Khilafah Islamiyyah Sebuah Tuntutan Zaman


Oleh : Susi Mariam Mulyasari, S.Pd.I

Bangsa indonesia berdiri tidak lepas dari peran ulama dan umat Islam sebagai umat terbesar di negeri ini.  

Selain itu pengaruh peradaban Islam bisa kita rasakan dari peninggalan-peninggalan sejarah di masa lalu, hal ini menunjukan bahwa Indonesia berdiri karena ada pengaruh dari peradaban Islam yang bertahan selama 14 abad lamanya di bawah naungan kekhilafahan Islam. 

Kalau kita telusuri sejarah bahwa  Islam masuk Nusantara (Indonesia) pada abad ke-7 Hijriyah, dengan berimannya orang perorang. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui selat Malaka yang menghubungkan dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad ke 7. 

_(Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Uka Tjandrasasmita, Kedatangan dan penyebaran Islam)._

Meski ada literatur yang menyebutkan Islam masuk Asia Tenggara pada abad 9 atau 13, namun menurut R.K.H Abdullah bin Nuh, TW Arnold, BH Burger dan Prajudi lebih kuat pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan saudagar Arab. Namun berkembang menjadi institusi politik pada abad ke-9, dan abad ke-13 kekuatan politik Islam menjadi sangat kuat.

_(Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah. TW Arnold, The Preaching of Islam. BH Burger dan Prajudi, Sejarah Ekonomi sosiologis Indonesia)._

Bahkan Islam telah hadir di Nusantara jauh sebelum Indonesia lahir. Islam mampu mempengaruhi institusi politik yang ada saat itu. Hal ini nampak pada tahun 100 H (718 M). Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan dai yang mampu menjelaskan Islam.  Oleh karena itu, ada jejak kuat antara khilafah dan nusantara yang tak mungkin dihapus. 

_(Jejak Syariah dan Khilafah di Indonesia 2007 : 2)._

Fakta ini menunjukan bahwa keterkaitan antara Islam di Nusantara (Indonesia) dengan jejak Kekhilafahan Islam tidak bisa dinafikan oleh argumentasi apapun dan oleh siapapun, karena sejarah telah membuktikannya.

Anggapan yang menyatakan perjuangan untuk mengembalikan  kepada kehidupan Islam dalam bingkai kekhilafahan adalah gerakan anhistoris dan utopis, sebuah anggapan yang keji dan tidak memiliki argumentasi yang kuat hanya berlandasan kepada kebencian semata dan kepentingan dunawi saja yang bersifat fana dan akan berakhir seiring dengan habisnya umur. 

Sejarah menunjukan bahwa kehidupan di bawah naungan khilafah merupakan kehidupan yang harus kita wujudkan karena akan menghantarkan kepada kesejahteraan yang bisa dirasakan bagi seluruh umat manusia muslim maupun non-muslim yang hidup di dalam naungan khilafah islamiyyah. 
Hal itu diakui Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman itu. Ia mengatakan, ”Semua ini (yakni kemajuan peradaban Islam) telah memberikan kesempatan baik bagi kami untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Karena itu, sewajarnya-lah kami senantiasa mencucurkan airmata tatkala kami teringat akan saat-saat jatuhnya Granada.” (Granada adalah benteng terakhir Kekhilafahan Islam di Andalusia yang jatuh ke tangan orang-orang Eropa).

Hal senada diungkapkan oleh Montgomery Watt, ketika ia menyatakan, ”Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.”

Jacques C. Reister juga berkomentar, ”Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi.”

Bahkan yang menarik sekaligus mengejutkan, sumbangsih peradaban Islam terhadap dunia, termasuk dunia Barat, juga diakui oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Hal itu terungkap saat dia berpidato tanggal 5 Juli 2009. Dia antara lain menyatakan, “Peradaban berhutang besar pada Islam. Islamlah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar—yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa..” (http://jakarta.usembassy.gov.).

Sehingga pejuangan melanjutkan kehidupan Islam dalam bingkai Khilafah tidak bisa dinafikan oleh argumentasi apapun, karena merupakan tuntutan zaman yang harus diwujudkan, ideologi komunis dan kapitalisme tidak mampu menjamin kesejahteraan bagi umat manusia, kerusakan sistemik akibat dua ideologi ini mengakibatkan keterpurukan disemua sendi kehidupan, hanya khilafahlah satu-satunya alternatif yang bisa diperjuangkan bagi bangsa Ini dan seluruh umat manusia. Hanya khilafahlah kebangkitan manusia bisa terwujud dan hanya dengan khilafah Islam pula lah jaminan hidup bahagia dunia dan akhirat bisa terwujud.

Wallahualam bi'showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post