Makna Kesuksesan Perempuan Dalam Islam

Oleh: Siva Saskia

Islam memberikan nilai yang sangat tinggi tak terhingga nilainya pada status perempuan. Idologi Islam tidak pernah memandang perempuan sebagai benda, melainkan sebuah kehormatan. Sebab itu Islam menetapkan sejumlah hukum untuk menjaga dan melindungi perempuan. Ide dan hukum Islam meliputi segala zaman dan perkembangannya. Pandangan Islam berbeda dengan mata insan yang lemah daya jangkauannya. Beda dengan hukum manusia yang berbatas masa. Kehidupan perempuan di dalam masyarakat Islam tentu berbeda dengan kehidupan masyarakat sosialis dan kapitalis.

Ada saatnya islam memberikan aturan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, pembedaan ini bukan untuk meninggikan derajat yang satu dan menghinakan yang lain. Semua itu adalah solusi dari Allah atas perbedaan fitrah dan kodrat mereka yang tidak dapat diingkari. Bahkan syariah islam memuliakan perempuan lebih dari hukum dan agama yang lainnya yang pernah ada di muka bumi ini. Penjagaan Islam terhadap perempuan berupa hukum pakaian, wali, mahram, waris, serta segala hukum yang berkaitan dengan fungsi utamanya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Islam pun memberikan ruang yang luas kepada perempuan untuk berkiprah di tengah umat. Dan tentu saja, Islam telah menggariskan serangkaian aturan Islam di dalamnya agar tetap terjaga dan terlindungi kemuliaannya. Islam juga memberikan hak kepada perempuan untuk terlihat dalam aktivitas ekonomi, perdagangan, pertanian, industri, dan melakukan transaksi didalamnya. Perempuan boleh memiliki dan mengembangkan harta. Berhak mendapatkan pendidikan yang baik dan lengkap, berhak mendapat akses kesehatan terbaik, dalam politik pun Islam memberikan hak kepada perempuan untuk memilih dan dipilih dalam majelis perwakilan umat. Islam memberikan jalan untuk mencapai kesuksesan bagi seorang perempuan sebagaimana halnya laki-laki. 

Berbicara mengenai perempuan dan makna kesuksesan perempuan. Beda cara pandang terhadap kehidupan nyatanya beda pula dalam mengartikan sukses hidup seorang perempuan. Sebagaimana yang sudah di jelaskan di atas, gambaran mengenai makna kesuksesan perempuan dalam islam akan nampak berbeda maknanya dalam pandangan ideologi kapitalis. Bagi ideologi kapitalis mengukur kesuksesan hanya dengan capaian dan materi public saja, sehingga nampaklah sifatnya yang praktis, teknis dan tidak strategis. Ukurannya seperti samanya jumlah gaji dengan laki-laki, jumlah perwakilan di lembaga politik (eksekutif, legislatif, dan yudikatif), jumlah intelektual perempuan, angka partisipasi kerja, jumlah perempuan prestatif di depan bidang propesional dan sejenisnya itulah pandangan kesuksesan perempuan dalam pandangan kapitalis. Sedangkan makna kesuksesan perempuan dalam Islam yaitu, Islam merupakan ideologi spiritual-politik dengan parameter takwa. Seperti halnya dalam firman Allah:"Hai manusia sungguh kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan serta menjadikan kalian berbangsa Bagsa bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sungguh kalian yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kalian, sungguh Allah maha tahu lagi maha pengenal”(Qs.al-hujurat(49):13). Berdasarkan ayat tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa ukuran suksesnya seseorang, atau tingginya derajatnya seseorang, atau mulianya seseorang, bukan di ukur dari hartanya, jenis kelaminnya, tingginya pangkat dan jabatan, ataupun yang lainnya, melainkan diukur menurut kadar ketakwaannya.

Sheikh Abdul Aziz bin baaz menjelaskan, takwa adalah beribadah pada Allah dengan mengerjakan semua perintahnya dan meninggalkan larangan nya karena takut pada murka Allah, dan karena ketulusan cinta kepada Allah dan rasulnya. Karena itu kesuksesan di ukur dengan keimanan, yaitu menjalankan perintah Allah dalam segala aspek kehidupan. Dalam konteks muslimah. Perempuan sukses adalah yang menjalankan pokok dan fungsinya sebagai pencetak generasi dan urusan rumah tangga, berkontribusi dalam kebangkitan umat dan kesejahteraan nya, istri Solehah, ibu para mujahid, profesional di bidangnya dengan tidak meninggalkan kewajiban utamanya. Disinilah letak utama perbedaan penghargaan terhadap perempuan dalam Islam. Berbeda halnya dalam masyarakat kapitalis, perempuan dihargai dalam taraf ekonominya, status sosialnya dan prestasi profesinya. Tak peduli bagaimana ia menggapai semua itu, ia diberi kebebasan demi meraih kesuksesannya karena itu peran utama perempuan sebagai pencetak generasi dan pengatur urusan rumah tangga tidak di hargai lagi bahkan cuek dan tidak peduli. dan justru perannya itu sebagai pencetak generasi dan pengurus rumah tangga malah di jadikan nya beban dan penghambat kesuksesannya.

Dalam kehidupan kapitalis perempuan diposisikan rendah sehingga tidak punya kekuatan, kewenangan, dan kebebasan. Semakin banyak dan bertambah tingkat kekerasan terhadap perempuan dalam masyarakat yang demokratis. Apakah Pelecehan, penganiayaan, pembunuhan, akses terbatas  perempuan dalam politik dan sosial karena menganut agama islam?. Tentu tidak, karena dalam kehidupan kapitalis, perempuan dihargai saat mereka di posisikan sebagai pemuas hawa nafsu laki-laki. Dan akibatnya apa yang terjadi, lihatlah Berapa harga perempuan yang menjadi korban human traficing?, berapa harga mereka dalam kontes kecantikan?, Berapa harga yang harus dibayar ketika  kehormatan perempuan terenggut karena jargon my body my otority ?. Miris memang, karena itulah segudang problem melanda masyarakat kapitalis akibat kebebasan yang diberikan kepada perempuan selamanya tidak akan menjadikan mereka mulia apabila ideology kapitalis ini masih diemban. Dan mereka tidak sadar bahwa hakikatnya mereka telah membayar mahal semua itu dengan krisis keluarga, rusaknya generasi, dan krisis sosial yang akut. 

Dalam masyarakat kapitalis, perempuan dibiarkan bebas menjalankan kehidupan sebagaimana laki laki mereka dibiarkan mengumbar aurat, berinteraksi bebas dengan lawan jenis nyaris tanpa batasan. Akibatnya, perzinaan, perkosaan ,broken home, kekerasan terhadap perempuan, dan eksploitasi perempuan untuk kepentingan materi telah menjadi fenomena umum. Karenanya institusi perkawinan dan keluarga tidak lagi sakral. Itu berawal dari cara pandang ideologi yang rusak dan cacat. Mereka menyamakan perempuan sebagai barang yang dapat diperjualbelikan. Dan ide kebebasan itulah yang menjadikan sebagian laki laki punya cara pandang yang salah terhadap perempuan. Mereka dianggap sebagai makhluk lemah dalam kompetisi publik. Cara pandang individualis yang membentuk laki-laki menjadi makhluk egois dan tidak sadar akan pentingnya seorang perempuan, semua ini karena  salah cara dalam memandang peran dan posisi perempuan. Karena itulah yang menyebabkan rusaknya pencetak generasi, dan generasi yang dihasilkan nya pun sangat rusak akibat banyaknya yang broken home, ia berubah jadi generasi yang bebas tak beraturan dan hidup sesuka hati karena ditinggalkan sosok ibunya yang hanya fokus dalam berkarir dan meninggalkan kewajibannya sebagai  pencetak muda mudi yang berkualitas.

Dengan demikian, kesuksesan perempuan yang hakiki dalam menjalankan perannya hanya akan terwujud sempurna apabila menjadikan serangkaian hukum-hukum islam di terapkan dalam menjalankan kehidupannya. Hanya saja, di butuhkan sebuah Negara yang akan melindungi hak dan kewajibannya. Dalam hal ini, bukan Negara yang menganut ideology kapitalis tapi Negara yang menjadikan islam sebagai mabdanya.
Wallohu Alam Bi Showwab.

Previous Post Next Post