan sebagainya yang terus berulang dilakukan oleh mereka dengan dalih bahwa umat islam sendiri yang menjadi pangkal kerusakan.

Islamophobia memang sengaja dibentuk oleh barat kala keteguhan umat islam memegang nilai-nilai islam dan aturan islam. Mereka ingin menghambat kebangkitan islam dan kaum muslimin, maka islamophobia adalah design buruk yang membuat umat jauh dari kemuliaan hakiki yang tidak akan bisa diraih dalam sistem sekuler kapitalis. Justru sistem inilah awal pangkal menjauhkan umat dari islam sesungguhnya, yang kemudian membuat umat meninggalkan nilai-nilai islam serta aturan islam dalam kehidupan, mencegah kebangkitan islam dengan tegaknya institusi Khilafah Islamiyyah.

Islam merupakan agama sekaligus ideologi yang melahirkan aturan-aturan untuk menyelesaikan problem umat dengan tuntas. Islam dengan sistem pemerintahannya yakni khilafah akan menjaga dan melindungi kaum muslim serta mengurus kemaslahatan kaum muslim. Khilafah merupakan institusi yang akan menerapkan syariah islam secara kaffah (menyeluruh) dalam kehidupan yang sekaligus menjadi junnah (perisai) kaum muslim. Bahwa, Nabi Muhammad Shalallaahu 'alayhi wa sallam  bersabda : "“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Artinya kaum muslimin dan islam sendiri selalu dilindungi dari setiap teror ataupun pihak yang merusak kehormatan islam dan kaum muslimin. Namun, selain menjaga kaum muslimin, khilafah juga akan menjaga terjaganya setiap warga negaranya yang berada di negri Khilafah yakni non muslim (ahlu dzimmah). Adapun dalam negeri khilafah, maka orang - orang non muslim yang hidup dibawah naungan nya (ahlu dzimmah) maka mereka diberi kebebasan dalam menjalankan ibadahnya, menikah, bercerai, makan, minum, berpakaian sesuai dengan agama mereka. Namun demikian, seorang muslim tidak boleh meninggalkan islam yakni murtad, orang islam yang murtad, maka akan diberikan sanksi tegas oleh negeri Khilafah. Begitupula dimasa Kekhilafahan utsmaniyah, negara bersikap tegas dengan menyiapkan pasukan perang untuk menyerang prancis ketika diketahui disana akan di adakannya pertunjukkan opera yang isinya menghina Nabi Muhammad SAW. Apa yang terjadi ditubuh umat hari ini,  derasnya islamophobia di negri Barat atau muslim, ini menegaskan bahwa umat islam butuh Khilafah yang akan melindungi dan menjaga agama, jiwa dan darah kaum muslimin. Tanpa khilafah, kejadian di Swedia akan terus berulang. Wallahu alam bishowab. [].
Previous Post Next Post