BERPISAH KARENA ALLAH IT’S BEAUTIFUL

Oleh : Atikah Syuhada

Setiap insan itu mempunyai rasa, yang namanya cinta. Allah SWT. telah menciptakan pada diri manusia Naluri (gharizah), yakni naluri terbagi dalam tiga hal: Pertama adalah naluri mempertahankan kebenaran dirinya (gharizah baqa), kedua adalah naluri menyucikan sesuatu (gharizah at-tadayyun) lalu dimanakah CINTA itu berada? Cinta adanya pada naluri yang ketiga yaitu naluri melestarikan jenis (gharizah an-nau’). ketika ada orang yang teramat sayang pada anaknya, kaka beradik yang saling mengayomi dan juga seorang pemuda yang tertimpah cinta, jatuh dimata lalu turun ke hati. Semua adalah perasaan yang wajar. Justru dengan adanya perasaan itu, termaksud ada perasaan cinta didalamnya, menunjukan bahwa dia adalah manusia seutuhnya. 

Allah SWT. berfirman : 
“Telah dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa saja yang diinginkan, yaitu: para wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenagangan hidup didunia. Di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (TQS Al-Imran [3]:14).

Dewasa ini, bukanlah hal yang baru lagi kita dengar ketika kita melihat pasangan remaja lelaki maupun wanita dipinggir jalan, di kaffe, restoran, jembatan atau dimana saja. Mereka nampak asyik mengumbar yang katanya disebut sesuatu yang mesrah itu menunjukan betapa bahagianya mereka saling memiliki satu sama lain dibalik sebuah yang katannya jalinan hubungan yang namanya pacaran. Tidak segan oleh mereka berdua-duaan baik ditempat umum bahkan ditempat yang jauh dari keramaian.

Padahal, Rasulullah SAW. bersabda: 
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh berpergiaan kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H.R. Muslim).

Tidak hanya para remaja saja yang berbuat demikian karena kita lihat sekarang orang dewasa-pun banyak yang melakukannya. Sedihnya budaya pacaran itu bahkan sudah menancapkan pada anak-anak belia yang masih duduk dibangkuk SMP bahkan Sekolah Dasar yang berseragam merah putih. Sungguh miris sekali.

Sebetulnya budaya pacaran itu adalah budayanya Asing yang masuk ke Indonesia akibat dari pada globalisasi. Karena fiter yang kurang dan juga awam terhadap aturan dalam agamanya sendiri akhirnya banyak yang ikut terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina yang merupakan dosa yang sangat besar.

Jika sudah terjadi aktivitas pacaran ini pada remaja apa saja yang akan terjadi bagi para pelakunya?? Yaah,,, pastinya ini yang akan terjadi:

1. Mendekati Zina
Ini merupakan bahaya yang sudah pasti yang disebabkan oleh yang namanya pacaran. laki-laki yang semestinya diharuskan menjaga pandangan dari perempuan, dan perempuan pun harus sadar diri akan keberadaanya dihadapan laki-laki yang bukan mahromnya. Hadis dari Abdullah Bin Buraidah, dari ayahnya mengatakan: 

“Rasulullah SAW berkata kepada Ali: Haii Ali, Janganlah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan).” (H.R.Abu Dawud).
Bahkan kita lihat sekarang ada yang mengatakan kita pacaran hanya jarak jauh atau istilahnya LDR (Long Distance Relationship) sama saja yaa,,, guys perkaranya. Zina bukan berarti bertemu lantas melakukan hubungan intim tampa ada ikatan pernikahan. Bahkan hanya sekedar mengirimkan pesan pendek saja itu sudah termaksud mendekati zina. Bahkan bisa saja termaksud dalam zina hati dan juga pikiran.

2. Melemahkan Iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa ada iblis yang menemaninya, meniupkan berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangatlah banyak, Padahal kesemuanya hanya karena pemuas nafsu belaka. Bahkan yang tidak tergoda pun bisa saja terjerumus dalam hal itu. Akhirnya banya waktu dihabiskan hanya karena sang pacar. Cinta setenga mati katanya, sampai-sampai cinta pada pemilik nyawa-pun terabaikan. Setiap hari hanya melihat wajah kekasih, namun lupa  pada Allah. Naudzubillah, sungguh yang demikian sudah menjadi orang yang tersesat.

3. Mengajarkan kepada kemunafikan/suka berbohong
Orang yang pacaran itu menjadikan dirinya pada kemunafikan. Berbohong ini, itu hanya karena membuat sang pacar senang. Bahkan mengumbar janji-janji yang yang belum tentu bisa ditepati, Sering mengumbar kata-kata yang indah dan juga rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya dihadapan pacar, tapi juga  akan dilakukan hal yang sama dihadapan orang tua dan juga orang terdekat. Maka jadilah mereka pembohong yang luar biasa. Sedangkan kita tahu dalam islam berbohong itu adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
“Tanda-tanda munafik ada tiga, Apabila diberi amanah ia hianat, Apabila berbicara ia berdusta dan Apabila berjanji ia tidak menepati.(Mutafaq ‘alaih).” 

4. Menghilangkan Konsentrasi/Tidak Fokus
Ada yang berkata bahwasanya pacaran itu bisa menjadi penyemangat untuk belajar atau bekerja? Apakah betul?? Tentunya tidak ini pemikiran yang salah kenapa salah?? Nyatanya, pacaran itu hanya menguras otak dan membuyarkan konsentrasi. Fokus belajar menjadi hilang dan banyak pekerjaan yang terabaikan demi membuat sang pacar itu senang. Akibatnya, Berbagai cara yang dilakukan demi membuat senang satu sama lain. Rela meninggalkan pekerjaan dan juga waktu belajar hanya demi menemani sang pacar berjalan-jalan dan hal-hal lainnya. Jika suatu saat akan terjadi perselisihan, justru akan memicu pada stress yang menyebabkan semangat belajar menjadi hilang. Bahkan dengan hanya memikirkan si pacar saja sudah banyak menyita waktu dan membuatnya terbuang sia-sia. Padahal, tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah melangggar perintah Allah SWT dan hanya menumpuk dosa semata.

5. Mudah Terjerumus ke Perzinahan 
Sering kali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada pacaran yang sehat kecuali sudah menikah. Bagaimanapun juga pacaran adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, Iblis temannya. Sehingga kemanapun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan membisikan rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudian berpegangan tangan, mulai berdua-duaan, dan pada akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya dilakukan.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, Kedua telinga zinanya mendengar, Lidah zinanya bicara, Tangan zinanya memaksa, (memegang dengan keras), Kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (H.R Bukhari). 

6. Pemicu Tindak Kriminal
Ini adalah sesuatu yang mengerikan ketika kita mendengar tentang remaja yang yang membunuh remaja lainnya hanya karena berebut pacar. sangat luar biasa. Ada juga yang rela mengaborsi anaknya karena tidak ada tanggung jawab dari si lelakinya. dan ada juga yang rela membunuh pacarnya karena hanya salah faham dengan menuduh pacarnya berselingkuh dll. Padahal manusia diberikan akal lohhhh,, oleh Allah,, bukan begitu??

Apakah dengan menghabiskan nyawa orang lain maka nanti akan berjodoh dengan pacar yang diperebutya? yang ada anda akan berjodoh dengan iblis dan akan bersama-sama menghuni neraka. Semuanya tidak akan berakhir dengan kebaikan malah dengan pada keburukan.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Bin Mas’hud, beliau memberikan saran: 
“Wahai generasi muda, barang siapa diantara kalian telah mampu serta bekeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, Maka hendaklah berpuasa, karena berpuasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H.R Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Kita lihat remaja sekarang telah terbiasa dengan yang namanya pacaran ketika putus ganti, putus lagi ganti lagi katanya siiih,, mau nyari yang terbaik. Kalau mau nyari yang tebaik bukan begitu caranya itu malah membuat dirimu menjadi tidak berharga lagi. kalau mau nyari yang terbaik ya tinggal perbaiki diri saja maka yang terbaik pun akan datang bukankah Allah telah memberikan bocoran didalam al-quran?? so what's your worring?
Allah SWT  berfirman: 
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, Lelaki yang baik untuk wanita yang baik”. (TQS. An-Nur:26).
Ayat tersebut bukankah merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan dengan pasangan yang baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan bagi manusia agar memilih pasangan itu harus yang tebaik. Maka dari itu apa yang harus kita dilakukan?? ketika kita ingin mendapatkan seseorang yang baik yang pastinya diawali dengan diri kita sendiri yaitu memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. So,,,, tunggu apa lagi?? Life Is a Choice. Janji Allah sudah jelas dan pasti. Jika anda masih melakukan hal yang haram ini (pacaran) maka bersegeralah bertaubat dan memperbaiki diri.

Kita lihat Bagian terberat dari sebuah perjalanan adalah perpisahan. kesedihan meninggalkan masa lalu yang tiada dimasa depan. Belajarlah dari semua yang telah terjadi dan mengertilah. Bahwa jawaban adalah taakan selalu terus bertahan dan bersama  dengan maksiat. melainkan dengan melepaskan genggaman dalam sebuah hubungan yang haram itu jauh lebih baik.

Walaupun terasa amat berat, perpisahanlah yang mengajarkan keikhlasan dan kedewasaan dalam hidup kita karena Allah semata. Karena semua hal yang ada didunia tidak ada yang kekal abadi. Bukannya ketika kita sangat mencintai seseorang karena Allah maka kita akan mencintai keimanan dan juga ketaatannya kepada Allah? Memilih berpisah/mengakhiri hubungan yang haram (pacaran) bukan akhir dari segalanya akan tetapi awal dari segala hal kebaikan yang akan kita lakukan dihari ini dan hari esok. Karena memang Allah tidak ridoh dengan apa yang kita lakukan. Bukannya kita hidup didunia hanya mencari ridah-Nya? Mungkin semua itu jauh lebih baik dari segalanya. Berpisah bukan berarti tak mencintai, melainkan cinta yang sesungguhnya ada pada perpisahan itu sendiri karena Allah adalah alasannya. Bagaimana bisa takut dengan mengakhiri, kalau kita berani untuk mengawali semuanya? Bagaimana bisa kita  takut dengan perpisahan sedangkan kita berani untuk saling memiliki. Bukankah diciptakan pertemuan pasti akan ada masa dimana kita akan berpisah?
Allah SWT berfirman:

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kamu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.(Al-Baqarah: ayat 216).

Berpisah karena Allah prinsipnya adalah dua orang yang  ingin meninggalkan maksiat dan perbuatan buruk yang memang Allah tidak ridoh dengan apa yang mereka lakukan. Berpisah karena Allah yang dilandasi cinta kepada-Nya dan bukan karena didorong oleh nafsu yang bersumber dari ajakan setan. 

Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA yaitu:
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah semata-mata karena Allah”.
Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa pacaran dalam islam itu di haramkan. Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran didalam islam. Justru sebaliknya islam melarang adanya pacaran diantara mereka yang bukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan juga dosa besar bagi pelakunya. Dalam islam zina adalah perbuatan keji yang dilakukan oleh pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual atau persetubuhan diluar ikatan pernikahan. Perbuatan yang haram yang dikutuk Allah bahkan untuk umat islam mendekatinya saja sudah dilarang. Sebagaimana dijelaskan didalam Al-Quraan yaitu :

Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu perbuatan yang buruk.” (TQS Al-Israh [17] 32).
Dosa zina masuk dalam kategori dosa besar, perbuatan keji, serta seburuk-buruknya jalan yang ditempuh oleh manusia. Tidak hanya dimurkahi Allah pezina juga sangat kerap dianggap meresahkan masyarakat.  

Sebaik-baik hamba Allah adalah ketika dia mendengar suatu perkara lalu dia taat. Maka jangan pernah sekali-kali mendekati zina karena sungguh itu adalah suatu jalan yang buruk.

Mendekati saja Allah sudah melarang apalagi kita masuk didalamnya? dan bagi pelaku zina ada hukuman yang Allah abadikan didalam Al- Quran Solusi tuntas dalam pandangan islam bagi pelaku zina karena memang diharamkan. Dalam hukum islam, seseorang perempuan dan laki –laki yang berzina hukumannya adalah 100 dera dan bagi yang sudah menikah hukumannya adalah dirajam hingga mati.Walau demikian, hukum zina ini gampang dilanggar dan penegakan hukum ini hampir tidak mungkin dilaksanakan. Selama 600 tahun kekhilafahan Turki Utsmani. 

Allah berfirman:
“(Ini adalah) satu surah yang kami turunkan dan kami wajibkan(menjalankan hukum-hukum yang ada didalamnya), dan kami turunkan didalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzinamaka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya 100 kali cambukan, dan janganlah belaskasihan kepada keduanya mencegah kamu dalam (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah (pelaksanaan)hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”. (TQS. An-Nuur: 1-2).

Dalam islam pacaran adalah Haram karena merupakan dosa besar,  Oleh karena itu islam mengatur hubungan lelaki dan perempuan dalam dua hal, yakni:

a. Hubungan Mahrom
Yang dimaksud hubungan mahrom seperti ayah dan anak perempuannya, kaka laki-laki dengan adik perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahrom berarrti sah-sah saja untuk berduaan. Dalam artian boleh walaupun dengan lawan jenis. Sebab, dalam Al-Quran surah AN-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak boleh dinikahi) daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan (kandung maupun seayah), bibi (dari ibu maupun ayah), keponakan (dari saudara kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung maupun tiri), ibu susu, saudara sepersusuan, ibu mertua, da menantu perempuan. Dalam hubungan yang mahram, Wanita boleh tidak pakai jilbab tapi jangan mempertontonkan auratnya.

b. Hubungan Non Mahram 
Artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat larangan baginyajika berdua-duaan, melihat langsung, atau bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan hrus menggulurkan jilbabnya dan menutupi seluruh auratnya kecuali  jika berada sekitar laki-laki yang bukan mahramnya tersebut.

Solusi tuntas dari permasalahan ini adalah islam karena islam mengatur semua aspek kehidupan umat. waullahualambisawab.
Previous Post Next Post