N3 Limapuluh Kota - Orang tua sangat rentan terkena penyakit apalagi karena pekerjaan sehari-harinya berada di rimba mencari kayu dan bertani. Hal tersebut dirasakan salah seorang warga jorong Buluh Kasok kenagarian Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Limapuluh Kota, Yulinar (56) tahun, juga mengagumi manfaat Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang meringankan biaya kesehatan keluarga dan warga di jorong/desanya Buluh Kasok.
Yulinar sendiri sehari-sehari bekerja bertani dan berladang. Mereka terdaftar sebagai peserta pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurutnya, Kamis (27/8) di kediamannya, setelah mendapatkan kartu JKN-KIS dari kepala Jorong Buluh Kasok membuatnya tidak segan untuk berkunjung ke Puskesmas maupun rumah sakit.
Sebelum memiliki kartu JKN-KIS ini, saya dan kebanyakan masyarakat di sekitar sini jika sakit jarang ada yang mau mengunjungi Puskesmas maupun rumah sakit, kadang-kadang memanfaatkan tanaman yang bisa dijadikan obat-obatan. “Lagian semua karena terkendala dengan biaya yang harus kami keluarkan jika berobat,” ujarnya.
Ditambahkan Yulinar, dengan kartu JKN-KIS, tingkat kesehatan masyarakat di desanya semakin baik karena jika sakit maka mereka langsung berobat tanpa menunda dengan alasan tidak memiliki uang.
Dirinya percaya menjadi peserta JKN-KIS tidak hanya menyelamatkan diri dan anggota keluarganya saja, akan tetapi jutaan masyarakat di luar sana telah banyak yang merasakan manfaatnya.
Oleh karenanya dia berkomitmen untuk selalu menjaga keaktifan kepesertaan JKN-KIS miliknya dan keluarga. Dengan adanya Program JKN-KIS, memiliki harapan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa mengkhawatirkan masalah biaya.
Sebagai seorang petani di desa, Yulinar merasa tenang keluarganya terlindungi oleh JKN-KIS. Ia dan keluarga bisa memeriksakan diri dan berobat kapan saja, asal sesuai dengan prosedur pelayanan.
“Saya sangat bersyukur dengan program JKN-KIS yang membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan jaminan dalam pelayanan kesehatan,” pungkas Yulinar. (rstp)
Post a Comment