Oleh: Eviyanti | Pendidik Generasi dan Member AMK
Hubungan Khilafah dengan Nusantara tidak bisa dilepaskan dengan proses Islamisasi yang terjadi di negeri kita ini. Sekuat apapun usaha berbagai pihak anti Islam untuk memisahkan Khilafah dengan sejarah umat Islam negeri ini akan berakhir dengan kesia-siaan. Pasalnya, fakta historis dan empiris terlalu kuat untuk dibantah, dieliminasi ataupun didistorsi.
Negara Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah yaitu pemimpin tunggal dan tertinggi kaum muslimin. Khalifah memimpin khilafah dan menyebarkan dakwah Islam keseluruh pelosok dunia. Beliau melanjutkan amanah dakwah Rasulullah saw., sebagai pemimpin orang-orang beriman (Amirul Mukminin) bukan sebagai Nabi. Karena risalah Nabi telah berakhir tetapi risalah kepemimpinan berjalan terus.
Khilafah memiliki banyak kontribusi untuk nusantara. Seperti, pembebasan Aceh dan Malaka dari tangan Portugis, pengutusan Wali Songo dan Pelantikan Sultan Jogja merupakan andil dari Sang Khalifah di Turki Utsmani.
Nostalgia pembebasan Aceh dan Malaka adalah bukti tanggungjawab pemimpin kaum muslimin. Sejarah ini tak akan dilupakan oleh Muslim Nusantara. Walaupun, mereka akhirnya dijajah oleh Belanda selama 350 tahun lamanya. Karena memang pada saat itu khilafah mendapatkan pelemahan dari musuh-musuh Barat Imperialis. Pelemahan secara pemikiran dan masuknya budaya barat yang sekuler membuat khilafah melemah. Andai khalifah waktu itu memperkuat kekuatan pemikirannya niscaya umur khilafah bisa lebih lama lagi dan mampu untuk mengusir semua penjajah dari tanah kaum muslimin.
Indonesia misalnya, memang secara fisik telah merdeka tak adalagi perang angkat senjata. Namun jika dicermati kembali, ternyata Indonesia belum meraih kemerdekaan yang hakiki. Indonesia, negeri yang mempunyai sumber daya alam melimpah ruah, terletak di garis khatulistiwa, tanah yang subur makmur. Namun kemiskinan masih melilit rakyatnya, banyak anak negeri yang tak bisa mengenyam pendidikan, mahalnya biaya kesehatan, biaya hidup yang semakin tinggi, kebijakan import yang merugikan rakyat, belum lagi negeri kita yang terus terlilit utang yang secara tidak langsung hutang adalah salah satu bentuk penjajahan ekonomi itulah beberapa problem pelik yang dihadapi negeri ini.
Belum lagi penjajahan dalam bentuk pemikiran, dimana justru hal ini lebih berbahaya daripada penjajahan fisik. Penjajahan pemikiran yang kebanyakan tersebar lewat media informasi, entah lewat media massa maupun media sosial. Dimana lewat media generasi banyak dirusak dengan tontonan-tontonan yang tidak mendidik, lebih dari itu ide atau gagasan berupa paham sekuler dan liberal yang merusak moral generasi dan masyarakat.
Mereka tidak paham arti yang sebenarnya tentang kemerdekaan, karena sejatinya Negara kita masih dijajah oleh pemikiran-pemikiran sekularisme, kapitalisme dan liberalisme yang tidak terlihat dan terasa. Disinilah pentingnya kita memahami makna kemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan bukan hanya menyangkut hal fisik semata, melainkan lebih dari itu.
Dalam Negara khilafah, kekayaan-kekayaan alam itu adalah milik bersama. Kepemilikan telah diatur didalamnya ada kepemilikan pribadi dan kepemilikan umum/ bersama. Sebagai milik bersama, maka tidak ada hak individu menguasainya untuk kepentingan pribadi, dan jika ada orang lain membutuhkannya maka tidak boleh mencegahnya. Dengan demikian setiap individu harus memahami bahwa di samping dirinya memiliki hak untuk memanfaatkan barang umum, didalamnya juga terdapat hak orang lain.
Menurut aturan Islam, kekayaan alam adalah bagian dari kepemilikan umum. Kepemilikan umum ini wajib dikelola oleh negara. Hasilnya diserahkan untuk kesejahteraan rakyat secara umum. Sebaliknya, haram hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada individu, swasta apalagi asing.
Begitulah khilafah mengatur semua urusan dalam negeri, agar umat benar-benar merasakan kemerdekaan yang hakiki. Tidak seperti sekarang, yang dimana teriak merdeka namun ternyata kekayaan alamnya masih dijajah oleh para penjajah. Semoga kemerdekaan yang hakiki segera dapat kita rasakan.
Sehingga Indonesia memerlukan sebuah tatanan sistem baru yang berlandaskan Islam. Sistem itu adalah khilafah. Khilafah akan mengambil alih setiap SDA yang ada dan menghukum para koruptor. Dan hasil SDA untuk memakmurkan para warganya. Dengan khilafah, Indonesia akan semakin kuat dan bebas dari utang luar negeri yang menggunung. Kapitalisme bisa dihapus.
Sebab Islam memberikan hak penguasaan SDA kepada Negara. Yang dengannya pendidikan dan kesehatan bisa berkualitas dan gratis bagi seluruh rakyatnya tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras.
Wallahua’lam bishshawab.
Post a Comment