KADO KAPITALISME DALAM BINGKAI PENDIDIKAN SAAT PANDEMI

By : Khaulah

Dalam system kapitalis seperti ini jelas sudah kondisi saat ini sebenarnya semakin tak ideal dan semakin tak masuk akal bagi masyarakat untuk beraktivitas bebas diluar rumah. Salah satunya berkaitan dengan pendidikan, yang akhir-akhir ini ikut terkena imbas karena pandemi. Menjaga kualitas pendidikan menjadi tantangan nyata ditengah terus berlangsungnya pandemi corona atau covid-19 ini. Proses belajar mengajar pendidik dan peserta didik yang semula dilakukan melalui interaksi langsung kini tidak lagi dilakukan. Sebaliknya  kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan menggunakan sistem belajar jarak jauh melalui jaringan internet atau daring, hal ini juga masih menyisahkan tugas yang cukup berat dan segalanya serba mendadak kepada siswa maupun mahasiswa. Tidak semuanya bisa nyaman belajar secara daring hal ini disebabkan keterbatasanya kondisi ekonomi orangtua, karena persyaratan sekolah atau kuliah online ini harus menggunakan HP yang canggih dan harus ada paket salah satunya. 
Kita lihat saat ini untuk mahasiswa yang belajar lewat daring saja diwajibkan untuk membayar UKT (uang kuliah tunggal) dengan kondisi saat ini otomatis keuangan orangtua melemah sehingga tidak heran kalau mahasiswa melakukan demo untuk meringankan UKT tersebut. Dan  Inilah pendidikan ditanah air yang pandemi dalam system kapitalisme saat ini. Kerapuhan kurikulum pendidikan pun Nampak jelas hari ini meskipun aturanya digonta-ganti tetapi semuanya sama saja karena sistem yang dipakai adalah sistem yang rusak, yang dibuat oleh manusia yang lemah. 
Sangat menyedihkan jika kuliah dan sekolah secara daring hanya fokus pada nilai diatas kertas sedangkan penbentukan karakter,penanaman akidah,akhlak,dan pembinaan ketaatan pada hukum Allah masih kurang. Maka, sudah pasti pendidikan jatuhnya hanya proses mengajar saja jauh dari makna mendidik. Banyak ditemukan, anak-anak yang lepas landas padahal tanggung jawab terhadap sekolah yang harus dituntaskan. Orangtua menjadi tambah repot dan sters mengurus anaknya selama belajar dirumah, padahal orangtualah yang  harus menjadi suri tauladan untuk anak-anaknya.
 Beginilah kurikulum hari ini, tidak bisa diaplikasikan saat belajar dirumah, sebab tidak sesuai dengan kebutuhan pendidikan murid saat pandemi. Maka sudah semestinya perkara ini harus segera dipecahkan. Kurikulum pendidikan yang meniscayakan keefektifan dalam kondisi apapun sangat dibutuhnkan. Untuk keluar dari lubang jarum tersebut, maka fokus pendidikan harus diperhatikan ulang. Karena aturan yang dipakai berasal dari manusia maka sepatutnya kita sebagai seorang manusia harus mengambil hukum yang bearasal dari Al-qur’an dan As-sunnah (berasal dari sang pencipta alam semesta yaitu Allah swt).
Kondisi ini sebenarnya adalah kesempatan emas bagi pendidik pada anak didiknya untuk dapat optimal dalam rangka edukasi pembinaan kepribadian anak. Membina mereka menjadi generasi yang tangguh menghadapi ujian pandemi, menjaga keselamatan jiwa, kebersihan,peduli lingkungan,semangat berbagi,beribadah dan masih banyak lagi edukasi kebajikan yang bertumpuh pada peralihan fokus tadi. Karena inilah yang dicontohkan dalam kurikulum sistem pendidikan islam. Dalam sistem islam keadaan seperti ini Negara sangat berperan penting untuk kemashalatan  umat, tidak ada wabah saja pendidikan digratiskan apalagi dengan kondisi seperti ini, seorang khalifa akan menyediakan apa-apa yang dibutuhkan oleh umatnya. Karena tujuan pendidikan dalam islam itu sendiri adalah membentuk kepribadian islam anak didik mencakup pola pikir dan pola sikap yang islam sehingga membentuk kepribadian ( syaksiyah) yang islam pula, akidah islam inilah yang menjadi dasar landasan diselenggaraknnya pendidikan. Sekolah,guru, bakhan orang tua harus memiliki dorongan iman dalam mendidik anak, yaitu semata melaksanakan perintah Allah demi mengharap ridho-nya. Anak didik pun wajib dipahamkan tsaqofah keislaman karena ini yang diajarkan dalam pendidikan islam.
Previous Post Next Post