Oleh : Ummu Aqeela
Setiap umat beragama pasti memiliki sebuah kitab suci yang diyakininya. Salah satunya adalah umat Islam yang mengimani kitab suci Al Quran, berisikan wahyu-wahyu dari Allah untuk membimbing umat Islam. Kitab suci ini tentunya dianggap sakral dan dijunjung tinggi oleh pemeluk agama Islam. Lalu, gimana jadinya kalau ada seseorang yang dengan atau tak sengaja melecehkan Al Quran? Pemeluk agama Islam sedunia pasti geram setengah mati dan mengutuk perbuatan tersebut. Meskipun begitu, masih saja ada yang berani melecehkan Al Quran.
Seperti yang terjadi beberapa waktu ini, kerusuhan besar di ibukota Oslo di negara Norwegia. Kerusuhan ini diketahui terjadi akibat adanya demo anti-Islam yang dipelopori oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN). Tidak hanya berdemo anti-Islam, beberapa demonstran juga ikut merobek serta membakar kita suci umat Islam yaitu Al-Qur'an. Hal ini tak pelak membuat kerusuhan besar timbul di tempat tersebut. Menanggapi kekacauan yang terjadi di negaranya, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengagetkan. Dia menganggap bahwa pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di kota Oslo Norwegia sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi. ( Pikiran-Rakyat.com, 2 Sebtember 2020 ).
Berekspresi dalam ajaran Agama Islam memiliki kaidah dan prinsip yang tegas dan jelas. Kebebasan berekspresi hal yang wajar, tetapi sesuai dengan koridor yang telah ditentukan. Dalam berekspresi Agama Islam melarang mempertunjukkan peng¬hinaan atas hal sakral yang diyakini seseorang. Tidak dibenarkan pula melaku¬kan penghinaan satu kaum. Namun semua yang terjadi saat ini adalah sebuah agenda yang besar, agenda yang sengaja dikobarkan untuk memposisikan umat islam sebagai terdakwa disetiap problema. Islam sebagai wabah yang dianggap berbahaya. Wabah inilah yang saat ini melanda dunia, wabah islamaphobia.
Islamofobia sendiri ialah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim. Saat ini Islamofobia terjadi di seluruh dunia, yang dengan sengaja agenda ini diciptakan untuk menebar ketakutan terhadap simbol Islam dan ajaran Islam. Islamophobia yang ditujukan tidak hanya menyerang person dan kelompok islam namun juga terhadap ajaran islam. Dan memang taktik ini sudah sejak lama dilakukan. Ajaran-ajaran islam seperti dakwah, khilafah dan jihad dianggap sebagai pemicu kekhawatiran dan ketakutan. Tidak hanya melakukan monsterisasi terhadap ajaran islam namun juga memanipulasi opini dan hukum tentang khilafah dan jihad.
Islamophobia adalah ‘alat’ untuk menghancurkan umat Islam, ia adalah proyek besar dari oknum yang tidak menghendaki Islam berjaya. Mereka menyasar umat Islam yang tidak banyak mengenal Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Stigma-stigma negatif terhadap ajaran Islam ini hanyalah bentuk pengulangan dari sejarah. Karena sungguh hal ini juga pernah terjadi sepanjang Rasulullah berdakwah. Stigmaisasi mulai dari orang gila, tukang sihir, pembawa ajaran sesat, hinaan bahkan ancaman fisik sudah pernah dialami oleh Rasulullah. Hal itu terjadi karena ketakutan orang-orang jahiliyyah terhadap Islam dan kaum muslimin. Takut akan terbelengunya hawa nafsu mereka apabila Islam menjadi pandangan hidup masyarakat dan diterapkan dalam kehidupan.
Stigma terorisme terhadap Islam dan munculnya islamophobia di dunia saat ini tidak terlepas dari peran-peran yang dimainkan media. Sebagian media Barat telah sukses menggambarkan Islam secara tidak proporsional, sehingga Islam dipahami sebagai agama yang jahat dan anti kemanusiaan. Harus diakui bahwa pasca mencuatnya isu terorisme, maka hubungan antara Islam dan Barat-Kristen sangat dingin, saling curiga dan bahkan sampai pada tataran intimidasi, baik psikis maupun fisik yang menjadi fenomena nyata yang sulit untuk disembunyikan dan ditepis. Saling percaya, saling menghormati dan menghargai semakin menipis.
Sebagian kalangan yang tidak mengerti permasalahan yang sesungguhnya, justru malah menyalahkan Islam, sebagai ideologi yang salah. Kalangan inilah yang makin memperkeruh susasana, yaitu para sekuler dengan paham sekulerismenya. Mereka akan terus memunculkan narasi-narasi kedalam umat untuk membuat semua umat gaduh dan makin menjauh bahkan takut akan keislamannya. Umat lain takut dengan Umat Islam, umat Islam sendiri takut dengan keislamannya. Disadari ataupun tidak, sekularisme telah menjadi wabah yang menyebar di dalam tubuh kaum muslimin. Sekularisme telah menimbulkan banyak sekali masalah, baik dalam lingkup kecil individu maupun lingkup luas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Sekularisme itu sendiri merupakan sebuah paham yang hanya mengedepankan pada kebendaan semata dan memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan faham ini selalu memperjuangkan hak untuk bebas dari berbagai aturan-aturan agama, mereka berkeyakinan bahwa semua kegiatan keputusan yang keseluruhannya berada dan dibuat oleh manusia, tidak boleh ada peran dan campur tangan agama di dalamnya. Karena itu, sekularisme bertentangan dengan Islam, bahkan menurut mereka Islam adalah musuh yang paling berbahaya. Karena dalam Islam justru sebaliknya, mengajarkan bahwa kehidupan sehari-hari kita tidak boleh terpisah dari ajaran agama, mulai dari urusan pribadi, berakhlak, berumah tangga, bertetangga, bermasyarakat hingga bernegara.
Islam merupakan sebuah ideologi yang berumber dari Allah SWT, jika Islam dapat difahami dengan baik dan seksama maka yang terjadi adalah kehidupan yang damai diantara umat manusia. Islam adalah suatu sistem yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan manusia yang berdasarkan dengan Al-Qur’an serta Hadits, yang diintegrasikan kedalam semua aspek kehidupan. Islam diturunkan untuk membawa kebaikan, kedamaian dan keselamatan bagi seluruh penduduk bumi. Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama yang cinta damai dan memberi kebaikan atas segala permasalahan di muka bumi. Islam memberi solusi, Islam memberi perubahan dan kemuliaan atas kehidupan makhluk di muka bumi. Islam mampu menjadi rahmatan lil ‘alamin karena memiliki hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Ini mengartikan bahwa Islam membawa Rahmat untuk semua umat, bukan hanya umat muslim semata, namun umat manusia secara keseluruhan.
Islam bukan sekadar agama ritual, namun Islam juga mengatur politik, ekonomi, sosial budaya, sistem sanksi, dan pemerintahan. Dalam politik Islam menjadikan negara merupakan pemegang pengaturan urusan umat. Negara bukan semata fasilitator dan organisator tetapi negara berfungsi sebagai pelayan yang menyediakan apa yang merupakan kemaslahatan umat dan menjauhkan mereka dari segala bentuk mafsadah (kerusakan). Tak ada agama yang sangat detail mengurusi semua permasalahan pemeluknya kecuali Islam. Islam menjadi satu-satunya solusi bagi kehidupan. Barang siapa yang memilih Islam sebagai solusi dalam kehidupan mereka, maka mereka orang-orang yang selamat atas segala bahaya dunia dan bahaya akhirat.
Karenaya sudah menjadi tugas kita bersama untuk menguatkan pemahaman pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar bahwa Islam adalah agama pembawa rahmat yang damai. Menjalankan Islam secara keseluruhan berarti berusaha memperbaiki hubungan dengan Allah (Hablun min Allah) dan hubungan dengan manusia (Hablun min An-Nas). Dalam konteks hubungan dengan Allah, akidah haruslah dipegang kuat bahwa Allah yang Esa dan tidak dapat diganggu gugat, tidak ada toleransi untuk hal ini.
Sungguh, yakinlah Islam itu agama yang haq. Islam itu tinggi. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan. Tak perlu takut untuk mempelajari dan menyerukan Islam sebab mempelajari dan menyerukan Islam merupakan konsekuensi keimanan sebagai seorang muslim. Mari kita melawan Islamophobia, bukan dengan menebar ketakutan serupa, tapi menunjukannnya dengan sikap keteladanan, sikap saling menghormati, saling menyayangi, karena sekali lagi, Islam adalah agama yang final, tidak ada revisi meskipun hanya satu senti.
Wallahu’alam bishowab