Oleh: Aps
Indonesia dikenal dengan negara berflower, flower yang harum dan indah dipandang sah-sah saja diterima dikalangan masyarakat, namun diselang merebaknya keharuman flower, bau tak sedapun tak kalah merebak. Bau tak sedap ini yang menjadi masalah yang harus di tuntaskan. Baru-baru ini kita di buat tertawa geli dengan pertemuan yang rencananya akan diadakan pada tanggal tujuh bulan Juli depan berkaitan dengan “ bedah buku pancasila vs khilafah” buku ini lahir dari orang yang dunning kruger, merasa paling tahu, paling hebat, merasa paling pancasila, namun pancasila hanya dijadikan tameng untuk menutupi keserakahan mereka dalam upaya mengusai SDA maupun mengaburkan akidah umat islam.
Sudah dipastikan pertemuan ini akan membawa kemudhoratan bagi umat islam, karena jelas bahwa yang menulis buku ini tidak paham, dunning kruger dengan apa yang ditulis dan hanya mengambil sudut pandang dari penulis maupun dari kalangan mereka. Karena jika mereka fair, maka tidak akan muncul judul buku yang bikin ngakak ini.
Maka setiap muslim mesti tidak hanya menerima mentah-mentah pembahasan yang tidak sesuai dengan islam. Namun tidak bisa di pungkiri bahwa masyarakat masih banyak yang tidak memahami secara jelas tentang Khilafah, Pancasila, maupun istilah-istilah lainya, sehingga sering terjadi kerancuan dan kekacauan istilah. Dan sangat berdampak terhadap banyak orang yang terbalik-balik dan keliru dalam menggunakannya. Sehingga membentuk sikap dan tindakan yang keliru juga. Maka situasi ini menjadi peluang bagi sebagian orang memanfaatkan situasi ini untuk kepetingannya.
“Khilafah vs pancasila”, apa sebenarnya makna khilafah dan pancasila? Apakah bisa apple to apple jika pancasila berperang melawan khilafah? Ayo kita pahami makna pancasila terlebih dahulu. Pancasila adalah sebuah cara Founding Father untuk mengimplikasi seperti apa nilai-nilai yang penting bagi Indonesia. Secara historis pancasila dapat disebut sebagai “A Great Anthropological Document of Indonesian Morality”. Pancasila merupakan dokumen moral bangsa Indonesia yang di sarikan dari nilai-nilai puncak peradapan penduduk Indonesia, baik dari suku, agama, ras, dan aliran-aliran yang tumbuh dan berkembang sepanjang masa. Sebagai dokumen moral, sila-sila pancasila sebenarnya berkedudukan sebagai precept, yakni ajaran yang bersifat imperatif kategoris atau perintah moral yang tidak dapat ditawar-tawar.
Dan sejatinya pancasila tidak beretentangan dengan ajaran islam. Din Syamsudin menegaskan saat wawancara di Kompas TV, bahwa pancasila justru sangat islami, pancasila adalah nilai-nilai yang terdapat di dalam ajaran islam, maka yang patut dipertentangkan itu adalah ideologi komunis dan kapitalis yang tidak sesuai dengan pancasila. Maka wajib negara mencabut hingga akar dua ideologi ini.
Alright, jika masih kokoh dengan pendapat pancasila adalah ideologi, it’s okey. Namun coba kita masuk kedalam pengertian khilafah. Khilafah adalah sistem pemerintahan yang memiliki definisi secara Syar’i dan komprehensif yaitu kepemimpinan umum bagi kaum muslim seluruhnya di dunia untuk menegakkan syariah islam dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Maka akan cocok jika khilafah berperang melawan demokrasi karena demokrasi adalah sistem pemerintahan bukan pancasila, jika mereka menganggap pancasila adalah ideologi maka akan apple to apple jika ideologi pancasila berperang melawan ideologi islam.
Maka dari itu, umat seharusnya tidak termakan dengan propoganda kaum munafik dan kafir dalam mengaburkan bahkan ingin membuat umat alergi terhadap mahkotanya islam yakni khilafah. Umat wajib membuang jauh-jauh pemikiran- pemikiran yang lahir dari orang-orang yang dunning kruger yang mengalami superioritas ilusi, merasa paling tahu padahal mereka tidak kompeten dalam bidang itu dan tidak mempuyai mempuyai ilmu atasnya.