Menyelamatkan Ekonomi, Nyawa Terabaikan

Oleh : Ratna Ummu Nida

Bekasi kembali menjadi daerah zona merah dalam kasus Covid-19 setelah beberapa waktu lalu sempat dinyatakan sebagai zona kuning. Pertambahan kasus ini terjadi setelah diberlakukannya masa Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB) oleh Pemkot Bekasi. Pemerintahan kota Bekasi memberlakukan ini dengan alasan ingin mempertahankan agar roda perekonomian kembali bergerak. Diantaranya dengan membuka kembali perkantoran, mall, perusahaan, hingga tempat hiburan. Kelonggaran ini membuat masyarakat lupa akan bahaya Covid-19 ini sehingga banyak orang yang mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan, akibatnya penyebaran Covid-19 ini makin bertambah.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh Radar Bekasi, di kelurahan Aren Jaya Bekasi Timur jumlah kasus terkonfirmasi positif mulai awal Juli sampai 4 Agustus 2020 lalu, total tercatat 36 kasus. Bahkan diantaranya terdapat balita berusia 5 bulan. Sementara di Web resmi http://corona.bekasikota.go.id/, kasus positif hanya 8 orang. 

Sebelumnya, ketua DPRD Kota Bekasi Chairuman J Putro mendesak supaya penyajian data situs Pemkot Bekasi terkait Covid-19 dapat diupdate secara transparan, tepat dan akurat agar masyarakat tahu dan sadar diri dengan kondisi sebaran kasus Covid-19 ini. (radarbekasi.id). 

Kesimpangsiuran data antara di lapangan dan pemerintah kota membuat masyarakat semakin tidak percaya pada keseriusan pemerintah dalam menangani masalah Covid-19 ini. 

Faktor utama diberlakukannya kembali Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB) atau New Normal Life adalah untuk menyelamatkan perekonomian baik tingkat daerah maupun nasional. Namun sayangnya kebijakan yang diambil saat ini tidak tepat, keselamatan nyawa masyarakat seolah menjadi hal yang dinomorduakan.

Memprioritaskan ekonomi adalah ciri dari sistem Kapitalis yang saat ini diadopsi oleh negara. Nyawa manusia tak lagi menjadi hal yang utama untuk diselamatkan, yang terpenting bagaimana ekonomi bisa dipertahankan dan diselamatkan. Hal ini memang sangat wajar, sebab Kapitalisme tegak karena ditopang oleh para Kapitalis (pemilik modal) yang tentu saja akan melahirkan kebijakan yang berpihak pada mereka. Jadi sebetulnya ekonomi siapa yang hendak diselamatkan?. 

Berbeda dengan Islam, nyawa seseorang, apalagi orang banyak, benar-benar dimuliakan dan dijunjung tinggi. Menghilangkan satu nyawa manusia disamakan dengan membunuh seluruh manusia (Lihat: QS al-Maidah [5]: 32). Nabi saw. juga bersabda:

Ù„َزَÙˆَالُ الدُّÙ†ْÙŠَا Ø£َÙ‡ْÙˆَÙ†ُ عِÙ†ْدَ اللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َتْÙ„ِ رَجُÙ„ٍ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ٍ

Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim (HR an-Nasai, at-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

Perlindungan dan pemeliharaan syariah Islam atas nyawa manusia diwujudkan melalui berbagai hukum. Di antaranya melalui pengharaman segala hal yang membahayakan  dan mengancam jiwa manusia. Nabi saw. bersabda:

لاَ ضَرَرَ Ùˆَ لاَ ضِرَارَ 
Tidak boleh (haram) membahayakan diri sendiri maupun orang lain (HR Ibn Majah dan Ahmad).

Wallah a’lam bi ash-shawab.
Previous Post Next Post