Pasaman - nusantaranews.net, Tanpa ada niat pencitraan berlebihan, Rahmat Saleh Nasution yang juga Anggota aktif DPRD Provinsi Sumbar 2 periode, selalu meluangkan waktu melayat ke rumah warga yang sedang berduka. Termasuk ketika diperjalanan, siapa saja yang ingin berjumpa disambangi oleh beliau.
Baginya, duka warga tak boleh dirasakan sendiri. Harus diberikan penyemangat, menguatkan dan mengingatkan bahwa semua yang bernyawa akan merasakan kematian.
“Kita harus saling menguatkan dalam suka dan duka. Karena setiap manusia pasti akan di uji kesabarannya, dan pasti akan diberi cobaan,” kata Rahmat Saleh Nasution saat ditanya mengenai kebiasaannya singgah melayat di rumah duka, Jum'at 24 Juli 2020.
Menurut dia, kematian juga bisa mengingatkan insan tentang dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri dengan semua amalan kebaikan, sekaligus pertanggung jawaban kita kepada Sang Pencipta.
Begitu lah keseharian seorang Rahmat Saleh Nasution, Sosok pendakwah milenial pelopor Era Baru Pasaman.
Anak muda yang paham tentang agama, pintar mengaji, cerdas, kreatif, santun berbicara dan selalu merendah, begitulah kesan pertama setiap orang yang baru mengenal sosok politisi sekaligus pendakwah milenial, Rahmat Saleh Nasution.
Meskipun terlahir dari pasangan suami istri keturunan suku Mandailing, namun watak dan perbuatan seorang Rahmat Saleh justru sangat mencerminkan prilaku seorang anak minang yang ideal dan menjadi idaman orang tua mana pun.
Pria 37 tahun kelahiran Jakarta, pada 27 April 1983 itu, sempat melewati masa kecilnya di Kotanopan, Kabupaten Madina, Sumatera Utara, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Hidup ditengah kemegahan dua suku besar di Indonesia, telah membentuk karakter yang kuat dan kaya akan pemahaman tradisi dan budaya Suku Minangkabau dan Suku Mandailing.
Menginjak usia sekolah, Rahmat Saleh kecil dibawa pindah ke Kabupaten Pesisir Selatan hingga ia menyelesaikan sekolahnya, sebelum merampungkan kuliahnya di Jurusan Farmasi, Universitas Andalas, Padang.
"Masa kecil saya sangatlah berat namun kenyataan lahir dari keluarga yang masuk kategori pra sejahtera justru menjadi pemicu utama saya dalam meraih cita-cita, " Ungkapnya pada suatu kesempatan bincang-bincang santai di Lubuksikaping, belum lama ini.
Selalu bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan Allah menurutnya adalah penawar lelah saat ia harus berjuang membiayai sendiri kuliahnya.
Berdakwah dari Masjid ke Masjid adalah suatu kegiatan rutin yang ia jalankan selama menjadi mahasiswa, dengan berbekal ilmu agama yang ia timba dari orang tua serta da'i - da'i yang menjadi gurunya.
Ketertarikannya di bidang politik, lahir dari pengalamannya menjadi aktivis kampus dan telah mengantarkannya berkarir sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, hingga saat ini dan lahir merupakan periode kedua ia duduk sebagai salah seorang legislator di kecamatan lembaga tersebut dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selain dunia politik, ia pun ternyata menggeluti dunia jurnalistik dan telah melahirkan sejumlah karya tulis yang diantaranya sempat meraih penghargaan nasional.
Pada Pilkada Serentak 2020, sosok pendakwah milenial ini menjadi salah satu kandidat kuat untuk diusung PKS menjadi bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pasaman periode berikutnya.
Jika itu terjadi, maka Rahmat Saleh adalah sosok baru dunia perpolitikan Pasaman yang selama ini dikenal sangat kaku dan nyaris tidak bergerak.
Bisa jadi, kebuntuan iklim politik Pasaman yang selama ini hanya berorientasi ketokohan dan sering mengabaikan nilai-nilai intelektual dan profesionalisme, akan terpecahkan dengan hadirnya sosok baru yang akan membawa Pasaman dalam era baru yang lebih baik.
"Selaku kader partai, saya harus selalu siap diterjunkan ke ajang kontestasi tingkat manapun, jika kehadiran saya di Pasaman menjadi salah seorang peserta pilkada kali ini baik menurut masyarakat, maka partai tidak akan segan-segan mengusung saya meskipun saya harus meninggalkan jabatan saat ini sebagai anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, " Tutupnya.(In Psm).