Resesi Tumbuh Subur dalam Wadah Kepitalisme

Oleh : Siti Farihatin, S.Sos 
(Guru KOBER dan Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Di tengah pandemi keadaan semakin mencekik dan membutuhkan ruanh bernafas untuk masyarakat, terutama kalangan bawah. Bagaimana tidak dalam situasi yang normal untuk makan saja mereka harus banting tulang mencukupi kebutuhan hidup, apalagi di tengah pandemi yang semakin hari menjadikan perekonomian hampir lumpuh. Resesi menjadi ancaman selanjutnya dalam sektor perekonomian di tengah pandemi, dan keadaan ini semakin mengkhawatirkan.

Resesi merupakan keadaan ketika suatu negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Beberapa negara sudah mengalami bahaya laten ini, dan mereka pun mengumumkan diri karena telah mengalami resesi. Diantara negara yang mengalami resesi antara lain:

Pertama, Amerika Serikat. Negara adidaya AS tak berdaya melawan dampak pandemi virus coroba setelah perekonomiannya terkontraksi atau minus 32,9 persen pada kuartal II 2020. Dengan kondisi itu Negeri Paman Sam resmi masuk ke jurang resesi karena kuartal I 2020 pun tercatat tumbuh minus 5 persen.

Kedua, Jerman. Pemerintah Jerman mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman minus 10,1 persen. Jerman resmi masuk ke jurang resesi. Pasalnya, PDB Jerman kontraksi 2,2 persen pada kuartal I 2020. Badan Statistik Federal Jerman menyebut kontraksi dalam PDB menjadi terbesar dan lebih parah dari krisis keuangan 2008-2009. Upaya penanggulangan pandemi virus corona membuat ekonomi anjlok terutama pada sektor ekspor dan impor.

Ketiga, Hong Kong. Hong Kong genap mengalami resesi ekonomi selama empat kuartal berturut-turut sejak 2019. Hong Kong terperosok kian dalam ke jurang resesi pada kuartal II 2020, terkontraksi 9 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Tercatat pada kuartal III 2019 lalu, laju ekonomi Hong Kong minus 2,8 persen karena aksi demo berkepanjangan. Pada kuartal IV 2019, ekonomi Hong Kong kembali jatuh minus 3 persen yang membuat Hong Kong resmi terperosok ke jurang resesi.

Keempat, Korea Selatan. Korsel juga tak mampu mengelak dari hantaman pandemi dan dinyatakan mengalami resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir karena anjloknya ekspor. Bank of Korea mengumumkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel terjun 3,3 persen pada kuartal II atau periode April-Juni dibanding kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal ini bahkan menjadi yang terburuk setelah resesi 1998 silam.

Kelima, Singapura. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan data awal (prelimenary) pertumbuhan ekonomi Singapura anjlok 41,2 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Sejumlah analis menilai kinerja kuartalan itu merupakan yang terburuk selama pencatatan. Secara tahunan, ekonomi Singapura juga terkontraksi 12 persen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang minus 0,7 persen. ( cnnindonesia.com, 31/07/2020)

Melihat beberapa negara yang sudah mengumumkan mereka mengalami resesi, para pakar ekonomi Indonesia memberikan tanggapannya agar berlaku hidup hemat dan menabung serta selalu waspada sewaktu waktu Indonesia akan mengalami resesi. 

"Kurangi juga belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup yang boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat," kata Ekonom Institute for Develop. 

Benarkah hanya sekedar himbauan akan memberikan dampak yang signifikan untuk mengatasi resesi? Itulah solusi kapitalisme hanya memberikan solusi yang mengambang dan tidak tuntas. Kapitalisme yang bersandarkan pada riba dan sektor no riil tidak akan mampu memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang sudah mengakar. Sistem kapitalisme sejatinya akan meberi wadah perekonomian yang bobrok karena sistem adalah sistem yang bathil dan tidak layak untuk dijadikan sandaran dalam mengatasi problematika umat.

Lantas, sistem yang seperti apa yang mampu memberikan kelayakan hidup? Yang mempu mengentaskan permasalahan mengakar umat termasuk masalah resesi? Jawabannya hanya satu sistem yang shahih, sistem berasal dari yang mengatur hidup yaitu sistem Islam. Sistem yang sehatusnya dijadikan qiyadah fikriyah dalam setiap mengentaskan permasalahan umat. Ya inilah sistem yang pantas untuk diterapkan.
Sebagai gambaran, ketika pemerintahan Umar Bin Khatab pernah mengalami krisis yang yang menggenaskan. Kelaparan dan kemiskinan menjadi pemandangan yang tidak dapat dielakkan. Hingga hewan-hewan mendapati manusia karena mereka kelaparan. Tapi, hebatnya sistem Islam dengan pemerintahan khilafahnya mampu mengatasi krisis yang mencekam. Dengan dipompim.seorang kholifah yang penuh tanggung jawab dan peduli pada umat akhirnya krisis dapat dihindarkan. Beberapa kebijakan kholifah Umar antara lain:

Kebijakan pertama, beliau menghimbau seluruh rakyatnya untuk tidak hidup mewah, bukan hanya rakyat yang melakukan intruksi tersebut tapi sang Kholifah dan sanak saudaranya pun harus melakukan hal yang sama. Beliau tidak makan makanan mewah seperti daging dan semisalnya, bahkan makanan beliau lebih rendah dari orang yang miskin.

Kedua, beliau memerintahkan untuk membuat posko-posko bantuan para korban dan segera memberikan makanan dan kebutuhan yang dibutuhkan para korban krisis.

Ketiga, ketiga dilanda ujian beliau tidak lupa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, beliau mengharap agar krisis ekonomi yang diderita umatnya segera lenyap. Beliau memyadari bahwa semua musibah yang menimpa adalah qodho Allah dan hal itu akan lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Keempat, beliau mendatangi rumah-rumah rakyat yang tidak mampu untuk datang meminta bantuan secara langsung kepada kholifah. Para relawan memberikan bantuan kepada mereka yang meminta bantuan dan mendatangi rumah-rumah mereka.

Kelima, beliau meminta bantuan ke wilayah-wilayah kekhilafahan yang tidak terdampak krisis untuk membantu para korban agar bisa memberikan bantuan.

Keenam, beliau menghentikan sanksi untuk pencurian di wilayah krisis, karena masyarakat yang mencuri sudah dipastikan karena mereka mencuri untuk menyambung hidup dan untuk makan. Dan hal ini bukan berarti meniadakan uqubat yang menjadi kewajiban ketika terjadi kemaksiatan.

Inilah kebijakan yang diambil Kholifah Umar dengan pemerintahan Khialafah, yang senantiasa menjadikan kepemimpinan adalah amanah dan bukan sekedar jabatan semata. Pemerintahan yang sempurna dengan Islam sebagai solusi utama dan satu-satunya. Allahu 'Alam
Previous Post Next Post