By : Kulsum Dahlan
Kaum LGBT yang sering menggunakan simbol warna pelangi, kembali menunjukkan eksistensinya. Mereka merasa kaumnya teraniaya dan menuntut pengakuan yang sama. Padahal faktanya, perbuatan merekalah yang berdampak buruk bagi masyarakat.
LGBT subur dalam sistem sekular liberalis. Masifnya dukungan terhadap LGBT telah membuka kran penyebaran idenya secara liar. Faktanya saat ini pelaku LGBT selalu berlindung dibawah ketiak HAM. Penentang LGBT sering dicap sebagai pelanggar HAM. Sebaliknya, pelaku dan pendukungnya justru disebut sebagai pembela HAM.
Dan baru-baru ini, kita dikejutkan dengan berita pengakuan beberapa perusahaan besar yang mendukung LGBT. Yang berujung pada penolakan dan pemboikotan produk-produk mereka. Tapi penolakan dan pemboikotan saja tidak cukup, untuk menghentikan langkah mereka.
Perlu sistem yang benar-benar bisa melahirkan kebijakan yang solutif dan mampu memberi efek jera dan juga mampu memahamkan kepada umat, bahwa perilaku ini tak layak dibiarkan dan didukung, dengan memberikan edukasi agama kepada umat.
Sistem itu tak lain adalah Islam, hanya islam yang mampu menjawab berbagai persoalan kehidupan umat termasuk LGBT.