Oleh: Hindun Camelia
Pada tanggal 20 Agustus 2020, bertepatan dengan Hari Kamis, serta perayaan tahun baru hijriyah 1442, untuk pertama kalinya saya benar-benar menyaksikan film sejarah, dengan sangat memperhatikannya, mendengarkan apa yang sebenarnya yang akan disampaikan dalam film sejarah ini.
Sebagian ibu-ibu muda mungkin belum tentu melirik film sejarah seperti ini, apalagi menontonnya. Karena, kita tahu sendiri, media menyajikan program yang begitu beraneka ragam, mulai dari kuliner, Infotainment, traveling, dan tentunya dengan banyak sinema elektronik (sinetron) yang hilir mudik di setiap stasiun televisi.
Juga, tak kalah dengan tontonan youtube, sekali ketik, apa yang kita telusuri dengan cepat ditemukan segera. Segampang itu dan secanggih itu sesuai dengan apa yang kita ingin cari.
First Impression Melihat Film Sejarah
Saat melihat film JKDN atau Jejak Khilafah Di Nusantara, apa sesungguhnya yang kita dapati dari film tersebut, tentunya seperti judul film tersebut, jejak berarti bekas langkah, berati langkah yang berbekas, ditorehkan masa lalu untuk selalu di ingat masa kini.
Lalu, apa hubungannya sebuah jejak dengan kata Khilafah di Nusantara? Tentu saja bermakna, bahwa nusantara memiliki jejak langkah para ulama besar, pemuka agama islam yang menyebarluaskan agama islam hingga ke pelosok negeri tercinta ini.
Merdekanya bangsa ini, ternyata berkaitan erat dengan dunia ke khilafahan. Penyebarluasan agama Islam di berbagai tanah di indonesia raya. Bukan semata-mata dari rakyat indonesia dan para pahlawan dari penjuru daerah. Tapi, kehadiran, jejak para ulama, sangat berperan. Mulai dari masa kerajaan di pulau jawa, goa talo, maluku, dan berbagai pulau lain. Dakwah islam, mempersatukan ideologi para raja saat itu. Hadirnya Islam bukan semata-mata menjadikan hidup rakyat dibawah kepemimpinan para raja menjadi terarah saja. Melainkan memiliki nilai tinggi dalam kehidupan, yang mana kehidupan ini akan selalu beriringan dengan beribadah hanya kepada sang maha pencipta, pemilik seluruh alam.
Film ini, menyuratkan kisah pada kita sebagai ibu muda. Sejarah akan selalu ada. Sejarah adalah tombak utama pengetahuan masa lampau, yang sudah berlalu tapi harus tetap diingat. Bahwa sesungguhnya, perjuangan sampai kita bisa dititik seperti ini adalah bukan tanpa pengorbanan jiwa raga, dan perjuangan yang panjang. Saat ini kita berislam pun bisa jadi merupakan jejak sejarah dari para pendahulunya yang tak kenal lelah menyebarkan Islam sampai membumi.
Peran penting Ibu mengenalkan Sejarah
Anak-anak kita adalah tunas bangsa. Dari tangan merekalah akan hadir perubahan. Jadikanlah mereka mengingat sejarah. Agar mereka tahu. Setiap langkah yang mereka lewati hari ini. Setiap apa yang menjadi kisah hari ini, akan menjadi sejarah baginya di kemudian hari.
Film sejarah ini. Membawa kita, para ibu muda. Terbangun dari mata yang sayu, dan ingatan yang sering lupa. Bahwa Islam telah mengukir banyak kisah klasik yang tetap hidup dalam jiwa manusia. Hanya saja kita tahu, sejarah ini seakan dikubur, seolah dibiarkan menjadi cerita lalu saja.
Dengan jalan ini, bukan hati saja yang tergugah. Jiwapun seakan ikut bangkit. Kami adalah penerus bangsa ini, anak-anak kami adalah pelopor bagi kejayaan negeri ini. Maka jadikanlah sejarah khilafah ini tertanam, tak terlupakan oleh masa dan suasana. Semoga, kemenangan ini hanya milik islam. Agama untuk seluruh alam. Aamiin.
Wallahu’alam bi ash shawab