Benarkah, Anak Good Looking Penyebar Radikalisme?

Oleh : Nur Fitriyah Asri
Pegiat Literasi Opini

Anggota DPR RI Fadli Zon terang-terangan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengganti salah satu menterinya di Kabinet Indonesia Maju, dengan menyebut langsung nama Menag Fachrul Razi.

Menag sebut, "Radikalisme-Anak Good Looking" Sebaiknya menteri ini diganti saja Pak Jokowi. Pernyataan-pernyataannya sering menimbulkan kecurigaan, salah paham, perselisihan bahkan islamofobia. (twitter.fadlizon 3/9/2020)

Dilansir oleh cnn.indonesia (2/9/2020). Menteri Agama Fachrul Razi, membeberkan cara masuknya kelompok maupun paham-paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.
Salah satunya dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.

"Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Al-Qur'an), mereka mulai masuk," kata Fachrul dalam webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara', di kanal Youtube Kemenpan. RB.

Pernyataan tersebut sangat membahayakan karena bisa berdampak memecah belah umat Islam karena saling mencurigai dan memunculkan islamofobia yaitu ketakutan berlebihan pada Islam.

Sejak dilantik, kebijakannya dalam memerangi radikalisme selalu kontroversial, terkesan berlebihan (maaf, ngawur). Seperti
pelarangan penggunaan cadar dan celana cingkrang bagi ASN, sertifikasi penceramah untuk bulan ini sejumlah 8200. Kemudian mengatakan 'yang punya pemikiran khilafah tak usah jadi PNS'. Bukankah ini tuduhan negatif pada sebagian besar ajaran Islam termasuk yang paling ditohok yaitu khilafah? Juga melakukan moderasi agama melalui kurikulum dengan
merevisi 155 buku yang ada konten radikal yaitu khilafah dan jihad, maknanya diubah. Kemudian dari mata pelajaran fikih dimasukkan ke mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Tidak lain tujuannya agar khilafah dan jihad hanya sebatas sejarah di masa kejayaan Islam dan tidak boleh diterapkan karena tidak sesuai dengan jaman kekinian.

Artinya sama dengan mengebiri ajaran Islam. Bukankah khilafah dan jihad adalah kewajiban yang harus ditunaikan karena perintah Allah? Tampak jelas bahwa rezim anti Islam, ada upaya menghalangi penegakan khilafah.

Terbukti ketika film JKDN (Jejak Khilafah di Nusantara) ditayangkan, diblokir dengan keterangan ada keluhan dari pemerintah. Aneh, padahal isinya hanya film dokumenter. 

Berdalih memerangi radikalisme, terkesan membabi buta. 
Lupa bahwa negara ini mayoritas muslim. Seolah-olah menabuh genderang perang dengan umat Islam, karena kebijakan-kebijakannya mendeskriditkan syariat Islam.

Belakangan ini mencurigai  masuknya radikalisme ke masjid-masjid melalui anak yang good looking, dengan ciri penguasaan bahasa Arabnya bagus dan hafiz Qur'an. Ini bentuk pelecehan terhadap Islam. Pertama, mempelajari bahasa Arab hukumnya wajib, karena untuk memudahkan memahami Al-Qur'an. Juga sebagai bahasa wajib di masa kekhilafahan. Kedua, banyak dalil yang menyebutkan keutamaan membaca Al-Qur'an apalagi menjadi hafiz.

Rasulullah saw. bersabda, "Al-Qur'an bisa memberikan syafa'atnya atau pertolongan kepada pemilknya. (HR. Muslim)

Adapun keutamaan menghafal Al-Qur'an adalah disematkannya mahkota dan jubah karomah serta keridaan Allah kepadanya. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada penghafal Al-Qur'an.

Rasulullah saw. bersabda: "Penghafal Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat, kemudian akan berkata, 'Ya Tuhanku, berikanlah perhiasan (kepada orang yang membaca Al-Qur'an'), kemudian orang itu dipakaikan mahkota karomah (kemuliaan). Sesudah itu Al-Qur'an memohon kembali, 'Ya Tuhanku ridailah dia', kemudian Allah meridainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah (Al-Qur'an) dan teruslah, naiklah (ke surga). Lantas, derajatnya (di surga) pun terus bertambah. pada setiap ayat (yang dibacanya) terdapat satu kebaikan." (HR. Tirmidzi)

Mengacu pada kedua hadis di atas, jelas sekali bahwa setiap muslim akan bercita-cita dan  merindukan surga seperti yang dijanjikan Allah. Oleh sebab itu kita harus berikhtiyar belajar menguasai bahasa Arab dan hafiz Qur'an. Bukan malah ditakut-takuti dan dinisbatkan sebagai radikal yang identik dengan kekerasan, tidak toleran dan lainnya. Sangat tidak masuk akal.

Berdalih memerangi radikalisme, sedikit-sedikit radikal, orang pandai berbahasa Arab dan hafiz Qur'an dicurigai menyebarkan ide radikalisme. Mendakwahkan Islam kafah dituduh radikal. Menyebut khilafah, radikal. Padahal istilah radikal itu berasal dari kata radix yang artinya akar. Jadi Islam radikal adalah Islam mendalam hingga seakar-akarnya. Islam seperti inilah yang dikehendaki Allah Swt. dan Rasulullah, agar orang beriman ber-Islam kafah. Sebagaimana firman
Allah Swt.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. "
(QS. al-Baqarah [2]: 208)

Begitu juga dengan beramar makruf nahi mungkar (berdakwah Islam kafah) merupakan perintah Allah, sebagaimana firman-Nya:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

 "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali-Imran [3]: 104)

Sejatinya rezimlah yang melakukan teror kepada umat Islam. Sebab, monsterisasi khilafah yang selalu dinarasikan berulang-ulang, contoh khilafah radikal, khilafah terlarang, meskipun tidak ada dasar hukumnya. Artinya rezim menggiring opini agar masyarakat takut kepada khilafah, apalagi mendakwahkannya. 

Pada akhirnya, ide khilafah dianggap ide berbahaya bagi keutuhan NKRI. Padahal faktanya yang membahayakan negeri ini adalah sekularisme-kapitalisme dan propaganda busuk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dampaknya mengadu domba umat Islam, dan memunculkan islamofobia.

Degradasi atau kemerosotan moral anak bangsa yang kritis justru diabaikan. Padahal kerusakan tampak di semua lini kehidupan. Itulah produk sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Apa generasinya ingin lebih hancur lagi dengan dicekoki Islam moderat yang berkiblat ke Barat?  Membangun karakter hanya slogan saja, terbukti semakin hari bukannya semakin baik.Tidak mungkin bisa mencetak generasi berkepribadian Islam, selama asasnya sekularisme dan di zaman penuh fitnah sebagaimana 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).

Ternyata sabda Rasulullah di atas terjadi pada fase Mulkan Jabariyyan, yang dimulai sejak tahun 1924 runtuhnya khilafah hingga sekarang ini. Barat memimpin dunia, dengan dukungan negara-negara boneka. Dimana pemerintahannya diktator, kejam, main bantai, umat Islam diadu domba dan difitnah. Pemimpinnya bodoh, menghancurkan dan menyengsarakan rakyatnya. Kekayaannya dieksploitasi. Pemimpinnya dibenci umat karena zalim.

Fase itu akan berganti dengan fase kelima yaitu tegaknya kembali kekhilafahan ala minhajjin nubuwwah yang insya Allah tidak lama lagi.

Oleh sebab itu, marilah kita bersatu dan berjuang untuk tegaknya khilafah yang dijanjikan Allah, dan pasti akan menyejahterakan seluruh makhluk semesta alam.

Allhahu a'lam bishshawab
Previous Post Next Post