Rencana Lumbung Pangan Menuai Kritikan

By : Sri Ratna Puri
Pemerhati Masyarakat

Presiden Joko Widodo,  memperingatkan para menterinya akan ancaman krisis pangan dunia di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) seperti yang diprediksi oleh Food and Agriculture Organization (FAO). Detikcom.

Peringatan yang langsung direspons para menteri, dengan merencanakan pembangunan lumbung pangan nasional (food estate) pertama yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Namun, wacana lumbung pangan itu menuai kritik. Karena pernah diinisiasikan oleh Presiden Soeharto, SBY, bahkan Jokowi sendiri, yang hingga kini belum terealisasi. Lahan terkatung, SDM dan bibit tak tersedia, gambaran ketidaksiapan.

Hanya menghamburkan biaya besar. Ujar pengamat pertanian sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas, dan Guru Besar Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar. Lebih baik mengoptimalkan lahan BUMN yang ada, untuk pertanian. Tambah Hermanto. Kritik lainnya adalah untuk dipertimbangkan lagi. Kata pengamat pertanian dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah.

Dari berbagai kritik yang ada, menuju pada titik harapan, agar pemerintah serius dan matang dalam menyusun rencana mengatasi ancaman krisis pangan. Terlebih, sektor pangan dan pertahanan, saling berkaitan dalam pandangan agama islam. Dan termasuk dalam pokok tanggungjawab pemerintah, terkait pengadaan kebutuhan pokok  rakyatnya. 

Mengembalikan dan mengelola tanah yang termasuk kepemilikan umum dan negara (bila diperlukan), akan menghemat pengeluaran. Menyalurkan dana dari kas negara (baitul mal), menghilangkan kepanikan saat mencari modal. Mempertimbangkan pendapat para ahli, agar bisa memupuk produksi dengan hasil yang berkualitas tinggi. Itulah gambaran solusi yang Islam, saat menghadapi masalah krisis pangan.  Wallahu'alam.
Previous Post Next Post