Minimnya Anggaran Kesehatan Vs Masifnya Covid -19

Foto by google
Oleh : Ummu fillah
  
Lemahnya sistem kapitalis dalam penanganan wabah terlihat dari anggaran yang diturunkan oleh pemerintah pusat untuk berbagai daerah di Indonesia. 

Pemerintah mengatakan anggaran kesehatan untuk penangananCovid - 19 yang sebesar Rp 87,55 triliun tidak akan bertambah hingga akhir tahun, walaupun kasus positif Covid -19 saat ini semakin banyak dengan jumlah rata -rata perhari diatas 1000 kasus.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan kasus positif saat ini memang semakin tinggi karena tes yang semakin banyak, namun rasio kasus sebenarnya sama.

Rincian alokasi anggaran kesehatan penanganan Covid-19 yang sebesar Rp87,55 triliun tersebut antara lain untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp65,8 triliun, insentif tenaga medis Rp5,9 triliun, santunan kematian Rp0,3 triliun, bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (JKN) Rp3 triliun, anggaran Gugus Tugas Covid-19 Rp3,5 triliun, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan Rp9,05 triliun.

Sungguh minimal sekali jika melihat kasus Covid - 19 yang kian masif setelah new normal live dimulai. Juru Bicara Khusus Pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid -19 Bapak Achmad Yurianto, mengatakan masih cukup tingginya penyebaran wabah di sejumlah daerah di Indonesia .Sabtu, 4 Juli 2020.Vivanews

“Berdasarkan datanya, hingga hari ini saja, penambahan jumlah positif baru COVID-19 mencapai 1.447 kasus, sehingga total kasus positif mencapai 62.142. Yang dinyatakan sembuh 28.219 dan meninggal 3.089.

Berdasarkan wilayah, penyebaran di Jawa Timur masih tertinggi dengan 413 kasus baru, DKI Jakarta 223 kasus baru, Sulawesi Selatan 195 kasus baru, Jawa Tengah 110 karus baru, Bali 91 kasus baru dan Jawa Barat 88 kasus baru.

Dia mengakui, saat ini, aktivitas untuk produktif memang sangat diperlukan masyarakat Indonesia, namun hal itu Yuri tegaskan mempersyaratan aman dari COVID-19 dan hanya bisa dicapai manakala masyarakat disiplin dan ketat menjalankan protokol kesehatan.

Seperti inilah fakta, Sistem Kapitalisme dalam menghadapi wabah, anggaran dan jumlah kasus yang terjadi sangat tidak berbanding lurus. Kesehatan rakyat menjadi hal yang tidak prioritas dibandingkan dengan perputaran Ekonomi yang kian resesi akibat wabah. 


Berbeda sekali dengan Islam yang sangat memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan rakyat tanpa tembang pilih apakah muslim ataukah non muslim.Karena Islam sangat memuliakan manusia , sebagaimana firman Allah dalam TQS. Al isra' :70 "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cuci Adam, dan Kami angkut merekadi darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik - baik dan Kami lebihkan mereka diatas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna". 


Dari sinilah Islam memandang bahwa keselamatan nyawa manusia lebih utama daripada nilai materi (Ekonomi). Sebagaimana sabda Rasulullah " Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak (HR. At Tirmidzi) 

Begitulah  Islam telah sempurna dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan yang terjadi. Saatnya kita kembali dalam Sistem Islam dalam berbagai lini kehidupan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial budaya, Politik luar negeri dan Pendidikan.

Allahu A'lam bish showab lebih utama daripada nilai materi (Ekonomi). Sebagaimana sabda Rasulullah " Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak (HR. At Tirmidzi) 

Begitulah  Islam telah sempurna dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan yang terjadi. Saatnya kita kembali dalam Sistem Islam dalam berbagai lini kehidupan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial budaya, Politik luar negeri dan Pendidikan.

Allahu A'lam bish showab
Previous Post Next Post