Delusi Tingkat Tinggi, Berharap Harmonisasi Di Negeri Demokras

Oleh : Sahara 
(Aktivis Dakwah Lubuk Pakam)

Sejak runtuhnya Daulah islamiah, Islam kehilangan kharismanya. Kehilangan martabat dan harga dirinya dan sisa dari serpihan kegemilangan islampun hilang bak ditelan bumi. Mengapa demikian? Sebab sejarah selalu mengikut pada pemenang. Dan kita semua tahu bahwa yang memegang kendali saat ini adalah kapitalisme dengan asas sekulernya. Memisahkan agama dari kehidupan hingga apapun dan bagaimanapun caranya Islam harus terus di hadang. Kapitalisme memberikan kedaulatan pada individu dan bebas sebebas-bebasnya. Hingga perlakuan individunya banyak yang semena mena. Bahkan tak dapat dipungkiri banyak muslim yang tertindas di beberapa belahan dunia. Padahal stigma kebebasan ini adalah hak setiap orang, bukan? 

Bagai anak ayam kehilangan induknya. Mungkin ini kiasan kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi seluruh muslim di dunia. Ingin bangkit tapi tak tau apa dan harus bagaimana. Padahal jika muslim bersatu, mengkaji Islam secara kaffah. Berpegang teguh pada syariat. Dan mau menerapkan hukum hukum Allah. Dan menyerukan kepada seluruh umat, kegemilangan itu pasti kembali. Dan memang sudah menjadi janji Allah SWT, bahwa setelah masa penguasa diktator (Mulkhan jabbariyan ) yaitu masa dimana banyak terjadi penindasan, penganiayaan dan segala hal yang menyayat hati, kelak akan ada masa kepemimpinan yang mengikuti metode kenabian. Dan Islam akan kembali memegang tahta nya. Kehidupan seluruh umat manusia pun bangkit dan sejahtera.

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya.

Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa (Mulkhan Addhon) raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa (Mulkhan jabbariyan) masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam,” (HR. Imam Ahmad).

Bicara mengenai hadist Rasulullah mengenai gambaran masa Mulkhan jabbariyan ini, sudah banyak terbukti, Sebab memang kenyataannya kehidupan umat saat ini sedang kacau balau. Kesenjangan sosial, penegakan hukum yang tumpang tindih, Tajam ke atas tumpul kebawah. Memeras rakyat dengan berbagai aturan dan iuran nya yang tak manusiawi sementara dilain hal rakyat harus kerja banting tulang demi mencari sesuap nasi.

Umat muslim bicara tentang aqidahnya dan memahami tentang syariat, di framing sebagai intoleran dan dengan mudahnya melabelkan sebagai oknum yang membawa paham radikalisme yang dituduh akan merusak tatanan negara dan selalu dibentur benturkan dengan Pancasila. 

Atau tuduhan kejam lain nya, yang sebenarnya hanya framing buruk yang memang ditujukan untuk memecah belah muslim itu sendiri. Sehingga muslim jauh dari Islam dan enggan mempelajari mengenai aqidahnya. Dengan kata lain, bukan hanya kafir harbi saja yang membenci Islam tapi muslim itu sendiri yang juga menjadi salah satu kelompok islamophobia (orang yang anti dengan Islam). Nau'dzubillah.

Selama Islam tak pernah di terapkan, kehidupan umat, sampai kapan pun akan terus menerus begini. Tidak akan ada kedamaian dan ketenangan. Dan kesejahteraan itu hanyalah mimpi belaka. Sebenarnya inilah tujuan mereka yang membenci Islam. Mereka selalu berusaha untuk menghalangi dan meredupkan kebenaran cahaya Islam untuk bersinar. Mereka teramat sangat khawatir apabila umat muslim di seluruh dunia sadar dan bangkit, maka akan sangat Sulit bagi mereka menghadang kembalinya kejayaan Islam. Mereka tahu tidak akan pernah bisa menghancurkan Islam. Yang mereka bisa lakukan adalah dengan memperlambat lajunya kejayaan Islam itu sendiri dengan berbagai daya dan upaya. Terus memicu keributan, menciptakan peperangan bahkan tak segan menghabisi nyawa umat muslim.

Dilansir dari beberapa situs berita, Swedia dilanda kerusuhan usai politikus asal Denmark, Rasmus Paludan dilarang menghadiri aksi pembakaran Al-Qur'an. Paludan memang dikenal sebagai seorang anti-Islam.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/8/2020), sekitar 300 orang turun ke jalanan wilayah Malmo, Swedia, dengan aksi kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal.

Orang-orang itu menghadiri aksi anti-Islam yang masih terkait insiden sehari sebelumnya saat pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut, juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia Expressen.

Rasmus Paludan, pemimpin partai garis keras anti-imigran Denmark, melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara dalam aksi anti-Islam itu, yang diadakan pada hari yang sama dengan ibadah sholat Jumat.

Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.

"Kami menduga dia akan melakukan pelanggaran hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo kepada AFP.

"Ada juga risiko bahwa perilakunya akan menjadi ancaman bagi masyarakat."

Tetapi para pendukungnya tetap melanjutkan aksi dan tiga orang kemudian ditangkap karena dianggap menghasut kebencian rasial.

Tahun lalu, Paludan menarik perhatian media karena membakar Al-Qur'an yang dibungkus dengan bacon yang biasa terbuat dari daging babi, yang haram bagi umat Islam.

Sementara itu, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/8/2020) Paludan telah dijatuhi hukuman satu bulan penjara karena serangkaian tindakan pelanggaran hukum, termasuk rasisme, pada Juni lalu.

 (viva.co.id),selain di Swedia. terjadi bentrok di Norwegia. ketegangan memuncak di Ibu kota Norwegia, Oslo ketika seorang pengunjuk rasa anti-Islam merobek-robek halaman-halaman Alquran. Kepolisian Norwegia sampai menembakkan gas air mata untuk memisahkan dua kelompok yang bentrok.

Sedikitnya ada 30 orang yang ditangkap polisi Norwegia. Akibat bentrokan itu, unjuk rasa anti-Islam di Oslo pada Sabtu (29/8) membuat acara itu diakhiri lebih awal dari jadwalnya. Seperti dilansir Deutsche Welle (DW) pada Ahad (30/8), unjuk rasa anti-Islam itu diorganisir kelompok Stop Islamisasi Norwegia (SIAN). Unjuk rasa berlangsung di dekat gedung parlemen Norwegia.

Sementara itu dilaporkan kantor berita DPA ratusan pengunjuk rasa lainnya juga berkumpul dengan meneriakkan tidak ada rasis di jalanan kami. Situasi ini pun memuncak ketika seorang wanita yang merupakan anggota SIAN merobek halaman Alquran dan meludahinya. Wanita itu sebelumnya pernah didakwa kemudian dibebaskan atas ujaran kebencian. Dalam unjuk rasa itu, wanita tersebut mengatakan pada para pengunjuk rasa "lihat sekarang saya akan menodai Alquran,"

Meskipun Negara Barat menganggap tindakan ini melawan hukum, namun munculnya aksi sejenis ini menggambarkan kegagalan sistemik untuk  menjamin keadilan dan kebebasan beragama. ini bukti bahwa islamophobia adalah penyakit sistematis masyarakat yang sekuler. Orang yang memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan keuntungan sebagai asas kehidupan mereka. Dan kebebasan yang di berikan pada mereka menjadikan mereka seperti binatang buas yang siap menerkam kapan saja.

Islam tidak hanya butuh diplomasi pembelaan atau perdebatan di peradilan besar di PBB. Tapi butuh hukum yang pasti untuk membuat pelakunya jera. Dan tidak pernah lagi tercipta sejarah diskriminasi terhadap agama. Sebenarnya bukan tidak ada sistem sanksi atas perbuatan keji ini. Ada, tapi akan berbeda perlakuannya jika bukan umat Islam yang melakukan kesalahan nya. Namun apabila muslim yang melakukan kesalahan, Tentu hukuman yang akan dijatuhkan jauh lebih berat dan ditambahkan dengan stigma buruk mengenai Islam itu sendiri. Jelas, sistem kapitalisme ini gagal dalam menciptakan perdamaian dan keadilan, yang sebenarnya mereka sendiri yang menggaungkan nya, tapi mereka juga yang melanggarnya. Dan memang inilah ciri sistem yang bobrok, Demokrasi Sekuler, kapitalisme.

Lantas adakah sistem yang lebih baik? Yang benar - benar menjamin perdamaian dan kesejahteraan?

Khilafah, Menjamin Harmonisasi
“Barang siapa menyakiti seorang dzimmi (nonmuslim yang tidak memerangi umat muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.” (HR Thabrani)

Hadis di atas menunjukkan betapa Islam sangat menghargai keberagaman di negara Khilafah. Sekaligus menjadi panduan bagaimana sikap kita kepada nonmuslim yang hidup dalam negara Khilafah. Tidak seperti teori kebebasan ala demokrasi Barat yang jauh dari realisasinya.

Potret keadilan dan jaminan tersebut terangkum dalam beberapa hal berikut:
Pertama, jaminan kebebasan beribadah. Dalam hal ini, seorang dzimmi diberi kebebasan menjalankan agama sesuai keyakinannya. Khilafah akan menjamin pelaksanaan ibadah tanpa diskriminasi, pemaksaan, ataupun tindakan intoleran. Tak boleh ada paksaan dalam memeluk Islam.

Mereka diberikan kebebasan melaksanakan proses ibadah sesuai ajaran agamanya. Mereka juga tidak diwajibkan membayar zakat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menulis surat kepada penduduk Yaman, “Siapa saja yang tetap memeluk agama Nasrani dan Yahudi, mereka tidak akan dipaksa untuk keluar dari agamanya,….”(HR Abu ‘Ubaid)

Kedua, jaminan memilih dan memeluk agama. Allah berfirman,“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)..…” (TQS Al Baqarah: 256).

Islam tidak akan memaksa nonmuslim untuk memeluk Islam. Islam mengajarkan agar hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Sebagaimana gambaran saat Palestina ditaklukkan oleh Shalahuddin al Ayyubi.

Saat itu, tiga agama, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup berdampingan dengan damai. Saat Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, beliau tidak serta merta menyingkirkan umat Nasrani. Bahkan beliau menjamin hak beragama mereka dengan baik.

Ketiga, perlakuan yang baik secara umum. Islam mengajarkan agar kaum muslim memperlakukan dzimmi dengan baik dan memperhatikan kepentingannya. Kaum muslim bahkan wajib menjaga keselamatan jiwa, harta dan kehormatannya. Mereka terjaga makanan, tempat tinggalnya, juga pakaiannya.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
“Saya berwasiat untuk khalifah sesudahku begini dan begitu. Saya juga berwasiat kepadanya untuk melakukan dzimmah (janji) Allah dan Rasul-Nya agar perjanjian dengan mereka ditunaikan, sehingga mereka berada di belakang (mendukung) ketika berperang dan agar tidak membebani mereka di luar kemampuan mereka”. (HR Bukhari)

Keempat, kebolehan bermuamalat dengan kaum muslim. Kaum muslim boleh melakukan berbagai transaksi muamalat dengan orang kafir dzimmi, seperti jual beli, sewa, perserikatan, dan sebagainya tanpa diskriminasi.

Jelas sudah sistem mana yang memang pasti memberikan harmonisasi dan sistem mana yang hanya memberikan diskriminasi. Untuk itu sebagai seorang muslim yang mengaku Allah SWT adalah tuhan nya. Muhammad Saw adalah Nabinya, wajib atas kita mengikuti dan memegang teguh Sunnah nya. Termasuk berjuang melanjutkan kehidupan Islam dengan penerapan syariah kaffah dan tidak akan mungkin terjadi tanpa institusi Daulah khilafah Ala Minhajji Nubuwwah.
Wallahu 'alam bishowab.
Previous Post Next Post