Oleh : Asma'ul Chusnah
(Komunitas Peduli Umat)
Jakarta-Perekonomian dunia berada diambang ketidakpastian akibat pandemi virus corona (COVID-19). Begitu juga dengan perekonomian Indonesia yang diprediksi kuat pada kuartal II 2020 ini mengalami kontraksi. Belum lagi isu resesi yang berada didepan mata melihat negara tetangga Singapura sudah menelan pil pahit akibat pandemi. Detik.finance.
Menyikapi hal tersebut sebelum resesi benar-benar terjadi Ekonom Institute For Development Of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyatakan masyarakat harus berhemat mulai dari sekarang untuk menyiapkan dana darurat selama resesi sebab tidak ada yang mengetahui akan berlangsung sampai kapan jika resesi benar terjadi. Detik.Finance
"Kurangi juga belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutihan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup yang boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat". Kata Bhima kepada Detik.com . Jumat. (17/7/2020).
Jika resesi benar-benar terjadi, Ini adalah bukti nyata kegagalan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ekonomi kapitalisme yang tidak mampu dalam memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat. Bukan hanya persoalan akan menghadapi resesi, tetapi kegagalan kegagalan sistem kapitalis telah terlihat dari berbagai segi. Kita bisa melihat bagaimana hingga saat ini masalah kemiskinan masih tinggi.
Badan Pusat statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan per maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42 juta orang. Dengan posisi ini persentase penduduk miskin per maret juga ikut naik menjadi 9,78 persen. Tirto.id
Dari segi pendidikan menunjukan bahwa Indonesia ternyata masuk 15 besar Negara dengan biaya pendidikan termahal. Menurut survey yang dilakukan oleh HSBC. Indonesia berada diperingkat 13, sementara posisi pertama diduduki oleh hongkong. CNBC. Indonesia.
Dari fakta tersebut kita bisa melihat bahwa sistem kapitalisme memang telah gagal dalam memberikan kesejahteraan rakyat. Tentunya Untuk menghadapi resesi, berhemat bukanlah solusinya. Yang benar-benar dibutuhkan adalah merubah sistem perekonomian hari ini dengan sistem perekonomian islam. Yakni sistem ekonomi yang berdasarkan pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang didasarkan pada Al-Quran dan As-sunnah demi untuk mencapai kesejahteraan.
Sejarah telah mengukir bagaimana keberhasilan sistem ekonomi islam. Pada pemerintahan awal yang dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah mampu menciptakan suatu aktivitas perekonomian yang mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi umat. Kemudian masa kekhalifahan kedua dalam kepemimpinan Islam Umar Bin Khatab juga telah membuktikan bahwa sistem ekonomi Islam mampu menciptakan kesejahteraan. Pada masa itu angka kemiskinan berhasil ditekan sehingga sulit dijumpai orang yang berhak menerima zakat.
Dalam sistem ekonomi islam dibentuk Baitul mal yang berfungsi sebagai pos yang dikhususkan untuk semua pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslim. Artinya setiap harta yang menjadi hak kaum muslim namun pemiliknya tidak jelas maka harta tersebut merupakan hak Baitul mal. Dan adapun sumber pemasukan Baitul Mal adalah jizyah, Kharaj, ghanimah dan sebagainya.
Maka melalui penerapan sitem ekonomi islam yang mampu mengatasi, kemiskinan, Mahalnya biaya pendidikan dan Resesi ekonomi. Tentunya agar tidak terulang kembali terjadinya Resesi di tahun 1998 maka solusi yang benar-benar efektif adalah mengubah sistem perekonomian kapitalis ke sistem ekonomi Islam. Dan Sistem ekonomi islam hanya mampu diterapkan jika kita menganut pada sistem Islam. Wallahu'alam bishawab.