Umat Islam tentu sudah mengetahui bahwasanya seorang ulama adalah sosok yang Allah SWT muliakan. Untuk itu sudah menjadi keharusan untuk menjaga, melindungi serta tidak memperolok-olok apalagi menghinanya. Tetapi sungguh sangat disayangkan dengan apa yang terjadi di Tanah Air saat ini, telah terjadi kesekian kalinya serangan terhadap ulama dan tokoh Islam. Kondisi saat ini bukan hanya memperolok-olok ulama tapi sudah mengancam nyawa. Sebagian dari mereka ada yang dianiaya di rumah, di mesjid, bahkan kini di tempat terbuka di tengah panggung dalam dakwah. Fakta ini menunjukkan bahwa para ulama dan tokoh Islam belum bebas dari ancaman.
Sangat ironi sekali negara yang mayoritas penduduknya Muslim tetapi alergi terhadap ulama. Penghinaan yang kerap terjadi terhadap para ulama yang memang sangat gigih dalam melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Misalnya baru-baru ini seorang elite parpol menghina keberadaan MUI dengan menyebut lembaga ulama itu selevel dengan LSM. Bahkan ada kalimat yang bertendensi menyamakan ulama dengan binatang. Dengan mengatakan"Sama seperti LSM urusan hewan, apakah pengurusnya laler dan kecoa? Gak, kan?". Tutur politisi tersebut lancang. Berbanding terbalik statement mereka terhadap para ulama dengan predikat yang Allah SWT berikan. Ulama dalam timbangan agama adalah sosok yang istimewa.
Yang pertama para ulama dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT beberapa tingkat diatas manusia lain.
Allah SWT berfirman:
Allah SWT meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang di beri ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (TQS al-Mujadilah <58>:11)
Yang ke dua para ulama disebut oleh Rasulullah Saw. sebagai pewaris para nabi.
Rasulullah bersabda:
Sungguh ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak. (HR. at-Tirmidzi, Ahmad ad-Darimi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Mengapa di dalam hadis ini disebut kata pewaris dan tidak me ggunakan istilah yang lain? Imam al-Munawi mengatakan karena warisan itu berpindah kepada manusia yang paling dekat. Sosok manusia yang paling dekat dengan para nabi dalam urusan agama adalah para ulama yang berpaling dari dunia. Para ulama adalah orang yang memperoleh kebahagiaan dengan dua kebaikan yaitu ilmu dan amal. Mereka pun mendapatkan dua keutamaan yaitu kesempurnaan dan menyempurnakan. "(Al-Munawi, Faydh al-Qadir, 4/105)".
Yang ke tiga, demikian besar derajat para ulama, dimana Allah SWT berkenan memberi kesempatan kepada mereka untuk memberi syafaat pada hari kiamat. Rasulullah Saw. bersabda:
Akan memberi syafaat pada hari kiamat tiga golongan: para nabi, ulama lalu para syuhada. (HR.Ibnu Majah).
Ke empat, terpelihara dan terjaganya umat dari kesesatan, karena keberadaan para ulama. Ilmu akan lenyap dan umat pun akan mudah tergelincir dalam kesesatan, jika para ulama telah tiada.
Rasulullah bersabda:
Sungguh Allah SWT tidak mencabut ilmu dengan mencabut ilmu itu dari manusia. Namun, Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama.(HR. al-Bukhari).
Demikian pentingnya kehadiran para ulama di dunia ini dan kematian meraka adalah musibah berat bagi umat. Berpulangnya mereka tidak bisa digantikan oleh ribuan ahli ibadah sekalipun. Dituliskan berdasarkan perkataan Umar bin al-Khaththab ra., dalam mukadimah Kifayahal al-Akhyar "Kematian seribu ahli ibadah yang senantiasa bangun malam untuk shalat dan berpuasa pada siang hari lebih ringan dari kematian satu orang alim yang mengetahui apa yang Allah halalkan dan apa yang Dia haramkan." Ulama sejati adalah ulama yang bukan hanya sekedar berilmu namun lancang kepada Allah SWT, yaitu dengan memutar balikan hukum-hukum-Nya, bersekutu dengan kezaliman, bukan juga sekedar yang paham tentang agama tapi ulama yang memiliki rasa takut paling tinggi kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Allah SWT berfirman:
Sungguh diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.(TQS. Fathir<28>:28).
Abdullah bin Mas'ud ra. berkata, "bukanlah orang yang dikatakan orang berilmu itu orang yang banyak hapal hadis, akan tetapi yang dinamakan orang berilmu adalah orang yang amat besar rasa takutnya (kepada Allah)." Para ulama sejati inilah disebut sebagai ulama akhirat.
Disisi lain ada yang disebut ulama dunia yaitu ulama yang haus akan kekuasaan, suka mendapatkan harta juga gila pujian. Sebaliknya ulama akhirat tidak mendahulukan itu semua. Mereka sangat takut dan sangat menyayangi siapa saja yang di uji oleh dunia. "(lbn al-Jauzi, Shaid al-Khatir, hlm. 14). Di hari kiamat kelak ulama yang menjual agama untuk dunia berupa harta dan ketenaran, menjilat kekuasaan serta memutar balikan ayat-ayat Allah justru kelak akan di dera kehinaan dan siksaan. Karena Allah telah memperingatkan umat akan bahaya sikap condong kepada kezaliman dan para pelakunya (lihat: QS Hud<11>:113).
Para ulama yang takut kepada Allah, mereka yang terus menerus melakukan amar ma'ruf nahi munkar demi menegakkan agama. Untuk itu pantang bagi siapapun untuk memusuhi apalagi mengkriminalisasinya. Dalam hadis qudsi Allah SWT menyatakan perang terhadap mereka yang mengganggu para wali-Nya. "Siapa saja yang memusuhi wali-Ku, sungguh Aku telah mengumumkan perang kepada dirinya." (HR. Al-Bukhari). Hadis ini menerangkan bahwa begitu kerasnya pembelaan Allah SWT terhadap para ulama. Di dalam kitab Tabyin Kadzib al-Muftari, oleh Al hafizh Ibnu Asakir, mengingatkan bahwa daging ulama itu"beracun". Jadi siapa saja yang menghina, memfitnah dan menyakiti para ulama akan mendapatkan balasan keras dari Allah SWT. Ibnu Asakir berkata "Tidaklah saya tahu seseorang yang menghina ulama kecuali akan mati dalam keadaan su'ul khatimah karena sungguh daging ulama itu" beracun ".
Ancaman keraspun akan di berikan Allah SWT dan Rasul-Nya kepada orang-orang yang berani menentang, memfitnah, menyakiti serta memusuhi para ulama. Untuk itu sudah sepatutnya umat Islam untuk bersatu dalam membela para ulama juga tokoh Islam yang senantiasa selalu berjuang untuk menegakkan kalimat Allah serta selalu istiqomah di jalan-Nya. Dan sudah menjadi tanggung jawab kita semua selaku umat untuk membela dan melindungi mereka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan juga rahmat kepada seluruh para ulama juga kaum Muslim. Aamiin Ya Robbal'Aalamiin. WalLahu a'lam bi as-shawab.
Post a Comment