Kala Nakes Terinfeksi, Faskes Sementara tak Beroperasi

Oleh: Endang Setyowati 

Mengejutkan! Dari laman Facebook Pemkab Blitar (https://www.facebook.com/557787194389870/posts/1551715868330326/), didapatkan info update persebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar, tanggal 24 Juli 2020 pukul 12:00 WIB,  terdapat 39 confirm baru. Penambahan ini menjadikan jumlah confirm positif yang terbaca di Informatografis gambar sebanyak 137 orang.

Salah satu penyumbangnya adalah dari RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang menutup layanan IGD (Instalasi Gawat Darurat) selama 3 hari karena tenaga kesehatan yang positif Corona bertambah menjadi 30 orang.

Direktur Utama RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr. Endah Woro Utami mengatakan hasil swab tenggorokan internal lingkup rumah sakit diketahui ada tambahan 9 tenaga kesehatan (nakes) lagi yang terkonfirmasi positif Corona, sehingga total ada 30 orang nakes yang positif. (Mayangkara 23/7/2020). 

Mereka diduga tertular dari komunitas sepeda. Hingga saat ini pihak rumah sakit terus melakukan upaya tracing dan pemeriksaan terhadap semua nakes. IDN TIMES (22/7/2020).

Ruang bedah di rumah sakit tersebut juga telah ditutup untuk sementara waktu. Meskipun begitu, RSUD Ngudi Waluyo juga memastikan bahwa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Mereka juga merekrut relawan untuk menggantikan sementara para nakes yang diisolasi. 

Selama 3 hari nanti pihak RSUD Ngudi Waluyo akan menata tim kembali utamanya yang berjaga di IGD, karena perawat maupun dokter yang ditempatkan di IGD harus dalam kondisi sehat.
Dan selama penutupan 3 hari, pihaknya akan melakukan sterilisasi secara menyeluruh di semua tempat & alat di dalam IGD.

Layanan IGD di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi akan kembali beroperasi normal per Senin 27 Juli 2020. Sehingga untuk sementara waktu, IGD tidak bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Beginilah jika kebijakan yang selalu berubah-ubah. Alih-alih bisa mengatasi pandemi secara tuntas, seperti diberlakukannya lock down, malah membuat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dan kini kebijakan tersebut dilanjutkan menjadi ke New Normal. 

Bahwa sudah saatnya jika hidup secara normal dan berdamai dengan corona dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan. Namun kenyataanya normal yang seperti apa? Hingga sebuah komunitas bersepeda menjadi salah satu penyebaran corona.

Dan kurva kasus pasien corona ini belum juga menunjukkan angka penurunan. Nasi sudah menjadi bubur, maka disamping terus memasifkan 3T (Testing tracing treatment). Penyebaran wabah harus ditekan dengan meminimalkan interaksi publik tanpa  hajat mendesak, disertai penyediaan suplemen kesehatan dan nutrisi bergizi yang bisa dijangkau semua elemen.

Jika di dalam Islam, maka kewajiban negara menjamin semua pemenuhan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) hingga menyediakan pelayanan pendidikan, kesehatan dan keamanan tiap-tiap individu.

Kesehatan termasuk kepada kebutuhan mendasar, yang pemenuhannya harus disediakan oleh negara. Seperti penyediaan Rumah Sakit (RS), klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya merupakan fasilitas publik yang diperlukan oleh kaum Muslim dalam pengobatan. Dan semua layanan tersebut secara gratis tanpa membayar sepersenpun. 

Di saat menjadi khalifah, khalifah Umar bin al Khatab ra juga menyediakan dokter gratis untuk mengobati Aslam (HR. Al-Hakim). Itu membuktikan bahwa kesehatan dan pengobatan yang wajib disediakan oleh negara secara gratis untuk seluruh rakyat tanpa memperhatikan tingkat ekonominya.  

Karena memang itu kewajiban mendasar negara atas rakyatnya. Penguasa tidak boleh berlepas tangan dari penunaian kewajiban tersebut. Karena mereka kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas kewajiban ini hingga di akhirat.

Rasulullah saw bersabda:
"Pemimpin adalah pengurus rakyat dan dia bertanggungjawab atas rakyat yang dia urus" (HR. Al- Bukhari).
Previous Post Next Post