Oleh: Meldawati
Mahasiswi/Anggota
Komunitas Muslimah Menulis Depok
Sobat, sudahkah nonton film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara? Kalau tidak
nonton rugi loh. Setelah nonton film ini, saya jadi tahu lebih detail sejarah
Islam. Pasalnya, banyak ilmu yang saya dapat sebelumnya di sekolah tidak
sedetail ini, terkesan ada yang dikaburkan bahkan dikuburkan maknanya. Dengan
nonton film ini, sejarah yang tadinya dikuburkan dan dikaburkan terbuka sudah.
Akhirnya saya dapat menyatukan beberapa rangkaian-rangkaian sejarah, yang
sebelumnya tidak didapatkan informasinya, layaknya sebuah puzzel.
Dulu waktu sekolah, pelajaran tentang masuknya Islam ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang Muslim, mereka menikah dan akhirnya banyak yang masuk Islam. Ada yang
samakah?
Tapi tahu gak sih sobat, kesuksesan dakwah Islam dan menyebarkan ke daerah Nusantara
bukan hanya keberhasilan dari dakwah para dai, tapi ada kekuatan besar di belakangnya
yaitu kekhilafahan Islam. Kekhilafahan Islam adalah kepemimpinan umum bagi
seluruh kaum Muslimin di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan
mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya disebut
khalifah/imam atau amirul mukminin.
Waktu itu, khalifah mengirimkan para dai-dai untuk menyebarkan Islam, termasuk kepada
kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
Respon pendahulu kita, ketika Islam sampai ke Nusantara, mereka menerimanya
dengan senang hati, tanpa paksaan, karena mereka tahu bahwa Islam adalah agama
benar dan sesuai fitrah mereka.
Dari dakwah tersebut, Nusantara menjadi bagian dalam daulah Islam yang berpusat
di Turki, negara super power yang
memimpin dunia saat itu, bayangan kita sekarang seperti Amerika saat ini.
Namun, saat Islam berkembang di Nusantara, pada waktu yang bersamaan di bagian
Eropa, orang-orang kafir tak henti-hentinya untuk membalas dendam kepada
khilafah Islam, karena kekalahan mereka
di Perang Salib, mereka ingin berkuasa kembali dengan strategi yang tidak
manusiawi. Seperti yang terjadi di
Spanyol yang dipimpin Raja Fernando dan Ratu Isabella, mereka membantai kaum
Muslim, memurtadkan mereka dan berbagai tipu daya lainnya.
Tak hanya itu, mereka juga ingin memperkaya diri, dengan menyebar ekspansi
hingga ke Samudera Hindia untuk mencari rempah-rempah, saat itu dihargai mahal,
per gramnya dihargai dengan 2 dirham emas. Negara-negara Eropa bersatu saling
membantu dalam kemungkaran dan membagi wilayah jajahannya, termasuk Indonesia.
Negara Eropa yang pertama menjajah Indonesia adalah Portugis, dengan prinsip 3G (Gold, Glory dan Gospel). Gold/kekayaan yaitu
mereka mengambil SDA untuk memperkaya diri dan keturunan-keturunan mereka. Glory/kejayaan. Tidak hanya menjajah
mereka juga menanamkan ideologi mereka agar mereka menjadi negara super power, seperti sekarang ini yang
memimpin dunia adalah kapitalisme. Gospel/keyakinan
yaitu negara Barat juga menyebarluaskan agama mereka yaitu Kristen ke Nusantara.
Disaat Nusantara dijajah oleh negara Barat penjajah, waktu itu Khalifah Utsmani
mengirim persenjataan, 2 kapal berisi pasukan terbaik untuk membantu kesultanan
di Samudera Pasai.
Buktinya, kita bisa lihat adan kuburan-kuburan para mujtahid keturunan Turki di
Aceh. Dari bantuan sang khalifahlah
Portugis akhirnya angkat kaki dari bumi Nusantara untuk selamanya dengan hanya
mendapat malu akibat kekalahannya.
Makanya sobat yang kita tahu wilayah Aceh paling sebentar dijajah Barat, karena
dibantu oleh Khilafah Utsmani. Itulah khilafah Islan, setiap jejak yang akan
kita telusuri tentangnya, pasti yang kita dapatkan adalah reputasi yang baik
bagi Nusantara, tidak ada yang buruk.
Ketika Barat datang ke Nusantara pasti punya misi menjajah dengan prinsip 3G-nya
itu. Berbeda dengan Islam masuk ke Nusantara, tujuan utamanya jelas menyebarkan
Islam ke seluruh Nusantara dan tidak ada misi menjajah tetapi menerapkan Islam
dalam semua aspek kehidupan termasuk mengelola SDA sesuai Islam untuk kemakmuran
masyarakat.
Sobat, akhirya kita jadi tahu, sesungguhya Nusantara yang terdiri dari
kerajaan-kerajaan yang dipimpinan para Sultan ini termasuk wilayahnya khilafah.
Khilafah yang membantu Nusantara melawan
penjajah. Dai-dai diutus para Sultan ke seluruh Nusantara ini mengobarkan
semangat jihad ke para pemuda Muslim. Dengan semangat jihad inilah para pemuda
Muslim beserta para ulama melawan penjajah.
Bayangkan Sobat, jika para pemuda saat itu tidak mengenal Islam dan tidak bertemu ulama, mungkin saat ini, kita masih dijajah dan enggak pernah merdeka. Sejarah memang tidak bisa dijadikan sumber hukum, tapi setidaknya mengambil hikmah bagaimana kita harus bertindak, dan bisa melihat, mana yang ancaman dan siapa yang layak kita jadikan musuh dan menjadi referensi kita untuk bertindak di masa depan.
Tentunya yang menjadi ancaman bukan Islam dan syariah-Nya. Oleh karena itu Sobat,
kita harus berterima kasih kepada ke Khilafahan Islamiyah yang telah menerangi
Nusantara dengan cahaya Islamya. Semoga
dengan film dokumenter sejarah ini, kita
tidak alergi dengan khilafah dan turut serta bagian orang-orang mendukung tegaknya
khilafah di muka bumi. Aamiin.[]
Post a Comment