Oleh : Bu Ade
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah kalian. Padahal kalian tahu.” (Q.S AlAnfal: 27)
Ayat ini mengingatkan kepada orang-orang beriman agar tidak mengkhianati amanah, karena amanah merupakan indikator dari keimanan seseorang. Ibnu Abbas berpendapat tentang ayat di atas bermakna, “Janganlah kalian mengkhianati Allah Swt dengan meninggalkan kewajibankewajibannya. Janganlah kalian mengkhianati Rasulullah saw. dengan meninggalkan sunnahsunnahnya. Janganlah kalian bermaksiat kepada keduanya.
Puncak dari amanah adalah amanah kepemimpinan Umat. Seorang yang beriman seharusnya paham betapa beratnya amanah kepemimpinan. Rasulullah saw. bersabda:
“Tidaklah seorang hamba yang diserahi oleh Allah tugas untuk mengurus rakyat mati pada hari kematiannya, sementara ia mengkhianati rakyatnya, Allah mengharamkan surga bagi dirinya” (HR Muslim)
Terkait dengan hadist ini, Imam Fudhail bin Iyadh menuturkan, “Hadist ini merupakan ancaman bagi siapa saja yang diserahi Allah SWT untuk mengurus urusan kaum Muslim, baik urusan agama maupun dunia, kemudian ia berkhianat. Jika seseorang berkhianat terhadap suatu urusan yang telah diserahkan kepada dirinya maka ia telah terjatuh pada dosa besar dan akan dijauhkan dari surga. Penelantaran itu bisa berbentuk tidak menjelaskan urusan-urusan agama kepada umat, tidak menjaga syariah Allah dari unsur-unsur yang bisa merusak kesuciannya, mengubah-ubah makna ayat-ayat Allah dan mengabaikan hudûd (hukum-hukum Allah). Penelantaran itu juga bisa berwujud pengabaian terhadap hak-hak umat, tidak menjaga keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir musuh-musuh mereka dan tidak menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka. Setiap orang yang melakukan hal ini dipandang telah mengkhianati umat.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim)
Kita memerlukan pemimpin yang adil dan amanah, yaitu pemimpin yang selalu menegakan keadilan dan berbuat untuk kemaslahatan dunia dan akhirat bagi rakyatnya. Fakta sejarah bahwa peradaban Islam dalam sistem kekhilafahan selama berabad-abad berhasil melahirkan pemimpin yang adil dan amanah. Contohnya Abu Bakar as-Shidiq, beliau merupakan penguasa yang terkenal adil dan amanah, sabar dan lembut juga berani dan tegas. Pengganti beliau yaitu, Khalifah umar bin Khatab ra, juga terkenal adil, amanah, tegas dan disiplin. Beliau tidak segansegan merampas harta para pejabatnya yang berasal dari jalan yang tidak benar. Tak hanya para khalifah, para pejabat Islam pun pada masa kekhilafahan menunjukan keteladanan yang sama, contohnya adalah Qadhi Syuraih.
Untuk melahirkan pemimpin yang adil dan amanah kita memerlukan sistem Islam yang kaffah berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah bukan sistem demokrasi sekuler saat ini.
Wallahua'lam bi ash-shawwab