Oleh: Yuli Ummu Fatih
Sosialisme-komunisme-marxisme jelas bertentangan dengan Islam. Sosialisme-komunisme-marxisme bertumpu pada materialisme. Materialisme adalah paham yang memandang kehidupan, manusia dan alam semesta merupakan materi yang mengalami evolusi internal. Materi ini tidak diciptakan. Ia ada dengan sendirinya. Karena itu tidak ada Pencipta (Tuhan) dan yang dicipta (makhluk). Dengan demikian dasar ideologi ini hakikatnya adalah ateisme.
Sosialisme-komunisme bukan satu-satunya ancaman terhadap kaum Muslim. Masih ada Sekularisme-kapitalisme. Faktanya, pada hari ini justru hampir seluruh negeri Muslim di dunia, termasuk negeri ini, menerapkan ideologi dan sistem Sekularisme-kapitalisme. Padahal Sekularisme-kapitalisme juga bertentangan dengan ajaran Islam. Sayangnya, hal ini tidak banyak disadari oleh kaum Muslim.
Ideologi Sekularisme-kapitalisme bertentangan dengan Islam karena mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan dan negara (fashl ad-din ‘an al-hayah wa ad-dawlah). Ideologi Sekularisme-kapitalisme menolak syariah Islam dijadikan undang-undang dalam kehidupan.
Bahaya lain dari ideologi Sekularisme-kapitalisme adalah memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada manusia: kebebasan beragama, kebebasan kepribadian/perilaku, kebebasan kepemilikan dan kebebasan berpendapat. Dengan payung hukum HAM dan demokrasi, warga negara berhak mendapat jaminan kebebasan. Negara berkewajiban memberikan jaminan kebebasan tersebut.
Bahaya laten Komunisme semestinya tidak membuat umat terlena akan bahaya nyata Kapitalisme yang telah terbukti merusak.
Tidak ada jalan keselamatan dan kesejahteraan serta mendatangkan keridhaan Allah SWT melainkan hanya Islam. Allah SWT telah memerintahkan manusia agar hanya memilih Islam sebagai sistem kehidupan yang sempurna menata dunia dan akhirat.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).
Karena itu umat tidak memerlukan sistem kehidupan lain selain Islam. Islam adalah sistem kehidupan yang sempurna. Islam mengatur urusan dunia dan akhirat. Syariahnya mengatur urusan thaharah (bersuci) hingga siyasah (politik) dan imarah/imamah (pemerintahan).
Sistem pemerintahan Islam juga amat jelas dan memiliki contoh terbaik, yaitu Rasulullah saw. yang pernah memimpin Daulah Islam di Madinah dan Khulafaur-Rasyidin yang memimpin Kekhilafahan Islam setelah beliau wafat. Nabi saw. bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Wajib kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin al-Mahdiyyin. Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian (HR Abu Dawud).
Salah satu Sunnah Rasulullah saw. dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang utama tentu saja sistem pemerintahan Islam. Setelah era Daulah Islam pimpinan Rasulullah saw. berakhir, Khilafahlah satu-satunya sistem pemerintahan yang ditetapkan oleh syariah Islam. Inilah yang dipraktikkan Khulafaur Rasyidin. Bukan yang lain. Para ulama Ahlus Sunnah telah menyepakati kewajiban kaum Muslim menegakkan Khilafah ini. Al-’Allamah Abu Zakaria an-Nawawi, dari kalangan ulama mazhab Syafii, mengatakan, “Para imam mazhab telah bersepakat bahwa kaum Muslim wajib mengangkat seorang khalifah.” (An-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim, XII/205).
Karena itu Kekhilafahan bukanlah isme atau ajaran buatan manusia, melainkan ketetapan syariah. Karena itu pula, menyebut Kekhilafahan dengan Khilafahisme—apalagi disamakan dengan komunisme, kapitalisme dan liberalisme—adalah pelecehan terhadap syariah Islam.
Wallahu'alam bish shawab