Oleh: Alfira Khairunnisa
(Aktivis Muslimah Peduli Negeri/Founder Media Muslimah Shaliha)
Luar biasa. Sejak pertama kali lounching Film Dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara, sosial media tak henti menjadikannya perbincangan, baik di Twitter, Facebook dan berbagai sosial media lainnya. Tak tanggung-tanggung, ratusan ribu penonton menanti penayangan film perdana tersebut terhitung sejak pertama kali dibukanya pendaftaran beberapa waktu yang lalu. Bukan hanya ditunggu dari dalam negeri, melainkan juga luar negeri.
Untuk dapat menonton film tersebut, peserta cukup melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Inilah sebuah film yang mengupas fakta bagaimana jejak khilafah di Nusantara.
Bertepatan dengan 1 Muharram 1442 Hijriyah, yakni Kamis 20 Agustus 2020, akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. Ya, film dokumenter perdana tersebut tayang di digital land dan menjadi trending topic urutan pertama di Twitter pada Kamis 20/8/2020.
Film Dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara mengungkap secara detail bagaimana hubungan Nusantara dengan Khilafah. Sejarah mencatat bahwa terdapat jejak Kekhilafahan di Nusantara yang tak bisa dinafikkan.
Septian AW sebagai Script Writer film dokumenter tersebut menyatakan, bahwa selama ini belum pernah ada yang menggambarkan secara detail bagaimana hubungan Kekhilafahan Islam yang pernah menjadi adidaya dunia dengan umat Islam di Nusantara yang nantinya menjadi bagian dari perlawanan penjajahan di Nusantara.
“Saya ingin menghadirkan riwayat Khilafah ini di tengah-tengah masyarakat, melalui film dokumenter hubungan Khilafah dengan Nusantara” ujarnya dalam ulasannya sesaat sebelum Film Dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara ditayangkan langsung secara virtual (MediaUmat.com, 20/8/2020)
Belakangan Khilafah kembali ramai menjadi perbincangan baik di dalam maupun luar negeri. Bagaimana tidak? Khilafah adalah sistem pemerintahan yang berdasarkan kepada syari'at Islam, dan terbukti selama 13 Abad lamanya berhasil memimpin dunia. Menjadi negara adidaya dan negara berwibawa yang disegani seluruh negeri-negeri yang ada di dunia. Bahkan Khilafah menguasai 2/3 belahan dunia.
Sebuah sistem yang mampu bertahan hingga 1300 tahun lamanya. Mampu mensejahterakan rakyat dibawah naungan Khilafah Islamiyyah. Undang-undang serta hukum-hukum yang diterapkan didalamnya pun bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa, Rasulullah SAW., pertama sekali mendirikam Daulah Islam atau negara Islam di Madinah lengkap dengan sistem pemerintahan Khilafah Islamiyah. Kemudian setelah beliau wafat, digantikan dengan Abu Bakar Ash-Shidiq, setelahnya wafat digantikan dengan Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Setelah Umar wafat Khalifah diganti oleh Ustman bin Affan dilanjutkan dengan Ali bin Abi Thalib dan seterusnya hingga Kekhilafahan Turki Ustmani.
Film Jejak Khilafah di Nusantara Bisa Dipertanggungjawabkan
Nico Pandawa selaku Director and Script Writer Jejak Khilafah di Nusantara mengatakan bahwa, film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara ini secara akademis tentu bisa dipertanggungjawabkan. Bagaimana tidak? Film ini sudah melalui tahapan riset verifikasi yang akademis dan berlandaskan dengan riset yang sudah dilakukan yakni sumber primer dan sekunder, datanya juga data pustaka dan lapangan dan itu tersebar dari ujung Sumatera dan sampai daerah timur Ternate dan sebagainya.
Maka, sungguh tak perlu ada yang ditakutkan dengan sistem Khilafah ini. Bukankah Khilafah adalah solusi untuk atasi berbagai problematika yang melanda negeri? Bukti sejarah menunjukkan kekuasaan Islam mampu menebar kebaikan dan hidayah ke Nusantara berikut menjadi solusi atas berbagai persoalan yang menghampiri.
Maka, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan Khilafah. Khilafah adalah hidayah bagi umat, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustaz Rokhmat S. Labib. Bahwa sejarah menunjukkan Rasulullah SAW menerapkan Islam saat itu di Timur Tengah tidak ada namanya pemaksaan untuk memeluk agama lain atau membumihanguskan, yang ada adalah menebarkan hidayah dan sampai menyebarkan Islam ke Nusantara.
Bukan seperti saat sekarang ini. Bisa kita saksikan sendiri bagaimana negara-negara kafir penjajah Barat, mereka datang ke Indonesia bukan memberi kebaikan namun tak lain adalah untuk merampok, yakni mengambil kekayaan negara ini untuk dibawa ke negara mereka. Bukankah demikian? Kekayaan negeri ini dikeruk sebanyak-banyaknya dan dibawa ke negara mereka para kaum penjajah, terutama Amerika dan China.
Dan itu tidak pernah terjadi pada masa Khalifah Abasiyah, Umayah dan Utsmani ketika menyebarkan Islam ke Nusantara. Khilafah tidak pernah mengeruk kekayaan alam Nusantara. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, negeri ini yang sebelumnya diliputi oleh kegelapan, ketidaktahuan akan agama yang benar bahkan tak mengerti sama sekali dengan hidayah, di sinilah para utusan Khilafah menyebarkan hidayah. Bahkan saat itu ketika negara-negara kafir penjajah datang ke negeri ini, Khilafah Utsmani datang untuk membela negeri ini dari penjajahan. Tak dibiarkan siapapun mengganggu Nusantara pada saat itu.
Maka, sungguh besar peran Khilafah di negeri ini hingga akhirnya saat ini kita bisa merasakan beragama Islam. Jika tidak, belum tentu saat ini kita beragama Islam. Bukankah kerajaan-kerajaan Nusantara dahulu adalah beragama Hindu dan agama non Muslim lainnya?
Maka dari itu, tak ada yang perlu ditakutkan akan Khilafah. Khilafah adalah sebuah sistem pemerintahan Islam yang menerapkan semua aturan hidup berdasarkan kepada Islam semata. Namun demikian, non Muslim juga tetap berada dalam naungannya dan tak ada pemaksaan bagi mereka untuk memeluk Islam. Hanya saja mereka harus ikut terhadap aturan yang telah diatur oleh Khilafah dan bisa dipastikan bahwa Khilafah tak sedikitpun mengganggu keyakinan dan peribadahan mereka. Non Muslim juga tetap mendapatkan perlakuan yang sama sebagaimana Muslim lainnya.
Maka, dengan adanya Film Jejak Khilafah di Nusantara, mengabarkan kembali pada umat bahwa Khilafah sungguhlah sistem mulia yang membawa kesejahteraan dan menebar rahmat keseluruh penjuru alam. Wallahu'alam-bishoab.