Khilafah Solusi, Bukan Ancaman di Tengah Pandemi


Oleh : Nurhalidah Muhtar

Pandemi covid-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap tatanan kehidupan. Tidak hanya dalam skala nasional, namun menjarah hingga internasional. Krisis terjadi diberbagai bidang kehidupan, mulai dari sektor kesehatan sampai ke sektor ekonomi. Masa berakhirnya krisis ini masih belum mendapat titik terang dan jawaban yang memuaskan.

Terlansir oleh REPUBLIKA.CO.ID, Kepala ekonom CIMB Niaga, Adrian Panggabean mengatakan berdasarkan dari keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),vaksin untuk menangani pandemi Covid-19 diperkirakan baru bisa dilakukan 12-18 bulan ke depan. Artinya, solusi global terhadap krisis ekonomi sekarang baru akan terjadi pada pertengahan 2021 atau pertengahan tahun depan (27/04/20).

Pandemi covid-19 sudah berlangsung hampir enam bulan melanda negeri ini. Meskipun pemerintah sudah melakukan upaya penanganan, namun belum cukup ampuh untuk memberantas virus corona ini. Hal ini disebabkan karena tumpang tindih kebijakan yang diterapkan serta ketidakkonsistensi dalam menjalankankan kebijakan tersebut. Alhasil covid-19 merambah keseluruh wilayah indonesia.

Kegagalan memberantas covid-19, tidak hanya terjadi di indonesia namun di berbagai negara yang lain pun banyak mengalami hal yang sama. Kegagalan akan memberantas pandemi ini menyebabkan sektor kehidupan yang lain ikut terganggu.

Buruknya kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah adalah buah dari sistem yang diterapkan di negeri ini yaitu sistem kapitalis. Tidak hanya menghasilkan kebijakan yang buruk, sistem ini membentuk kualitas kepemimpinan yang buruk.

Di dalam sistem kapitalis pemimpin mengekor pada kemauan pemilik modal.  Karena sudah menjadi tabiat dalam sistem kapitalisme siapa pemilik modal maka merekalah para pemilik negara yang sesungguhnya. Maka tidak heran lagi ketika menerapkan kebijakannya pemerintah masih tarik ulur. Terbukti ketika pemerintah menerapkan kebijakan PSBB namun beberapa pusat berbelanjaan, bandara, pelabuhan, dan lain- lain masih terbuka lebar. Hal ini menandakan bahwa pemerintah lebih memperhatikan kegoyahan ekonomi dan merosotnya pendapatan pemilik modal ketimbang nyawa rakyatnya.

Alhasil sistem kapitalis yang di dewakan mampu mengatasi polemik dunia hanya fatamorgana belaka. Faktanya, sistem kapitalis telah gagal dan gagap menanggapi setiap problem seperti halnya pandemi ini yang menimpa rakyat diberbagai daerah. Yang ada sistem kapitalis telah berhasil mengantarkan rakyat ke jurang kesengsaraan. Rakyat hidup dengan nyawa di ujung tanduk. Pemerintah malah acuh tak acuh. Solusi yang ditawarkan kian ngambang.

Selaku seorang muslim, sedih dan perih sekali melihat kondisi umat sekarang ini. Puluhan juta penduduk negeri ini masuk kategori miskin, tingginya biaya kesehatan dan pendidikan, indonesia merupakan negara terkorupsi, ketidakadilan dalam penegakan hukum serta banyak undang-undang dan kebijakan yang membuat rakyat semakin terjajah.

Tidak ada jalan lain untuk mengatasi carut-marutnya kehidupan saat ini selain kembali kepada Allah SWT dengan menegakkan kembali hukum Islam secara kaffah dalam institusi khilafah 'ala  minhaj an-nubuwwah. Sebab hanya sistem Islamlah yang mampu memanusiakan manusia dengan kesejahteraan  yang tiada bandingnya, terlebih ketika terjadi pandemi seperti saat ini maka perhatian pemerintah lebih fokus kerakyatnya bukan kepada masalah ekonomi. Apabila terus berpegang teguh kepada Al-quran dan  As-sunnah kaum muslim akan menjadi umat terbaik. Namun sebaliknya, akan terpuruk seperti sekarang apabila mengambil ideologi selain Islam.

Namun mengapa justru seruan umat untuk memahami sistem khilafah, direspon negative oleh rezim? Ada kepentingan apa? Tidak ada hal yang menakutkan bagi rezim selain keruntuhan kekuasaannya. Sebab jika khilafah tegak maka puing-puing kekuasaan kapitalisme akan disterilkan dari wilayah daulah khilafah. Itulah sebabnya mereka mengkerdilkan dan menganggap khilafah adalah ancaman.

Padahal dalam daulah khilafah rakyat akan diriayah baik muslim maupun non muslim yang patuh terhadap peraturan yang diterapkan oleh daulah. Tidak hanya itu ketika terjadi pandemi seperti ini pemimpin lebih mempertimbangkan nyawa rakyatnya ketimbang hal lain. Sebagaimana tercatat dalam sejarah kesuksesan Khalifah Umar bin Khaththab menyelesaikan serangan wabah ‘Thaūn Amwās yang menyerang wilayah Syam. Tidak hanya itu pada masa khalifah  Umar bin Abdul Aziz, tidak ada seorang pun yang berhak menerima zakat karena seluruh warga sudah menjadi mustahiq dan hidup sejahtera. Ini semua terjadi karena daulah tidak pernah mengekor pada negara mana pun serta kekayaan alam dikelola secara mandiri oleh daulah itu sendiri.

Oleh karena itu agar keterpurukan ini berlalu, sudah saatnya kita selaku umat yang mengaku beriman kepada Allah SWT untuk memperjuangkan kembali tegaknya daulah khilafah Islamiyah. Tegaknya negara khilafah yang akan menerapkan syariat Islam secara kaffah bukan hanya sebatas mimpi di siang bolong, melainkan bisyarah Rasulullah.

Dari Hudzaifah r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ  فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu  Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.  Selanjutnya  akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Wallahu a’alam bishshawaab.
Previous Post Next Post