Dari hari ke hari jumlah kasus positif virus Corona di Indonesia belum tampak adanya penurunan. Yang ada malah makin terus meningkat, bahkan kalau dihitung perhari pertambahanya bisa lebih dari 3000-an. Sebenarnya jumlah pertambahannya bisa lebih banyak dari itu. Mengingat mobilitas penduduk yang sangat tinggi, sementara protokol kesehatan saat ini cenderung sudah di abaikan, sebagian masyarakat juga banyak yang tidak disiplin dalam menghadapi wabah virus Corona sehingga virus ini terus meningkat penularannya.
Ada kesan putus asa dari Tito Karnavian menyebut bahwa negara-negara yang menganut sistem pemerintahan OTOKRASI atau OLIGARKIS bisa lebih efektif dalam menangani pandemi covid- 19 ini, menurutnya negara dengan sistem pemerintahan otokrasi atau oligarkis bisa lebih tanggap dan lebih mudah dalam mengendalikan masyarakat dalam menghadapi pandemi karena kedaulatan negaranya dipegang oleh satu atau segelintir orang saja. Contohnya saja negara Vietnam dan Cina, menurutnya kedua negara tersebut bisa menangani wabah dengan lebih efektif karena mengendalikan Masyarakat dengan cara kekerasan. Dan sebaliknya, Tito menyebut bahwa negara dengan sistem pemerintahan demokrasi seperti Indonesia, India atau Amerika serikat mengalami kesulitan dalam menangani masa pandemi ini. Karena pemerintah tidak bisa memaksa rakyatnya, untuk menerapkan protokol kesehatan." Mereka bilang hoaxs, jangan kan pakai masker covid nya pun di bilang hoaxs, tidak ada, konspirasi saja. "keluh Tito karnavian di YouTube Kemendagri RI, pada Kamis(3/9/2020).
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian masyarakat Indonesia banyak yang tidak disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Masyarakat cenderung abai dan itu salah satu penyebab semakin tinggi nya tingkat penularan covid-19. Namun rakyat juga tidak bisa sepenuhnya di salahkan dalam kasus ini. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah juga bisa introspeksi kenapa bisa terjadi seperti ini?.
Selama ini memang masyarakat memang kurang teredukasi dengan benar. Pasalnya, Sebagian besar masyarakat tak semua paham betapa pentingnya menerapkan protokol kesehatan secara disiplin sebagaimana yang sudah di anjurkan pemerintah, ditambah kurangnya kepedulian di tengah-tengah masyarakat akan pentingnya untuk saling mengingatkan tentang betapa bahayanya covid -19 ini jika diabaikan. Apalagi disaat kondisi negara sedang kacau karena pandemi banyak hoaxs-hoaxs yang muncul dengan tujuan untuk memecah belahkan negara.
Kondisi perekonomian masyarakat akibat adanya pandemi semakin kacau sehingga makin memperburuk keadaan perekonomian negeri ini. Banyak yang kehilangan pekerjaan karena tempat mereka bekerja sudah tidak mampu lagi menampung banyaknya pekerja karena menurunnya omset perusahaan, sehingga mau tidak mau mereka yang terpilih di rumahkan harus menerima dengan pasrah, maka tak dipungkiri, angka penganguran pun melonjak naik. Di saat yang sama, negara abai dan tak kunjung memberi penjelasan, apalagi menjamin kesejahteraan masyarakat dimasa pandemi ini. Ironisnya, kita melihat dan memperhatikan bahwa sejak pertama kali wabah ini merebak, pemerintah terlihat galau dan tak jelas mengambil sikap. Sehingga masyarakat pun bingung apa yang akan mereka lakukan karena tidak mempunyai pegangan yang jelas. Ada bantuan pun tak sepenuhnya merata, tak semuanya dapat, yang akhirnya rakyat terpaksa pontang-panting demi kelangsungan hidup.
Hal ini wajar jika akhirnya masyarakat fokus berfikir bagaimana cara agar kehidupan ekonomi keluarga tetap jalan dan kebutuhan mereka terpenuhi agar bisa melangsungkan kehidupan sebagaimana biasanya. Tak peduli jalan dan rintangan yang akan di lewatinya dan tak mempedulikan resiko besar penularan covid -19.
Wajar saja ketika di negara lain sudah aman dari wabah virus Corona ini, Indonesia masih kesulitan dan belum nampak ada titik terang yang jelas untuk menangani covid-19 ini. Karena dulu saat virus Corona ini muncul, ketika dunia menyatakan bahwa virus ini berbahaya, pemerintah atau para pejabat di Indonesia justru malah menyepelekan covid-19 ini. Ketika dunia mewaspadai karena virus Corona ini akan menyebar keseluruh dunia, para pejabat justru dengan sombongnya mengatakan bahwa Indonesia tidak akan terkena wabah virus Corona. Saat negara negara lain sudah menutup rapat negaranya untuk mewaspadai agar tidak ada warga dari negara luar masuk ke dalam negaranya. Sebaliknya Indonesia justru membuka pintu gerbang lebar-lebar dan menjadikan berbagai peluang bisnis hanya demi mendapatkan banyak keuntungan.
Dan ternyata benar saja Indonesia akhirnya terkena wabah virus Corona juga. Namun sayangnya, pemerintah saat itu tidak langsung mengambil sikap yang tegas, pemerintah merasa cukup dengan menerapkan PSBB lokal saja. Itu pun selalu ada perdebatan di dalamnya, begitupun dengan penerapan protokol kesehatan yang tampak asal jalan saja.
Penyesalan pemerintah saat ini tidak ada gunanya, karena wabah virus Corona di Indonesia sudah menyebar, dan penyebarannya pun sangat meningkat. Sudah begitu banyak masyarakat Indonesia yang terkena virus Corona ini. Yang masyarakat butuhkan saat ini adalah sikap dan solusi yang pasti untuk menangani wabah Corona ini, karena sampai saat ini belum ada solusi yang sungguh-sungguh dalam penyelesaiannya. Masyarakat juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena kian meningkatnya pemaparan virus covid-19. Sebab bagaimanapun buruknya rakyat itu merupakan cerminan dari buruknya pemegang kekuasaan.
Semestinya penguasa berfikir serta merubah untuk menjalankan sistem yang dapat memberikan solusi tuntas atas semua persoalan. Yakni sebuah sistem yang tegak di atas landasan yang benar yang bebas dari kepentingan dan konflik. Sistem itu yakni sistem Islam yang landasannya atas dasar keimanan, bahwa di balik semua yang ada, ada zat yang maha menciptakan dan maha sempurna. Dari landasan sistem inilah akan melahirkan aturan-aturan hidup yang mampu memecahkan berbagai problematika kehidupan dengan penyelesaian yang sempurna. Sehingga akan terwujud kesejahteraan umat dan kerahmatan bagi seluruh alam.
Sistem Islam ini tidak tegak di atas kekerasan dan pemaksaan seperti sistem otokrasi dan oligarki atau tegak dengan kebebasan seperti halnya sistem demokrasi. Sistem Islam tegak atas dasar keimanan dan kesadaran termasuk ketaatan terhadap kepemimpinan seorang imam.
Wallohu’alam Bi Showwab
Post a Comment