*Oleh : Puji Ummu Hamzah*
(Pendidik Generasi, Bekasi)
Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2020 dirayakan secara virtual. Wapres Ma'ruf Amin mengikuti acara puncak perayaan HANI. Acara yang digelar tersebut bertajuk "Hidup 100% di Era New Normal Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba." Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebut angka pengguna narkoba terus melonjak. Data BNN menyebutkan bahwa angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia tahun 2017 sebanyak 3,37 juta jiwa dengan rentang usia 10-59 tahun. Tahun 2019 naik menjadi 3,6 juta. Kelompok yang paling rawan terpapar barang haram ini adalah generasi millenial. (nasional.okezone.com, 26/06/2020). Kasus narkoba di Bekasi yang menjadi satelit dan juga penyangga Ibukota pun mengalami peningkatan. Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi mencatat terjadi lonjakan kasus penyalahgunaan narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba) sebesar 650 persen selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan virus corona di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (cnnindonesia.com, 08/5/2020).
Pandemi covid-19 masih menyelimuti negeri, tetapi tidak menyurutkan para pelaku penyelundupan dan pengedar narkoba melakukan aksinya. Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan aksi penyeludupan ratusan kilogram ganja, di depan pintu masuk perumahan Pesona Metropolitan, Bekasi, Senin (10/8/2020). Ganja yang dikirim dari Aceh itu disamarkan pelaku dengan ditumpuk bersama ratusan tandan pisang. (dnaberita.com, 10/8/2020). Ancaman rusaknya generasi akibat gempuran narkoba semakin hari, semakin mengkhawatirkan dan nyata di depan mata. Pada hari minggu dini hari 1 Maret 2020, anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat kembali meringkus seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Bekasi, Jawa Barat karena tertangkap sebagai pengedar tembakau gorila.(bekasi.pikiran-rakyat.com, 04/03/2020)
Narkoba bak primadona yang memikat dan bebas berpijak di tanah air ini. Seiring bergantinya hari, bulan, bahkan tahun kasusnya semakin bertambah. Meskipun kasus narkoba di negeri sudah terbilang usang. Dan peringatan hari anti narkoba internasionalnya juga ada. Bahkan sampai dibentuk badan nasional penanggulangannya pula. Upaya penangkapan dan menggagalkan aksi penyelundupan dan sebagainya sudah dilakukan. Namun, tetap saja narkoba masih menggurita dan penyebarannya semakin luas. Hal ini menunjukkan kurangnya keseriusan penguasa dalam menangani kasus narkoba dan menjadikan negeri zamrud khatulistiwa ini seperti surganya narkoba. Bagaimana tidak, kapitalisme masih bertahan di negeri ini.
Dalam pandangan kapitalisme, kebahagiaan merupakan terpenuhinya kesenangan jasmani sebesar-besarnya. Asas sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan membuat agama hanya boleh mengatur urusan individu, tidak boleh dibawa ke ranah urusan publik. Hal ini secara langsung menghendaki kebebasan bagi setiap individu manusia. Sehingga, membuat manusia berlomba-lomba dalam kebebasan tanpa batas untuk mengejar kebahagiaan dan materi yang sebesar-besarnya. Bisnis narkoba yang menggiurkan menjadi alasan bagi pengemban ideologi kapitalisme ini untuk menggelar 'dagangannya'. Hukum ekonomi kapitalisme yang kita pahami, bahwa jika ada permintaan maka barang harus disediakan. Apalagi jika melihat keuntungan/materi yang besar itu sudah di depan mata. Tanpa memperdulikan bahaya yang akan terjadi, apalagi halal haramnya. Hal inilah yang tengah terjadi di negeri ini, narkoba mudah didapatkan dan bebas diperjualbelikan. Generasi penerus bangsa menjadi taruhan akan bahaya narkoba. Sehingga diperlukan upaya yang serius dan sungguh-sungguh untuk menyudahi gurita narkoba.
Upaya menghentikan penyebaran narkoba tidak semudah membalikkan tangan dan mengedipkan mata. Hidup dibalik jeruki besi, bahkan sampai hukuman seumur hidup pun terbukti tidak cukup ampuh untuk menghentikan gurita narkoba. Dibutuhkan upaya yang sistemik dan peran yang bersinergi antara individu, masyarakat dan negara untuk menghentikannya. Individu-individu yang mempunyai ketakwaan, keimanan, dan kuat pondasi aqidahnya tidak mudah tergoda untuk menjadi pemakai narkoba apalagi sebagai bandarnya. Begitu juga dengan adanya kontrol dari masyarakat. Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan sekitar, tidak apatis dan tidak bersikap individualis. Masyarakat harus menjalankan amar makruf nahi munkar atau kembali mengambil peran pentingnya sebagai kontrol sosial dalam kehidupan.
Tidak kalah pentingnya adalah hadirnya peran negara atau pemerintah sebagai pelindung dan pengatur urusan rakyat. Ketakwaan individu dan kepedulian masyarakat tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan dari negara. Negaralah yang dapat membuat kebijakan-kebijakan bagi kehidupan rakyatnya untuk berbangsa dan bernegara. Sehingga, peran negara ini sangat vital. Berbagai keputusan yang dihasilkan akan berpengaruh langsung bagi corak kehidupan. Keharmonisan tiga pilar (individu, masyarakat, dan negara) harus dapat terwujud dan berjalan bersama. Dan keharmonisan itu dapat terwujud tatkala Islam diterapkan secara total diseluruh sektor kehidupan. Generasi penerus akan terselamatkan dari ancaman bahaya narkoba. _Wallahu a'lam bi ashshawab_