Oleh: Widya Fauzi
"Rumahku adalah surgaku."
Sering mendengar hadist diatas?
Hadist yang sangat luar biasa dan sepatutnya mampu menenggelamkan keyakinan kita bahwa potensi untuk meraih surga itu amat dekat, di rumah kita sendiri.
Dalam sebuah kajian seorang Ustadz berkata, "Rumah bisa menjadi mihrab cinta menuju Ridha-Nya". Hal itu karena surga di dalam rumah begitu melekat pada sosok ayah dan ibu. Sebagaimana Abu Darda ra pernah meriwayatkan, Rasulullah SAW menegaskan, " Orangtuamu adalah jembatan menuju surga atau neraka." (HR. Ath-Thabrani).
Hal itu seolah menegaskan bahwa boleh kita beramal shaleh sebanyak-banyaknya, untuk meraih berbagai jalan menuju surga. Namun, jangan sampai terlupakan bahwa jalan menuju surga yang terdekat ada di rumah kita sendiri. Yakni lewat pintu orang tua.
Sang Ustadz menjelaskan mengapa masuk ke surga itu lebih mudah diraih dari pintu orang tua?
Pertama, karena pintu surga ini dekat, mudah dan ada di sekitar kita. Bila masih tinggal bersama, maka orangtua selalu ada di sisi kita, dekat sekali bukan. Jika sudah tidak tinggal bersama pun, tentu rumah mereka tetap mudah untuk dikunjungi. Bersilaturahim dan berusaha menyenangkan hati mereka. Jika mereka telah tiada insyaallah kita tetap bisa beramal shaleh untuk mereka dengan senantiasa mendoakan mereka.
Kedua, amalan shaleh pada orangtua lebih mudah diperhitungkan. Kenapa? Karena amalan menuju surga yang lain kita belum bisa memastikan. Karena diterima atau tidaknya amalan itu mutlak ditentukan oleh Allah SWT kelak. Shalat, puasa, zakat, haji, atau amal lainnya tidak bisa kita sahkan diterima oleh-Nya. Akan tetapi melalui amal berbakti pada orangtua Insyaallah lebih bisa diterima Allah. Misalnya, dengan hadir kata dari orang tua, "Aku meridhaimu nak," disertai dengan senyuman yang penuh kasih sayang. Maka hal tersebut bisa kita jadikan keyakinan bahwa salah satu tiket surga telah kita pegang. Bukankah ada hadist Nabi yang mengatakan bahwa "Ridha Allah ada pada ridha kedua orangtuamu." ?
Yuk, sama-sama meraih surga lewat pintu terdekat kita. Dengan menjadi anak yang berbakti dan penuh cinta pada orangtua kita. Menerima segala lebih dan kurangnya mereka, sebantiasa mengasihi mereka sebagaimana mereka mengasihi anak-anaknya sedari kecil.
Wallahu'alam bish Shawab.