Mengakar Solusi Alternatif LGBT

Oleh : Siti Farihatin, Sos 
(Guru KOBER dan Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

LBGT (lesbian, Biseksual, Gay dan Transgender) menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Bagaimana tidak perusahaan global yang cukup dikenal dan familiar bahkan di negeri Indonesia memberikan dukungan penuh untuk aktivitas kaum nabi Luth ini. Negara Barat menganggap dukungan Unilever global untuk LGBT adalah hal yang normal karena dukungan tersebut adalah bentuk hak asasi manusia.

Unilever Global juga menegaskan 3 poin dalam aksi dukungannya untuk komunitas LGBTQI+, yaitu Unilever Global ikut menandatangani Deklarasi Amsterdam untuk memastikan semua orang di Unilever memiliki akses ke tempat kerja yang benar-benar inklusif.

Kedua, Unilever Global akan bertindak Open for Business untuk menunjukkan bahwa bisnis kami termasuk koalisi global inklusif. Inisiatif-inisiatif ini hanyalah permulaan. Keragaman kita sebagai manusia adalah yang membuat kita lebih kuat. Inklusi untuk semua adalah apa yang akan membuat kita lebih baik,” tulis Unilever.

Ketiga, Unilever juga bakal meminta Stonewall untuk mengaudit kebijakan mereka dan mengukur bagaimana mereka dapat melangkah dalam tindakannya. Hops.id (26/06/2020).

Menanggapi hal itu, Unilever Indonesia mengatakan bahwa mereka menghormasti nilai dan norma yang berlaku di Indonesia. “Kami telah berada di Indonesia selama 86 tahun, dan kami selalu menghormati dan memahami budaya, norma dan nilai-nilai setempat. Oleh karena itu, kami akan selalu bertindak dan menyampaikan pesan-pesan yang sesuai dengan budaya, norma dan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia,” kata Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso dalam keterangan tertulis Kamis 25 juni 2020. (Hops.id.com 26/06/2020)

Di indonesia sendiri kecaman dan ancaman boikot menjadi topik hangat bagi masyarakat, banyak masyarakat yang kontra dengan kebijakan unilever global bahkan MUI pun mengambil sikap yang sama yaitu menyerukan untuk boikot produk unilever dan mengganti dengan produk yang lain.

Menurut Azrul, kampanye pro LGBT yang tengah gencar dilakukan Unilever sudah keterlaluan dan sangat keliru. Azrul juga menyayangkan keputusan Unilever untuk mendukung kaum LGBT. “Saya kira Unilever ini sudah keterlaluan. Kalau ini terus dilakukan, saya kira ormas-ormas Islam bersama MUI akan melakukan gerakan anti-Unilever atau menolak Unilever dan kita mengimbau masyarakat untuk beralih pada produk lain,” katanya menegaskan. Republika.co.id (29/06/2020)

Tapi dengan aksi boikot akankah bisa memghapuskan LGBT?. Membuat aksi boikot memang akan melemahkan produsen dari Unilever tapi aksi tersebut tidak akan bisa menjamin akan menghentikan kebobrokan yang dilakukan oleh kaum laknat LGBT. Hal ini bisa dibuktikan dengan diboikotnya perusahaan Starbuck yang terjadi hanya sementara dan secara fakta tidak akan bisa menghentikan serpak terjang kaum laknat LGBT.

Faktanya juga MNC Global misalnya Apple Inc, Microsoft Corp, Google Inc, Coca-Cola.co, Walt Disney.co, Visa, Mastercard, Yahoo! Inc, Chevron Corp, Ford Motor co, Nike Inc, Motorola Inc, Mattel Inc, Hyatt Jotals Corp, Levi Strauss & Co, eBay Inc, Dell Inc, Symantec Corp, Xerox Corp melakukan beribu cara agar produk-produk mereka bisa diterima juga di negeri-negeri muslim.

Problematika ini terjadi karena adanya liberalisme yang semakin bercokol dan mengakar, sehingga semua akan berjalan sesuai dengan kesenangan dan kemanfaatan tanpa memandang apakah aktivitas yersebut sesuai atau tidak.

Untu mengatasi problematika yang semakin mencekik dan membahayakan ketentraman masyarakat maka perlu solusi yang sistematis yang datang dari hukum yang benar dan Islam bicara tentang solusi ini.

Islam memberikan gambaran yang jelas bagaimana kaum sodom dan sejenisnya tersebut agar tidak tumbuh dengan bebas diantara solusinya:
1. Islam memberikan pendidikan baik formal maupun non formal untuk mengedukasi kaum LBGT agat kembali pada fitrahnya, agar mereka tidak menyimpang karena aktivitas mereka adalah aktivitas laknat yang akan mendapatkan mudharat di dunia dan di akherat.
2. Ketika mereka tidak memgindahkan pemahaman dan edukasi yang diberikan, maka sanksi yang diberikan untuk kaum LGBT jelas. Melalui sistem khilafah maka akan diberlakukan sistem uqubat, sistem sanksi yang tegas yang menjadi tabani seorang kholifah, apakah mereka akan dijatuhkan dari gedung yang tertinggi, apakah mereka akan dibakar ataukah mereka akan ditindih dengan dengan tembok, yang pasti mereka akan dihukum mati, hukuman ini diberlakukan untuk gay (homoseksual).

Untuk transgender mereka akan diusir dan untuk lesbian mereka akan dikenakan ta'zir ( ta'zir ini menjadi tabani kholifah karena hukumannya tidak ditentukan Allah). Biseksual hukumannya juga jelas ketika mereka berhubungan sesama jenis perempuan berarti mendapat hukuman lesbian, ketika sesama laki-laki maka mendapat hukuman gay, dan ketika hubungannya lawan jenis maka mendapatkan hukuman zina. 

Inilah gambaran Islam mengatasi LGBT, negara memberikan tanggung jawab penuh agar LGBT tidak tumbuh subur dan meresahkan masyarakat.
Previous Post Next Post