Oleh: Deslina Zahra Nauli, S.Pi
(Ibu Rumah Tangga Tinggal di Cirebon)
Menjalankan peran Ibu di zaman ini tidaklah mudah. Ada amanah besar untuk memperbaiki kehidupan menuju peradaban mulia dimana Islam ditegakkan di tengah kehidupan dalam seluruh aspeknya. Namun, kita wajib bersyukur bahwa dibalik amanah besar ini ada balasan pahala yang besar pula, InsyaAllah. Dengan kesadaran ini, maka akan mendorong para ibu menyiapkan generasi tangguh dengan bersungguh-sungguh. Memaksimalkan peran ibu dalam meningkatkan ilmu dan kesabaran dalam proses pendidikan anak.
Membangun visi dan misi pendidikan harus dilandasi oleh aqidah Islam yang shahih yaitu menghidupkan kembali generasi dan peradaban emas. Dengan tujuan pendidikan yang cemerlang yaitu:
1. Membentuk manusia bertakwa yang memiliki kepribadian Islam secara utuh, yaitu pola pikir dan pola sikap di dasarkan pada aqidah Islam.
2. Menciptakan ulama, intelektual dan tenaga ahli dalam jumlah berlimpah di setiap bidang kehidupan. Mereka akan menjadi generasi yang bermanfaat bagi umat. Yang akan menjadi pemimpin sebuah negara yang kuat dan berdaulat. Dengan menjadikan Islam sebagai ideologi yang menguasai dunia.
Dengan visi dan misi ini, sejarah telah menjadi saksi kegemilangan peradaban Islam yang melahirkan banyak ahli di bidangnya seperti Umm darda as-Shughra al-Dimashkiyya (ahli hukum dan ulama yang mengajarkan fiqih dan hadist), Maryam al-Asturlabi (pencipta fitur canggih baru ke Astrolabe, sebuah perangkat Astronomi), Fatimah Al-Fihri (pendiri Universitas pertama di dunia) dan masih banyak yang lainnya.
Semua itu dapat diwujudkan ketika aqidah islam menjadi asas dalam pendidikan, yaitu menjadi asas dalam melejitkan potensi yang ada pada manusia berupa akal, kebutuhan jasmani dan naluri.
Pendidikan dalam Islam akan mengoptimalkan potensi berfikir pada anak. Berfikir adalah proses memindahkan fakta ke otak melalui panca indera disertai ma’lumat sabiqoh/informasi awal yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta-fakta tersebut. Di dalam Islam, tsaqofah memiliki peranan penting yang akan menjadi standar ketika anak menilai sebuah fakta. Anak akan menilai dan menghukumi sebuah fakta dengan tsaqofah Islam sehingga dihasilkan pemikiran Islam yang selanjutnya akan mendorong anak untuk berbuat sesuai dengan hasil pemikiran ini.
Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya seperti makan, minum, tidur dsb. Anak dengan tsaqofah Islam yang dimilikinya akan memilih cara pemenuhannya sesuai dengan aturan Islam. Sehingga akan terwujud generasi yang taat, sehat dan kuat. Serta jauh dari pemenuhan yang dapat merusak tubuh seperti narkoba, khamar dll.
Potensi berikutnya yang akan dilejitkan dalam pendidikan Islam yaitu naluri. Naluri ada 3 macam yaitu:
1.Naluri mempertahankan diri ( gharizah al-baqa).
2.Naluri melestarikan jenis (gharizah an-nau’).
3.Naluri beragama (gharizah at-tadayyun).
Sama halnya dengan proses berfikir dan pemenuhan kebutuhan jasmani, maka dalam melejitkan potensi naluri ini pun adalah dengan memberikan tsaqofah Islam terkait dengan pengaturan pemenuhan ketiga naluri ini sehingga akan terbentuk kesadaran ruhiyah pada anak. Anak akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan naluri-naluri ini atas dasar ketakwaan kepada Allah sehingga muncul rasa takut untuk memenuhinya dengan pemenuhan yang salah ,dengan melanggar syariatNya.
Pendidikan Islam juga akan memperhatikan pendidikan berdasarkan tumbuh kembang anak. Memperhatikan perkembangan anak dari aspek motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif. Semua aspek ini akan distimulasi dan dilejitkan semata-mata untuk mendukung pembentukan kepribadian Islam pada anak. Dari sini insyaAllah akan terwujud tujuan pendidikan yang shahih yaitu manusia yang bertakwa dan ahli di bidangnya. Generasi yang mendedikasikan hidupnya untuk Islam dan umat. Aamiin.
Disarikan dari Workshop Parenting Ibu Tangguh Session 1